42 Desa di Lebak Berstatus Waspada Banjir

Tak cuma Ibukota, banjir juga menyambangi beberapa kawasan yang berada di bawah pimpinan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, yakni Lebak.

oleh Nadya Isnaeni Panggabean diperbarui 13 Jan 2014, 18:27 WIB
Tak cuma Ibukota, banjir juga menyambangi beberapa kawasan yang berada di bawah pimpinan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, yakni Lebak. Saking mengkhawatirkannya kondisi genangan di kabupaten itu, maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak kini memberlakukan status waspada.

Permukaan air di Sungai Ciberang naik hingga ketinggian 245 centimeter dengan debit air 282 meter kubik per detiknya.

"Kami minta warga yang tinggal di daerah bantaran sungai agar meningkatkan kewaspadaan banjir guna menghindari korban jiwa," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Lebak, Kaprawi di Rangkasbitung, Banten, Senin (13/1/2014).

Kaprawi menuturkan, ada sekitar 42 desa yang tercatat masuk ke dalam kategori rawan banjir dan longsor. 42 Desa itu berada di Kecamatan Wanasalam, Banjarsari, Rangkasbitung, Warunggunung, Cileles, Cibadak, Leuwidamar, Bayah. Selain itu Cikulur, Cimarga, Kalanganyar, Sobang, Cibeber, Cilograng, dan Sajira.

"Kami berharap masyarakat selalu siaga saat hujan turun agar tidak menjadi korban banjir," ujar Kaprawi.

Menurut Kaprawi, selama ini Lebak memang termasuk daerah langganan banjir. Ini karena adanya beberapa daerah aliran sungai (DAS), seperti Sungai Ciberang, Cisimeut, Ciujung, Cibinuangeun, Cicinta, dan Ciipuh. Ditambah lagi dengan kehadiran ratusan anak sungai yang berada di kawasan hulu Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dan kawasan hutan lindung Baduy.

Sementara itu, akibat hujan lebat di kawasan hulu, kemungkinan banjir besar bakal menerjang kawasan Rangkasbitung hingga Tol Merak-Jakarta.

"Kami minta warga mengungsi ke tempat lain jika hujan terus-menerus terjadi, khususnya yang tinggal di daerah rawan banjir," tutur Kaprawi.  (Ant/Ndy/Sss)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya