Kesadaran Donor Darah Orang Daerah Masih Rendah

Itulah alasan mengapa sampai saat ini PMI masih kekurangan 1 juta kantung darah.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 10 Jan 2014, 10:00 WIB
Tingkat kesadaran masyarakat yang tinggal di daerah untuk mendonorkan darah masih sangat rendah, bila dibanding masyarakat perkotaan. Itulah alasan mengapa sampai saat ini PMI masih kekurangan 1 juta kantung darah.

"Kurangnya sosialisasi tentang pentingnya donor darah di daerah menjadi penyebab utama. Untuk itu, PMI Pusat terus berupaya untuk menyosialisasikan pentingnya donor darah di sana," kata Kepala Bidang Pengadaan Darah Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta, dr. Dian Winarti dalam acara `1.000 Kantung Darah = 3.000 Nyawa` yang berlangsung di Gedung Orang Tua (OT) Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (9/1/2013)

Lebih lanjut Dian mengatakan bahwa setiap tahunnya PMI membutuhkan sekitar 4 juta kantung darah. Tapi sayang, sampai saat ini baru terpenuhi 3 juta kantung darah, dan masih membutuhkan 1 juta kantung darah lagi.

Untuk di DKI Jakarta sendiri, Dian berani mengatakan stok darah yang ada tidaklah kurang. Meski begitu, Dian tak memungkiri Jakarta pun pernah mengalami penipisan stok darah. "Itu terjadi pas bulan puasa dan lebaran. Memang saat itu PMI kekurangan stok darah," kata Dian menambahkan.

Ditambahkan Dian, bila boleh membandingkan antara stok darah yang ada di perkotaan seperti DKI Jakarta dan stok darah yang ada di daerah, bisa dikatakan DKI tidak mengalami kekurangan. Karena memang, kesadaran masyarakat kota untuk donor darah masih sangatlah tinggi.

Maka itu, ke depannya PMI akan terus mengerem masyarakat di daerah untuk mulai sadar mendonorkan darahnya. Sebab, satu kantung darah yang didonasiskan, sangat berarti bagi tiga nyawa yang membutuhkan.

(Adt/Abd)

Baca juga:

Sekali Donor Bisa untuk Tiga atau Empat Nyawa
Kisah Ahmad Kusaeni, Segar Bugar Berkat Donor Darah 146 Kali
Jatim Pendonor Darah Terbanyak, Sulteng Cuma Seorang

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya