Setelah molor sekitar 2 jam, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) akhirnya menyepakati pengalihan saham PT Kaltim Prima Coal dan PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS) sebagai konsekuensi sisa pembayaran utang kepada China Investment Corporation (CIC) sebesar US$ 1,3 miliar. Keputusan ini merupakan hasil dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Komisaris Utama BUMI, Suryo Bambang Sulistyo mengungkapkan agenda pertama dalam rapat tersebut telah mencapai kuorum dengan kehadiran total investor sebanyak 33,4%.
"Padahal batasan yang diperlukan untuk kuorum 33,3%, sedangkan yang hadir 33,4%. Mereka (investor) setuju supaya CIC bisa dilakukan secepat mungkin. Tapi bukan berarti yang tidak hadir tidak setuju," kata dia usai menghadiri RUPSLB di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (10/1/2014).
Dia menyatakan, mayoritas investor yang hadir berasal dari dalam negeri. Dengan persetujuan pembayaran utang tersebut, kata Suryo, akan meringankan beban bunga utang perusahaan secara signifikan.
"Sedangkan agenda kedua dan ketiha tidak mencapai kuorum. Selanjutnya, BUMI akan rapat. Mudah-mudahan setelah ini BUMI akan membaik karena penurunan beban bunga, ini yang terpenting," ujar Suryo.
Agenda kedua dan ketiga rapat BUMI, antara lain soal persetujuan untuk menjaminkan dan mengalihkan sebagian besar harta kekayaan perseroan.
Terakhir, perubahan struktur modal saham perseroan dan perubahan serta pengesahan seluruh anggaran dasar dan penambahan modal tanpa HMETD diundur.
Head of Investor Relation Ahmad Reza Wijaya menambahkan, 97% dari 33,33% investor yang hadir menyetujui pembayaran utang ke CIC melalui pengalihan saham kedua anak perusahaan BUMI.
"Sedangkan yang agenda kedua dan ketiga belum disetujui karena masing-masing harus penuhi kuorum sebanyak 60%-66%. Ini merupakan aturan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan ADRT," lanjut dia. (Fik/Ahm)
Baca Juga:
Grup Bakrie Keluar, Rothschild Kembali Masuk ke Bumi Plc
Bayar Utang, Bumi Resources Cari Dana Lewat Private Placement
Komisaris Utama BUMI, Suryo Bambang Sulistyo mengungkapkan agenda pertama dalam rapat tersebut telah mencapai kuorum dengan kehadiran total investor sebanyak 33,4%.
"Padahal batasan yang diperlukan untuk kuorum 33,3%, sedangkan yang hadir 33,4%. Mereka (investor) setuju supaya CIC bisa dilakukan secepat mungkin. Tapi bukan berarti yang tidak hadir tidak setuju," kata dia usai menghadiri RUPSLB di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (10/1/2014).
Dia menyatakan, mayoritas investor yang hadir berasal dari dalam negeri. Dengan persetujuan pembayaran utang tersebut, kata Suryo, akan meringankan beban bunga utang perusahaan secara signifikan.
"Sedangkan agenda kedua dan ketiha tidak mencapai kuorum. Selanjutnya, BUMI akan rapat. Mudah-mudahan setelah ini BUMI akan membaik karena penurunan beban bunga, ini yang terpenting," ujar Suryo.
Agenda kedua dan ketiga rapat BUMI, antara lain soal persetujuan untuk menjaminkan dan mengalihkan sebagian besar harta kekayaan perseroan.
Terakhir, perubahan struktur modal saham perseroan dan perubahan serta pengesahan seluruh anggaran dasar dan penambahan modal tanpa HMETD diundur.
Head of Investor Relation Ahmad Reza Wijaya menambahkan, 97% dari 33,33% investor yang hadir menyetujui pembayaran utang ke CIC melalui pengalihan saham kedua anak perusahaan BUMI.
"Sedangkan yang agenda kedua dan ketiga belum disetujui karena masing-masing harus penuhi kuorum sebanyak 60%-66%. Ini merupakan aturan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan ADRT," lanjut dia. (Fik/Ahm)
Baca Juga:
Grup Bakrie Keluar, Rothschild Kembali Masuk ke Bumi Plc
Bayar Utang, Bumi Resources Cari Dana Lewat Private Placement