Nasib PT Merpati Nusantara Airline (MNA) kini tengah menggantung di tangan pemerintah. Itu karena rapat koordinasi (rakor) yang menentukan masa depan maskapai penerbangan pelat merah itu belum juga terlaksana hingga saat ini.
Sebelumnya, pemerintah telah mengagendakan rakor restrukturisasi Merpati pada 23 Desember 2013. Rakor tersebut merupakan kelanjutan dari diskusi sebelumnya yang menyepakati pemberian tenggang waktu kepada perusahaan untuk melaporkan rencana bisnis ke depan paska restrukturisasi.
Namun Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa mengaku tak dapat menggelar rakor apabila Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan tidak hadir.
"Menterinya (Dahlan) saja tidak ada. Kalau Menterinya tidak ada, ya saya tunda sampai Menterinya ada. Mau tanggal berapa saja saya siap rakor," tegas dia kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Jumat (27/12/2013).
Hatta mengakui bahwa pemerintah memberikan waktu satu bulan supaya maskapai penerbangan pertama di Tanah Air itu dapat menyampaikan rencana bisnisnya ke depan. "Kalau rencana bisnisnya tidak masuk akal, pemerintah suruh bailout Rp 6,7 triliun ya tidak kuat," keluhnya.
Meski terlilit dengan tumpukan utang, dia meminta kepada PT Pertamina (Persero) untuk terus memasok bahan bakar avtur ke Merpati. "Pertamina tidak mau suplai bahan bakar lagi. Tapi saya sudah minta Pertamina suplai dulu lah," tandas Hatta.
Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, pihaknya akan menunggu rencana bisnis yang disusun manajemen Merpati terkait usulan konversi utang menjadi saham.
"Kami minta rencana bisnis yang jelas dari Merpati dan harus didukung serta rekomendasi dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kalau business plan-nya lengkap, kami akan pelajari apakah feasible atau tidak," tambah dia.
Bambang mengaku, rencana restrukturisasi utang dalam bentuk konversi saham tidak mudah diimplementasikan.
"Karena utang tidak jalan kepada lander, tapi bunga tetap berjalan, dan suatu saat kita harus bayar pajak pokok. Dan jika diubah menjadi saham, harus ada kepastian bahwa konversi ini untuk sesuatu hal yang produktif," terangnya. (Fik/Nrm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Baca juga:
Diminta Mundur, Pegawai `Rayu` Bos Merpati dengan Tumpeng
Dua Pesawat Merpati Ditarik karena Belum Bayar Sewa
Dahlan Ngotot Merpati Tutup, Menhub Masih Ingin Selamatkan
Sebelumnya, pemerintah telah mengagendakan rakor restrukturisasi Merpati pada 23 Desember 2013. Rakor tersebut merupakan kelanjutan dari diskusi sebelumnya yang menyepakati pemberian tenggang waktu kepada perusahaan untuk melaporkan rencana bisnis ke depan paska restrukturisasi.
Namun Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa mengaku tak dapat menggelar rakor apabila Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan tidak hadir.
"Menterinya (Dahlan) saja tidak ada. Kalau Menterinya tidak ada, ya saya tunda sampai Menterinya ada. Mau tanggal berapa saja saya siap rakor," tegas dia kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Jumat (27/12/2013).
Hatta mengakui bahwa pemerintah memberikan waktu satu bulan supaya maskapai penerbangan pertama di Tanah Air itu dapat menyampaikan rencana bisnisnya ke depan. "Kalau rencana bisnisnya tidak masuk akal, pemerintah suruh bailout Rp 6,7 triliun ya tidak kuat," keluhnya.
Meski terlilit dengan tumpukan utang, dia meminta kepada PT Pertamina (Persero) untuk terus memasok bahan bakar avtur ke Merpati. "Pertamina tidak mau suplai bahan bakar lagi. Tapi saya sudah minta Pertamina suplai dulu lah," tandas Hatta.
Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, pihaknya akan menunggu rencana bisnis yang disusun manajemen Merpati terkait usulan konversi utang menjadi saham.
"Kami minta rencana bisnis yang jelas dari Merpati dan harus didukung serta rekomendasi dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kalau business plan-nya lengkap, kami akan pelajari apakah feasible atau tidak," tambah dia.
Bambang mengaku, rencana restrukturisasi utang dalam bentuk konversi saham tidak mudah diimplementasikan.
"Karena utang tidak jalan kepada lander, tapi bunga tetap berjalan, dan suatu saat kita harus bayar pajak pokok. Dan jika diubah menjadi saham, harus ada kepastian bahwa konversi ini untuk sesuatu hal yang produktif," terangnya. (Fik/Nrm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Baca juga:
Diminta Mundur, Pegawai `Rayu` Bos Merpati dengan Tumpeng
Dua Pesawat Merpati Ditarik karena Belum Bayar Sewa
Dahlan Ngotot Merpati Tutup, Menhub Masih Ingin Selamatkan