Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan merasa belum puas dengan kinerja Bank Mandiri. Oleh karena itu, ia menilai, bank Mandiri belum dapat disebut bank terbesar di Indonesia.
Dahlan menuturkan, salah satu hal yang mengganjal Bank Mandiri untuk menjadi bank terbesar di Indonesia kapitalisasi kecil sehingga membuat Bank Mandiri tidak dapat bersaing.
Padahal berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), kapitalisasi pasar saham PT Bank Mandiri Tbk mencapai Rp 181 triliun pada Senin (23/12/2013). Memang angka kapitalisasi pasar ini masih kalah dibandingkan kapitalisasi pasar saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mencapai Rp 232 triliun.
"Itu lah yang dialami oleh Bank Mandiri, sudah menjadi yang terbesar, tapi masih ada satu yang mengganjal," kata Dahlan, saat menghadiri acara perjanjian jual beli saham bersayarat asuransi Jiwa Inhealth, di Plaza Mandiri Jakarta, Selasa (23/12/2013).
Dahlan pun mengibaratkan, Bank Mandiri seperti pertandingan sepak bola Liverpool melawan Cardiff City yang berlangsung Sabtu malam lalu. Meski menang, klub sepak bola Inggris tersebut masih terganjal angka satu, bukan menang mutlak.
"Sekarang ini Mandiri di Indonesia, menangnya masih ngeganjel, ibarat Liverpool tadi malam, menang 3:1 itu masih ada 1 unsur yang menganjal," ungkapnya.
Dahlan berkeinginan Bank Mandiri menjadi salah satu perbankan besar di Asia. Namun, untuk menjadikan Bank Mandiri besar tidaklah mudah. Banyak proses yang harus dilakukan.
Salah satunya adalah, langkah akuisisi anak usaha PT Askes (Persero) PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia (InHealth) dengan 60 % kepemilikannya, dan menjadi pemegang saham mayoritas.
Bank Mandiri bersama Kimia Farma dan Jasindo mengakuisisi anak perusahaan milik Askes, PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (Inhealth) dengan nilai akuisisi Rp 1,75 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan, akuisisi tersebut dilakukan untuk mendukung progam pemerintah dan menguatkan sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Dengan akuisisi ini, Bank Mandiri nantinya akan memiliki 80% saham Inhealth, sementara Kimia Farma dan Jasindo masing-masing memiliki 10% kepemilikan saham.
"Akuisisi InHealth ini adalah inisiatif Bank Mandiri untuk menyukseskan implementasi BPJS Kesehatan sekaligus memanfaatkan peluang di sektor asuransi kesehatan," pungkas Budi. (Pew/Ahm)
Baca Juga:
Tiga BUMN Jadi Pemilik Baru Inhealth
Bank Mandiri Pasok Rp 16,25 Triliun Jelang Natal & Tahun Baru
Bank Mandiri Jadi Pemilik Mayoritas Asuransi Jiwa Inhealth
Dahlan menuturkan, salah satu hal yang mengganjal Bank Mandiri untuk menjadi bank terbesar di Indonesia kapitalisasi kecil sehingga membuat Bank Mandiri tidak dapat bersaing.
Padahal berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), kapitalisasi pasar saham PT Bank Mandiri Tbk mencapai Rp 181 triliun pada Senin (23/12/2013). Memang angka kapitalisasi pasar ini masih kalah dibandingkan kapitalisasi pasar saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mencapai Rp 232 triliun.
"Itu lah yang dialami oleh Bank Mandiri, sudah menjadi yang terbesar, tapi masih ada satu yang mengganjal," kata Dahlan, saat menghadiri acara perjanjian jual beli saham bersayarat asuransi Jiwa Inhealth, di Plaza Mandiri Jakarta, Selasa (23/12/2013).
Dahlan pun mengibaratkan, Bank Mandiri seperti pertandingan sepak bola Liverpool melawan Cardiff City yang berlangsung Sabtu malam lalu. Meski menang, klub sepak bola Inggris tersebut masih terganjal angka satu, bukan menang mutlak.
"Sekarang ini Mandiri di Indonesia, menangnya masih ngeganjel, ibarat Liverpool tadi malam, menang 3:1 itu masih ada 1 unsur yang menganjal," ungkapnya.
Dahlan berkeinginan Bank Mandiri menjadi salah satu perbankan besar di Asia. Namun, untuk menjadikan Bank Mandiri besar tidaklah mudah. Banyak proses yang harus dilakukan.
Salah satunya adalah, langkah akuisisi anak usaha PT Askes (Persero) PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia (InHealth) dengan 60 % kepemilikannya, dan menjadi pemegang saham mayoritas.
Bank Mandiri bersama Kimia Farma dan Jasindo mengakuisisi anak perusahaan milik Askes, PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (Inhealth) dengan nilai akuisisi Rp 1,75 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan, akuisisi tersebut dilakukan untuk mendukung progam pemerintah dan menguatkan sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Dengan akuisisi ini, Bank Mandiri nantinya akan memiliki 80% saham Inhealth, sementara Kimia Farma dan Jasindo masing-masing memiliki 10% kepemilikan saham.
"Akuisisi InHealth ini adalah inisiatif Bank Mandiri untuk menyukseskan implementasi BPJS Kesehatan sekaligus memanfaatkan peluang di sektor asuransi kesehatan," pungkas Budi. (Pew/Ahm)
Baca Juga:
Tiga BUMN Jadi Pemilik Baru Inhealth
Bank Mandiri Pasok Rp 16,25 Triliun Jelang Natal & Tahun Baru
Bank Mandiri Jadi Pemilik Mayoritas Asuransi Jiwa Inhealth