Liputan6.com, Rembang: Rapat pleno Pengurus Besar Nahdlatul Ulama memutuskan Kiai Haji Masdar Farid Mas`udi sebagai Ketua Umum PBNU. Dia menggantikan posisi K.H. Hasyim Muzadi yang dinonkatifkan karena pencalonan dirinya sebagai wakil presiden berpasangan dengan Megawati Sukarnoputri dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Keputusan PBNU ini dihasilkan dalam rapat yang digelar di Rembang, Jawa Tengah, Ahad (16/5).
Selain itu, pengunduran diri Ketua PBNU Sholahuddin Wahid juga disetujui. Gus Solah adalah cawapres dari Partai Golongan Karya mendampingi Wiranto. Rapat ini dipimpin langsung oleh Rois Am PBNU K.H. Sahal Mahfudz dan dihadiri sebelas anggota Syuriah [baca: Hasyim Muzadi dan Sholahuddin Dinonkatifkan dari PBNU].
Menurut Juru Bicara Dewan Syuriah PBNU K.H. Mustofa Bisrie, penonaktifan kedua tokoh PBNU ini berlaku sejak 22 Mei mendatang. Rapat juga sepakat memberhentikan untuk sementara semua pengurus NU yang terlibat dalam tim sukses dan juru kampanye capres dan cawapres dalam pemilihan presiden 5 Juli mendatang.
Menurut rencana, Dewan Syuriah PBNU akan bertemu kembali dengan semua cawapres yang berasal dari NU di Jakarta, 29 Mei mendatang. Pertemuan tersebut bermaksud untuk menjelaskan posisi NU pada pemilihan presiden nanti.(DNP/Kukuh Ariwibowo)
Selain itu, pengunduran diri Ketua PBNU Sholahuddin Wahid juga disetujui. Gus Solah adalah cawapres dari Partai Golongan Karya mendampingi Wiranto. Rapat ini dipimpin langsung oleh Rois Am PBNU K.H. Sahal Mahfudz dan dihadiri sebelas anggota Syuriah [baca: Hasyim Muzadi dan Sholahuddin Dinonkatifkan dari PBNU].
Menurut Juru Bicara Dewan Syuriah PBNU K.H. Mustofa Bisrie, penonaktifan kedua tokoh PBNU ini berlaku sejak 22 Mei mendatang. Rapat juga sepakat memberhentikan untuk sementara semua pengurus NU yang terlibat dalam tim sukses dan juru kampanye capres dan cawapres dalam pemilihan presiden 5 Juli mendatang.
Menurut rencana, Dewan Syuriah PBNU akan bertemu kembali dengan semua cawapres yang berasal dari NU di Jakarta, 29 Mei mendatang. Pertemuan tersebut bermaksud untuk menjelaskan posisi NU pada pemilihan presiden nanti.(DNP/Kukuh Ariwibowo)