Aksi-aksi Kontroversial Ariel Sharon `Singa Tuhan` Israel

Mantan Perdana Menteri Ariel Sharon dikenal sebagai tokoh militer yang kerap melancarkan aksi kontroversial.

oleh Riz diperbarui 12 Jan 2014, 16:58 WIB

Ariel Sharon, mantan Perdana Menteri (PM) Israel meninggal dunia pada usia 85 tahun, Sabtu 11 Januari 2014 siang waktu setempat.

Sharon menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Pusat Chaim Sheba, dekat Tel Aviv setelah koma selama 8 tahun. Perdana Menteri ke-11 memerintah Israel mulai 7 Maret 2001 hingga 14 April 2006. Ia akan dimakamkan pada Senin 12 Januari petang.

Ia dikenal sebagai tokoh militer Israel yang kerap melancarkan aksi kontroversial. Termasuk invansi dan pembantaian terhadap warga Yordania, Lebanon, dan Palestina. Atas tindak tanduknya tersebut, Sharon dijuluki dunia sebagai 'buldozer'.

Di mata Israel, Sharon, dipuja sebagai sosok pahlawan. Dia dijuluki 'Singa Tuhan'. Sejak menjadi Komandan Angkatan Bersenjata Israel (IDF), Sharon menunjukkan taringnya dalam perang 6 hari melawan Mesir, Jordania, dan Suriah, pada 1967.

Di bawah kendali Sharon, pasukan Israel habis-habisan berperang untuk menguasai wilayah Um Cataf yang menjadi persimpangan penting di Sinai. Israel berhasil mengambil alih situasi dan memenangkan perang dengan Mesir.

Pada Perang Yom Kippur War 1973 melawan koalisi negara-negara arab yang dipimpin oleh Mesir dan Suriah, Sharon juga tak segan untuk mengerahkan segenap pasukan militer IDF. Ia memimpin pergerakan 200 tank dan 5.000 tentara melintasi Terusan Suez.

Apa saja aksi kontroversial Ariel Sharon, berikut penjelasannya yang dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber.



1. Pembantaian Warga Palestina

Di mata negara tetangga di Timur Tengah, Sharon dikenal sebagai penjahat perang. Ada beberapa langkah kontroversial yang dilakukannya hingga membuat korban jiwa, termasuk warga Palestina, berjatuhan.

Pada masa Perang Lebanon 1982, Sharon yang menjabat Menteri Pertahanan Israel disebut sebagai orang yang bertanggung jawab atas pembantaian warga Palestina yang dilakukan kelompok militer Kristen Lebanon di kamp pengungsi Sabra dan Shatila, Beirut Lebanon.

Berdasarkan hasil penyelidikan, Sharon dinyatakan tidak menghentikan aksi pembantaian oleh kelompok yang menjadi sekutu Israel tersebut. Atas pembantaian itu, Sharon dijuluki 'Penjaga Beirut'.

Sharon juga pernah membentuk unit khusus 101 IDF untuk membalas dendam serangan sebuah kelompok teroris asal Yordania di Desa Qibya. Sharon menginstruksikan IDF menghancurkan 10 rumah. Tapi faktanya, IDF menembaki 45 rumah warga, sekolah dan masjid hingga menyebabkan 69 orang tewas.



2. Kunjungi Masjid Al-Aqsa

Semasa hidupnya, Sharon juga pernah melakukan aksi yang dinilai provokatif, yakni dengan mengunjungi Masjid Al-Aqsa di Jerusalem, pada tahun 2000. Meski ia menegaskan kunjungannya tak bermaksud memprovokasi, tapi sejumlah kalangan menilai kedatangannya menjadi preseden buruk bagi perdamaian dengan Palestina.

Saat kunjungan, ratusan massa memadati sekitar masjid untuk memprotes kedatangan Sharon. Meski demikian, aksi massa tetap damai, tak sampai membuat kericuhan.



3. Bangun Pembatas di Lahan Palestina

Pada 2002, Sharon juga melakukan hal yang disebut-sebut merampas hak-hak warga Palestina dengan menyetujui tindakan sepihak atas pembangunan pembatas di lahan Palestina, Tepi Barat, setelah serangan mematikan yang dilakukan oleh militan Palestina.

Meski demikian, Sharon berdalih, pembangunan pembatas itu bertujuan untuk mencegah aksi para teroris memasuki kota-kota di Israel. Pembatas dibangun juga untuk melindungi mobil dan warga Israel dari serangan senjata api.



4. Ancam Yaser Arafat

Sharon yang lahir pada 26 Februari 1928 itu juga disebut-sebut bertanggung jawab terhadap pembunuhan mantan Presiden Palestina, Yasser Arafat pada 2004 yang meninggal akibat diracun.

Sebab Sharon pernah mengungkapkan, pada 2004, bahwa Presiden Palestina Yasser Arafat bisa menjadi target pembunuhan Israel pada masa mendatang. Ucapannya itu merupakan ancaman paling eksplisit yang dilontarkan Sharon terhadap musuh lamanya itu. (Riz/Yus)


Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya