Selain mahasiswa, massa yang melakukan aksi unjuk rasa menolak film Soekarno: Indonesia Merdeka di depan gedung XXI Planet Hollywood, kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (24/12/2013) juga diramaikan oleh masyarakat biasa. Kebanyakan, mereka dari kalangan ibu-ibu.
Ironisnya, para Ibu itu tak mengetahui apa tujuan kehadiran mereka berkumpul di sana. Seorang ibu yang mengaku warga Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, bilang, dirinya hanya diajak.
"Saya ikut saja ke sini, namanya juga diajak. Masalahnya apa sih? Yang penting dapat uang jajan," celetuk si Ibu. Dia juga mengaku tak pernah menonton film garapan sutradara Hanung Bramantyo itu.
Lantas berapa duit yang didapat si Ibu tadi? Dia bilang, nilainya bervariasi, tergantung siapa yang mengajaknya ke sana. "Beda-beda. Ada yang Rp30 ribu, ada yang Rp40 ribu. Tergantung panitianya," jelasnya.
Hal senada diungkapkan seorang Ibu yang datang dari kawasan Cakung, Jakarta Timur. Dia mengaku hanya diajak temannya untuk berdemo. Sedikit berbeda, Ibu yang satu ini tahu film tersebut meskipun hanya melihat dalam bentuk iklan di televisi. "Saya mah lihat di teve," ucap dia.
Salah satu orator dalam aksinya bilang, pihaknya menuntut agar film itu ditarik dari bioskop. Menurutnya, Hanung salah menafsirkan sosok Soekarno di dalam film yang dampaknya mencoreng nama Presiden pertama Republik Indonesia itu.
Film yang sekarang sudah tayang di bioskop itu memang menuai kontroversi dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari Rachmawati Sukarnoputri. Rachma-sapaan akrab Rachmawati menuding Hanung telah mencuri idenya untuk menggarap film tersebut.
Selain melaporkan Hanung dan produser Ram Punjabi ke Polda Metro Jaya, Rachma juga membawa masalah ini ke Pengadilan Niaga di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Kabar terakhir, pengadilan telah memerintahkan untuk menyita master film dan melarang penayangan film di bioskop. (fei)
Ironisnya, para Ibu itu tak mengetahui apa tujuan kehadiran mereka berkumpul di sana. Seorang ibu yang mengaku warga Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, bilang, dirinya hanya diajak.
"Saya ikut saja ke sini, namanya juga diajak. Masalahnya apa sih? Yang penting dapat uang jajan," celetuk si Ibu. Dia juga mengaku tak pernah menonton film garapan sutradara Hanung Bramantyo itu.
Lantas berapa duit yang didapat si Ibu tadi? Dia bilang, nilainya bervariasi, tergantung siapa yang mengajaknya ke sana. "Beda-beda. Ada yang Rp30 ribu, ada yang Rp40 ribu. Tergantung panitianya," jelasnya.
Hal senada diungkapkan seorang Ibu yang datang dari kawasan Cakung, Jakarta Timur. Dia mengaku hanya diajak temannya untuk berdemo. Sedikit berbeda, Ibu yang satu ini tahu film tersebut meskipun hanya melihat dalam bentuk iklan di televisi. "Saya mah lihat di teve," ucap dia.
Salah satu orator dalam aksinya bilang, pihaknya menuntut agar film itu ditarik dari bioskop. Menurutnya, Hanung salah menafsirkan sosok Soekarno di dalam film yang dampaknya mencoreng nama Presiden pertama Republik Indonesia itu.
Film yang sekarang sudah tayang di bioskop itu memang menuai kontroversi dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari Rachmawati Sukarnoputri. Rachma-sapaan akrab Rachmawati menuding Hanung telah mencuri idenya untuk menggarap film tersebut.
Selain melaporkan Hanung dan produser Ram Punjabi ke Polda Metro Jaya, Rachma juga membawa masalah ini ke Pengadilan Niaga di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Kabar terakhir, pengadilan telah memerintahkan untuk menyita master film dan melarang penayangan film di bioskop. (fei)