Liputan6.com, Surabaya: Puluhan kader yang tergabung dalam Aksi Pro-Mega 96 menggelar pengumpulan cap jempol darah di pos sebuah komunikasi calon presiden Megawati Sukarnoputri-Hasyim Muzadi di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (5/6). Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap fatwa 24 kiai Nahdlatul Ulama di Pasuruan, Jatim, yang mengharamkan nahdlyin memilih calon presiden perempuan [baca: Kiai NU Jatim Menolak Presiden Wanita].
Sekretaris Aksi Pro-Mega 96 Wahyu Budiarto menilai, fatwa itu menzalimi Megawati yang menjabat presiden dan mencalonkan kembali sebagai orang nomor satu di negeri ini. Sementara cap jempol darah melambangkan perjuangan sampai darah penghabisan. Sejauh ini, sudah terkumpul 20 cap jempol darah. Rencananya, aksi ini digelar hingga 14 Juni mendatang. Selanjutnya, hasil tanda solidaritas ini akan dikirimkan ke posko Mega-Hasyim tingkat pusat hingga daerah. Menurut Wahyu, aksi serupa juga pernah mereka lakukan saat Megawati dizalimi oleh Rezim Orde Baru, pada 1996.(ZAQ/Hasan Sentot)
Sekretaris Aksi Pro-Mega 96 Wahyu Budiarto menilai, fatwa itu menzalimi Megawati yang menjabat presiden dan mencalonkan kembali sebagai orang nomor satu di negeri ini. Sementara cap jempol darah melambangkan perjuangan sampai darah penghabisan. Sejauh ini, sudah terkumpul 20 cap jempol darah. Rencananya, aksi ini digelar hingga 14 Juni mendatang. Selanjutnya, hasil tanda solidaritas ini akan dikirimkan ke posko Mega-Hasyim tingkat pusat hingga daerah. Menurut Wahyu, aksi serupa juga pernah mereka lakukan saat Megawati dizalimi oleh Rezim Orde Baru, pada 1996.(ZAQ/Hasan Sentot)