Meski usianya sudah 35 tahun, posisi Gianluigi Buffon sebagai penjaga gawang nomor satu Italia belum tergeser hingga kini. Bahkan, kiper legendaris Italia Dino Zoff menegaskan Buffon tetap menjadi salah satu yang terbaik di dunia.
"Gigi (Buffon) di posisi teratas di Italia, di Eropa dan seluruh dunia. Dia yang terbaik," kata Zoff kepada Corriere dello Sport seperti dilansir Football Italia, Senin (30/12/2013) waktu setempat.
Namun, Zoff yang pernah tampil 112 kali bersama Timnas Italia mencemaskan generasi kiper di negaranya. "Untuk sementara ada (Andrea) Consigli dan (Antonio) Mirante yang tidak lagi anak-anak. Saya tersadar, dalam arti positif, pilihan Genoa untuk terus bertaruh pada (Mattia) Perin. Ini memberikan kepercayaan diri untuk kiper begitu muda," ucapnya.
Ia juga bicara mengenai kelangkaan munculnya kiper muda akhir-akhir ini. "Dengan tekanan yang datang dari lingkungan sepakbola Italia anak-anak kita kehilangan keinginan mereka. Ini adalah peran semua orang, termasuk rekan setim, menunaikan tanggung jawab ini," ucap Zoff.
"Anak-anak harus merasakan gairah, Anda tak bisa memaksa itu. Saya ingin katakan untuk tidak takut melakukan kesalahan," tambahnya.
Zoff mengakui teknologi bola baru membuat kiper mengalami kesulitan di sepakbola modern. "Material bola sekarang lebih elastis, pemain dapat mengubah arah tendangan. Kiper takut salah bergerak," pungkasnya.(Bog)
Baca Juga:
Michael Schumacher Masih Kritis
Ini Resolusi Messi untuk Tahun 2014
Penyerang Barca Merapat ke Liverpool
"Gigi (Buffon) di posisi teratas di Italia, di Eropa dan seluruh dunia. Dia yang terbaik," kata Zoff kepada Corriere dello Sport seperti dilansir Football Italia, Senin (30/12/2013) waktu setempat.
Namun, Zoff yang pernah tampil 112 kali bersama Timnas Italia mencemaskan generasi kiper di negaranya. "Untuk sementara ada (Andrea) Consigli dan (Antonio) Mirante yang tidak lagi anak-anak. Saya tersadar, dalam arti positif, pilihan Genoa untuk terus bertaruh pada (Mattia) Perin. Ini memberikan kepercayaan diri untuk kiper begitu muda," ucapnya.
Ia juga bicara mengenai kelangkaan munculnya kiper muda akhir-akhir ini. "Dengan tekanan yang datang dari lingkungan sepakbola Italia anak-anak kita kehilangan keinginan mereka. Ini adalah peran semua orang, termasuk rekan setim, menunaikan tanggung jawab ini," ucap Zoff.
"Anak-anak harus merasakan gairah, Anda tak bisa memaksa itu. Saya ingin katakan untuk tidak takut melakukan kesalahan," tambahnya.
Zoff mengakui teknologi bola baru membuat kiper mengalami kesulitan di sepakbola modern. "Material bola sekarang lebih elastis, pemain dapat mengubah arah tendangan. Kiper takut salah bergerak," pungkasnya.(Bog)
Baca Juga:
Michael Schumacher Masih Kritis
Ini Resolusi Messi untuk Tahun 2014
Penyerang Barca Merapat ke Liverpool
