Liputan6.com, Baghdad: Pemilihan kandidat utama presiden baru Irak belum menemui kata sepakat. Hingga kini, Dewan Pemerintahan Irak tetap menjagokan Ghazi Yawar yang juga didukung beberapa golongan etnis dan agama. Sementara penguasa pendudukan Paul Bremer dan utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa Lakhdar Brahimi mendukung Adnan Pachachi, mantan Menteri Luar Negeri. Tak heran, proses pemilihan orang nomor satu di Irak ini diperkirakan akan menemui jalan buntu.
Selama ini, Dewan Pemerintahan Irak menganggap Yawar mampu menyatukan berbagai kelompok di Irak. Sementara Adnan Pachachi dianggap terlalu lunak terhadap mantan Presiden Irak Saddam Hussein. Kendati begitu, mereka tak memungkiri Pachachi adalah lambang nasionalisme Arab.
Hingga saat ini, belum jelas alasan keberatan AS atas Yawar. Kendati begitu, Yawar pernah mengkritik rancangan resolusi baru PBB yang diajukan AS yang membuat Irak hanya memiliki sedikit kendali atas 150 ribu tentara asing yang masih tinggal pascapenyerahan kekuasaan 30 Juni mendatang.
Terlepas dari perselisihan tersebut, Kota Baghdad kembali diguncang bom. Bom berkekuatan tinggi yang dibawa mobil sedan mewah meledak di dekat markas militer pasukan koalisi di Baghdad, Irak [baca: Sebuah Mobil Meledak di Baghdad]. Sedikitnya dua orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat ledakan tersebut. Sebelum dipakai pasukan koalisi, markas itu termasuk kompleks Istana Kepresidenan Saddam Hussein.
Sejauh ini penyebab insiden tersebut masih simpang siur. Sejumlah saksi mata menuturkan bom berasal dari sebuah sedan Mercedez yang sempat melaju pelan sebelum meledak. Sementara saksi mata yang lain mengatakan bom tersebut berasal dari roket atau mortir. Yang pasti, pihak kepolisian setempat menduga target utamanya adalah kantor Perdana Menteri yang terletak tak jauh dari tempat bom itu meledak [baca: Iyad Alawi, Kandidat PM Baru Irak ].(ORS/Ijx)
Selama ini, Dewan Pemerintahan Irak menganggap Yawar mampu menyatukan berbagai kelompok di Irak. Sementara Adnan Pachachi dianggap terlalu lunak terhadap mantan Presiden Irak Saddam Hussein. Kendati begitu, mereka tak memungkiri Pachachi adalah lambang nasionalisme Arab.
Hingga saat ini, belum jelas alasan keberatan AS atas Yawar. Kendati begitu, Yawar pernah mengkritik rancangan resolusi baru PBB yang diajukan AS yang membuat Irak hanya memiliki sedikit kendali atas 150 ribu tentara asing yang masih tinggal pascapenyerahan kekuasaan 30 Juni mendatang.
Terlepas dari perselisihan tersebut, Kota Baghdad kembali diguncang bom. Bom berkekuatan tinggi yang dibawa mobil sedan mewah meledak di dekat markas militer pasukan koalisi di Baghdad, Irak [baca: Sebuah Mobil Meledak di Baghdad]. Sedikitnya dua orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat ledakan tersebut. Sebelum dipakai pasukan koalisi, markas itu termasuk kompleks Istana Kepresidenan Saddam Hussein.
Sejauh ini penyebab insiden tersebut masih simpang siur. Sejumlah saksi mata menuturkan bom berasal dari sebuah sedan Mercedez yang sempat melaju pelan sebelum meledak. Sementara saksi mata yang lain mengatakan bom tersebut berasal dari roket atau mortir. Yang pasti, pihak kepolisian setempat menduga target utamanya adalah kantor Perdana Menteri yang terletak tak jauh dari tempat bom itu meledak [baca: Iyad Alawi, Kandidat PM Baru Irak ].(ORS/Ijx)