Bila biasanya warga luar Bandung yang bertandang di Kota Parahyangan lebih memilih menghabiskan waktu di pusat perbelanjaan atau Factory Outlet (FO) yang tersebar di hampir setiap sudut kota, kini alternatif lain sudah disediakan oleh Pemerintah setempat. Salah satunya, Taman Jomblo.
Para jomblo dari luar kota Bandung yang ingin menikmati kesendirian dengan cara berbeda, cobalah mampir ke Taman Jomblo, di bawah kolong jembatan Pasupati. Siapa tahu dengan duduk menyendiri di sana, Anda dapat menemukan tambatan hati.
Dahulu, kolong jembatan Pasupati merupakan tempat yang sangat kumuh. Selain sampah, kolong tersebut pun kerap dijadikan pengemis dan anak jalanan berkumpul. Tapi sekarang, di masa kepemimpinan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, tempat kumuh itu disulap menjadi taman yang indah, elok, dan sedap dipandang mata.
Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil mengakui bahwa di Bandung banyak taman terbengkalai. Juga banyak ruang negatif yang sebenarnya dapat dibenahi dan dipercantik. Maka itu, Ridwan mengaktivasi semua itu dengan cara-cara yang kreatif.
Emil mengatakan, Taman Jomblo ini sebenarnya bernama Taman Pasupati yang memiliki panjang sekitar 700 meter. Di dalamnya disediakan balok berwarna-warni yang dapat digunakan untuk duduk dan bersantai. Hanya saja, tempat duduk yang disediakan dalam bentuk `single seat`.
"Taman Jomblo ini awalnya adalah taman yang untuk duduk, tapi buat satu orang satu. Lalu banyak yang nanya, Pak kenapa duduknya satu-satu? Ya sudah, sekalian saja temanya itu (jomblo)," kata Ridwan Kamil saat diwawancarai Health Liputan6.com di Bandung baru-baru ini, ditulis Senin (13/1/2013)
Sambil berkelakar Ridwan Kamil mengatakan bahwa populasi jomblo di Kota Kembang itu sangat banyak. Jadi, pas rasanya bila taman itu diberi nama Taman Jomblo. "Dari pada terpisah-pisah, kita kumpulkan dengan sesamanya," kata Emil sambil tertawa.
Lebih lanjut pria yang juga berprofesi sebagai dosen arsitektur di Institut Tekhnologi Bandung (ITB) ini menjelaskan, alasan dibuatnya taman di bawah kolong jembatan Pasupati itu. Selain teduh, para jomblo atau pengunjung taman tidak kehujanan.
"Supaya teduh. Selain itu, supaya jomblo tidak kehujanan. Kalau jomblo kehujanan, tragis, ya. Kita baik hati memahami perasaan warga Bandung," kata Emil menerangkan.
Para jomblo dari luar kota Bandung yang ingin menikmati kesendirian dengan cara berbeda, cobalah mampir ke Taman Jomblo, di bawah kolong jembatan Pasupati. Siapa tahu dengan duduk menyendiri di sana, Anda dapat menemukan tambatan hati.
Dahulu, kolong jembatan Pasupati merupakan tempat yang sangat kumuh. Selain sampah, kolong tersebut pun kerap dijadikan pengemis dan anak jalanan berkumpul. Tapi sekarang, di masa kepemimpinan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, tempat kumuh itu disulap menjadi taman yang indah, elok, dan sedap dipandang mata.
Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil mengakui bahwa di Bandung banyak taman terbengkalai. Juga banyak ruang negatif yang sebenarnya dapat dibenahi dan dipercantik. Maka itu, Ridwan mengaktivasi semua itu dengan cara-cara yang kreatif.
Emil mengatakan, Taman Jomblo ini sebenarnya bernama Taman Pasupati yang memiliki panjang sekitar 700 meter. Di dalamnya disediakan balok berwarna-warni yang dapat digunakan untuk duduk dan bersantai. Hanya saja, tempat duduk yang disediakan dalam bentuk `single seat`.
"Taman Jomblo ini awalnya adalah taman yang untuk duduk, tapi buat satu orang satu. Lalu banyak yang nanya, Pak kenapa duduknya satu-satu? Ya sudah, sekalian saja temanya itu (jomblo)," kata Ridwan Kamil saat diwawancarai Health Liputan6.com di Bandung baru-baru ini, ditulis Senin (13/1/2013)
Sambil berkelakar Ridwan Kamil mengatakan bahwa populasi jomblo di Kota Kembang itu sangat banyak. Jadi, pas rasanya bila taman itu diberi nama Taman Jomblo. "Dari pada terpisah-pisah, kita kumpulkan dengan sesamanya," kata Emil sambil tertawa.
Lebih lanjut pria yang juga berprofesi sebagai dosen arsitektur di Institut Tekhnologi Bandung (ITB) ini menjelaskan, alasan dibuatnya taman di bawah kolong jembatan Pasupati itu. Selain teduh, para jomblo atau pengunjung taman tidak kehujanan.
"Supaya teduh. Selain itu, supaya jomblo tidak kehujanan. Kalau jomblo kehujanan, tragis, ya. Kita baik hati memahami perasaan warga Bandung," kata Emil menerangkan.
Siapa pun boleh ke Taman Jomblo, termasuk LDR
Bila saat ini Anda dan pasangan memilih untuk menjalani hubungan jarak jauh alias LDR (long distance relationship) cobalah nikmati kesendirian dan mampirlah ke Taman Jomblo atau Taman Pasupati. Kata Ridwal, LDR kan istilah lain dari jomblo.
"LDR boleh datang. Kan LDR itu versi lain dari jomblo. Lo Doang Relationship, yang di sononya enggak ngaruh," kata Emil kembali tertawa.
Sebenarnya, Taman Jomblo tersebut terbuka bebas untuk siapa saja yang ingin berkunjung ke sana. Tua, muda, jomblo, atau punya pasangan sekali pun diperbolehkan untuk menghabiskan waktu di sana. Karena memang, taman itu bukanlah teman yang dikhususkan untuk para jomblo. Sedangkan jomblo itu sendiri merupakan tema untuk menggambarkan kondisi di taman tersebut.
Di taman itu pengunjung dapat melakukan banyak aktivitas, salah satunya berselancar di internet. Sebab, pemkot sudah menyediakan wifi yang dapat digunakan.
"Anak Bandung itu pasti banyak yang fakir kuota ya. Yang kuotanya terbatas kalau dikasih wifi indeks kebahagiannya meningkat," kata Emil menerangkan.
Advertisement
Ada juga Taman Skateboard di sana
Selain `Taman Jomblo`, masih ada taman lainnya yang berada di Taman Pasupati tersebut, yaitu Taman Skateboard.
Taman Skateboard terletak di belakang Taman Jomblo. Taman itu dibangun demi memuaskan hasrat para remaja yang gemar berolahraga skateboard, tapi selama ini tak memiliki tempat.
Di Taman Skateboard terdapat dua bagian. Bagian pertama dirancang bagi pemula, sedangkan bagian lainnya dirancang untuk skaters profesional.
Masih bingung mau menghabiskan waktu? Mending ke Taman Jomblo saja.
(Adt/Abd/*)