Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengaku tidak setuju dengan rencana pembangunan landasan pacu (runway) ke-3 di Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta) demi mengurangi kepadatan penerbangan.
Dahlan mengaku lebih menyetujui langkah efisiensi landasan ketimbang membangun lagi landasan pacu. Selama ini landasan pacu Bandara Soetta hanya menampung 64 pergerakan pewawat, dari kapasitas maksimal bisa mencapai 90 pergerakan.
"Nah ini berarti kurang padat daripada membangun landasan 3, lebih baik 2 landasan ini dimanfaatkan secara maksimal dulu," ungkap Dahlan di Jakarta, Jumat (10/1/2014).
Selain itu Dahlan juga menilai pembangunan landasan akan memerlukan dana yang cukup besar hingga Rp 40 triliun dan juga belum dihadapkan dengan pembebasan tanah yang mencapai 800 hektare (ha).
Namun tak hanya sekedar berpendapat tidak setuju, Dahlan memberikan solusi guna mendukung pengoperasian landasan yaitu dengan membangun jalan penghubung antara landasan 1 dengan landasan 2 yang disebut east cross.
"Nah pokoknya pesawat mendarat begitu bisa keluar langsung cepet keluar supaya landasannya bisa dipakai lagi, tidak usah sampai ujung," jelas mantan Dirut PLN itu.
Guna membangun east cross tersebut dirinya sudah menyetujui anggaran untuk pembangunanya sebesar Rp 2 triliun. BUMN menargetkan penghubung landasan tersebut dapat selesai dibangun dan bisa digunakan pada 2015.
"Itu lebih baik daripada membangun landasan yang nomor 3 memerlukan tanah 800 hektar itu bisa 10 desa, saya tidak optimis bisa," tutupnya. (Yas/Nrm)
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Menteri Perhubungan EE Mangindaan mengaku akan memasukkan pembangunan runway 3 Bandara Soekarno Hatta dalam solusi jangka menengah demi mengatasi kepadatan lalulintas udara. (Yas)
Dahlan mengaku lebih menyetujui langkah efisiensi landasan ketimbang membangun lagi landasan pacu. Selama ini landasan pacu Bandara Soetta hanya menampung 64 pergerakan pewawat, dari kapasitas maksimal bisa mencapai 90 pergerakan.
"Nah ini berarti kurang padat daripada membangun landasan 3, lebih baik 2 landasan ini dimanfaatkan secara maksimal dulu," ungkap Dahlan di Jakarta, Jumat (10/1/2014).
Selain itu Dahlan juga menilai pembangunan landasan akan memerlukan dana yang cukup besar hingga Rp 40 triliun dan juga belum dihadapkan dengan pembebasan tanah yang mencapai 800 hektare (ha).
Namun tak hanya sekedar berpendapat tidak setuju, Dahlan memberikan solusi guna mendukung pengoperasian landasan yaitu dengan membangun jalan penghubung antara landasan 1 dengan landasan 2 yang disebut east cross.
"Nah pokoknya pesawat mendarat begitu bisa keluar langsung cepet keluar supaya landasannya bisa dipakai lagi, tidak usah sampai ujung," jelas mantan Dirut PLN itu.
Guna membangun east cross tersebut dirinya sudah menyetujui anggaran untuk pembangunanya sebesar Rp 2 triliun. BUMN menargetkan penghubung landasan tersebut dapat selesai dibangun dan bisa digunakan pada 2015.
"Itu lebih baik daripada membangun landasan yang nomor 3 memerlukan tanah 800 hektar itu bisa 10 desa, saya tidak optimis bisa," tutupnya. (Yas/Nrm)
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Menteri Perhubungan EE Mangindaan mengaku akan memasukkan pembangunan runway 3 Bandara Soekarno Hatta dalam solusi jangka menengah demi mengatasi kepadatan lalulintas udara. (Yas)