Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui bahwa pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 27 Desember 2013 mengalami tekanan hebat. Capaian indeks bursa Indonesia bahkan kalah telak dibandingkan bursa regional ASEAN terutama Malaysia.
Kepala Eksekutif Pasar Modal OJK, Nurhaida mengatakan, IHSG bertengger di level 4.212,98 sampai dengan 27 Desember 2013. Perkembangan ini mengalami pertumbuhan minus 3,07% dari posisi indeks di level 4.346,48 pada 2 Januari 2013.
"Tekanan atau sentimen negatif di pasar modal cukup tajam sesuai kondisi global maupun domestik. Kondisi ini berpengaruh besar terhadap pasar modal di Tanah Air," ujarnya saat Konferensi Pers Akhir Tahun 2013 di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (30/12/2013).
Lebih jauh dia mengatakan, perkembangan menggairahkan terjadi pada indeks bursa Malaysia dengan pertumbuhan 11,13% dari level 1.674,72 menjadi 1.861,06 per 27 Desember ini.
"Masih kalah dari Filipina yang menorehkan pertumbuhan 0,49% dengan indeks bursa di level 5.889,83 dari per 2 Januari di level 5.860,99," ungkapnya.
Sedangkan Hong Kong tercatat mengalami pertumbuhan minus 0,29% dari level 23.311,98 menjadi 23.243,24. Bursa Korea Selatan bertahan di level 2.002,28 atau bertumbuh minus 1,42%, Singapura minus 1,62%, China minus 7,72% dan Thailand minus 7,73%.
Sementara di bursa regional, kata Nurhaida, indeks Nikkei225 Jepang mencetak rekor pertumbuhan tertinggi sebesar 51,37%. Disusul China (Shenzen) mencapai 19,72%, Australia bertumbuh 12,72% dan India sebesar 7,50%. (Fik/Ndw)
Kepala Eksekutif Pasar Modal OJK, Nurhaida mengatakan, IHSG bertengger di level 4.212,98 sampai dengan 27 Desember 2013. Perkembangan ini mengalami pertumbuhan minus 3,07% dari posisi indeks di level 4.346,48 pada 2 Januari 2013.
"Tekanan atau sentimen negatif di pasar modal cukup tajam sesuai kondisi global maupun domestik. Kondisi ini berpengaruh besar terhadap pasar modal di Tanah Air," ujarnya saat Konferensi Pers Akhir Tahun 2013 di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (30/12/2013).
Lebih jauh dia mengatakan, perkembangan menggairahkan terjadi pada indeks bursa Malaysia dengan pertumbuhan 11,13% dari level 1.674,72 menjadi 1.861,06 per 27 Desember ini.
"Masih kalah dari Filipina yang menorehkan pertumbuhan 0,49% dengan indeks bursa di level 5.889,83 dari per 2 Januari di level 5.860,99," ungkapnya.
Sedangkan Hong Kong tercatat mengalami pertumbuhan minus 0,29% dari level 23.311,98 menjadi 23.243,24. Bursa Korea Selatan bertahan di level 2.002,28 atau bertumbuh minus 1,42%, Singapura minus 1,62%, China minus 7,72% dan Thailand minus 7,73%.
Sementara di bursa regional, kata Nurhaida, indeks Nikkei225 Jepang mencetak rekor pertumbuhan tertinggi sebesar 51,37%. Disusul China (Shenzen) mencapai 19,72%, Australia bertumbuh 12,72% dan India sebesar 7,50%. (Fik/Ndw)