Citizen6, Tangerang: Kaligrafi Lengkongulama Pagedangan Tangerang Banten memang dikenal sebagai seni kaligrafi berkelas tinggi. Berbagai prestasi telah ditorehkan, seperti pemenang lomba Mushaf Alquran pada MTQ tingkat nasional maupun internasional. Karya-karya pekaligrafi Lengkongulama sendiri sudah banyak menghiasi dekorasi masjid-masjid besar Indonesia. Sebut saja lukisan kaligrafi di Masjid Istana, Masjid Hamzah Haz, Masjid Attin, pesanten dan lainnya.
Hudri seorang pegiat Kaligrafi Lengkongulama, mengatakan pada HUT Kabupaten Tangerang ke-70 tanggal 27 Desember lalu pihaknya diberi kesempatan memamerkan produk kaligrafi di Kawasan Pemkab Tigaraksa. Karya-karya seni kaligrafi Lengkongulama juga sering menghiasi beberapa pameran, seperti Pameran Festival Hijau Sinar Mas, Peresmian Taman Makam Pahlawan Aria Wangsakara Lengkongkulon.
“Untuk kaligrafi pajangan kami memproduksinya di rumah-rumah penduduk. Maklumlah rata-rata masyarakat kampung kami memiliki keahlian seni Kaligrafi dari bakat secara turun-temurun. Sebagian warga Lengkongulama sendiri adalah keturunan Arab,” papar Hudri.
Perkembangan Kaligrafi, jelasnya,dipelopori oleh H Mahfut Arham dan Abdul Rojak. Disebutkan, banyak penulis kaligrafi nasional berguru kepada Mahfudnya baik untuk keperluan lomba maupun pembuatan pajangan. Selanjutnya dikenal beberapa nama yang memperkenalkan Seni Kaligrafi Lengkongulama ke dunia interasional.
“Seni Kaligrafi Lengkongulama mempertahan keasliannya dengan tidak menggunakan teknik komputer. Seluruh pengerjaan dilakukan dengan kaidah menulis ayat-ayat Alquran. Saat ini generasi muda di sekolah dan luar sekolah kami giatkan mempelajari kaligrafi dengan biaya gratis,” ujar Hudri.
Ciri khas Kaligrafi Lengkongulama, tambahnya, penulisan dilakukan dalam berbagai jenis. Mulai dari tahap pembuatan dasar, penulisan dan pewarnaan finishing. Hampir rata-rata penulisan kaligrafi dengan gaya murni. Namun ada juga yang dicampur dengan lukisan. Dulu dasarnya lukisan kaligrafi adalah kaca sekarang menggunakan kain, karton, atau tembok. Sedangkan untuk penulisan rata-rata dilakukan dengan cat tembok.
“Mengenai harga kaligrafi dari Rp 100 ribu sesuai bahan tehnik dan lama pengerjaannya. Rata-rata dikerjakan secara berkelompok dan paling lama selesai seminggu” pungkasnya. (kw)
Penulis:
Edy Syahputra Tanjung
Tangerang, esyahputratanjXXX@gmail.com
Baca Juga:
Serunya Jadi Anggota UKM Robotik Sikonek
Undip Jadikan Menembak Sebagai UKM
Hudri seorang pegiat Kaligrafi Lengkongulama, mengatakan pada HUT Kabupaten Tangerang ke-70 tanggal 27 Desember lalu pihaknya diberi kesempatan memamerkan produk kaligrafi di Kawasan Pemkab Tigaraksa. Karya-karya seni kaligrafi Lengkongulama juga sering menghiasi beberapa pameran, seperti Pameran Festival Hijau Sinar Mas, Peresmian Taman Makam Pahlawan Aria Wangsakara Lengkongkulon.
“Untuk kaligrafi pajangan kami memproduksinya di rumah-rumah penduduk. Maklumlah rata-rata masyarakat kampung kami memiliki keahlian seni Kaligrafi dari bakat secara turun-temurun. Sebagian warga Lengkongulama sendiri adalah keturunan Arab,” papar Hudri.
Perkembangan Kaligrafi, jelasnya,dipelopori oleh H Mahfut Arham dan Abdul Rojak. Disebutkan, banyak penulis kaligrafi nasional berguru kepada Mahfudnya baik untuk keperluan lomba maupun pembuatan pajangan. Selanjutnya dikenal beberapa nama yang memperkenalkan Seni Kaligrafi Lengkongulama ke dunia interasional.
“Seni Kaligrafi Lengkongulama mempertahan keasliannya dengan tidak menggunakan teknik komputer. Seluruh pengerjaan dilakukan dengan kaidah menulis ayat-ayat Alquran. Saat ini generasi muda di sekolah dan luar sekolah kami giatkan mempelajari kaligrafi dengan biaya gratis,” ujar Hudri.
Ciri khas Kaligrafi Lengkongulama, tambahnya, penulisan dilakukan dalam berbagai jenis. Mulai dari tahap pembuatan dasar, penulisan dan pewarnaan finishing. Hampir rata-rata penulisan kaligrafi dengan gaya murni. Namun ada juga yang dicampur dengan lukisan. Dulu dasarnya lukisan kaligrafi adalah kaca sekarang menggunakan kain, karton, atau tembok. Sedangkan untuk penulisan rata-rata dilakukan dengan cat tembok.
“Mengenai harga kaligrafi dari Rp 100 ribu sesuai bahan tehnik dan lama pengerjaannya. Rata-rata dikerjakan secara berkelompok dan paling lama selesai seminggu” pungkasnya. (kw)
Penulis:
Edy Syahputra Tanjung
Tangerang, esyahputratanjXXX@gmail.com
Baca Juga:
Serunya Jadi Anggota UKM Robotik Sikonek
Undip Jadikan Menembak Sebagai UKM
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Advertisement
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atauopini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com