Liputan6.com, Palembang: Kapal Motor Anugerah milik PT Hobring Jasa Musi karam di pinggir Sungai Musi Palembang, Sumatra Selatan, Jumat (11/6). Kapal yang bermuatan 45 ton gula dan 10 ton minyak sayur itu tenggelam, sesaat sebelum mengangkat jangkar meninggalkan lokasi. Kapal Anugerah akan mengirim muatan ke Sungai Selan di Provinsi Bangka Belitung. Dugaan sementara kapal tersebut tenggelam karena lambung kapal bocor tertusuk tonggak saat bersandar di dermaga. Seorang anak buah kapal bernama Kupik dinyatakan hilang dalam insiden ini. Dia diduga terjebak di antara tumpukan karung gula dan drum minyak sayur di dalam kapal.
Soleh, nakhoda kapal, selamat setelah meloncat ke kapal lain. Menurut dia, saat kejadian Kupik tengah membetulkan lambung kapal yang bocor dibantu oleh Apuk. Namun kapal tersebut tidak bisa diperbaiki dan belakangan malah tenggelam. Apuk berhasil selamat sedangkan Kupik tenggelam bersama kapal. Sementara itu, keluarga korban yang mendatangi tempat kejadian hanya bisa menangisi Kupik yang belum ditemukan. Mereka berharap perusahaan pemilik gula dan minyak sayur serta nakhoda bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Aparat Kepolisian Sektor Gandus bersama warga setempat berusaha mengurangi gula yang ada di dalam kapal untuk menyelamatkan korban. Namun hingga siang tadi Kupik belum ditemukan. Selain itu, tim penyelamat juga mengerahkan buldoser untuk menarik kapal yang tenggelam, meski belum berbuah hasil. Tim penyelamat hanya berhasil mengangkut gula sebanyak tiga ton dari dalam kapal.
Musibah yang dialami sejumlah kapal motor di negeri ini memang beragam. Terakhir, KM Putera Prima Ekspres dan Kapal Kargo Setia Usaha bertabrakan di Perairan Selat Air Hitam, Kabupaten Bengkalis, Riau [baca: Kapal Tabrakan di Riau, Lima Penumpang Tewas]. Akibatnya, lima orang penumpang tewas dan 17 orang luka-luka dalam kejadian tersebut.(YAN/Ajmal Rokian dan Yanuar Ichrom)
Soleh, nakhoda kapal, selamat setelah meloncat ke kapal lain. Menurut dia, saat kejadian Kupik tengah membetulkan lambung kapal yang bocor dibantu oleh Apuk. Namun kapal tersebut tidak bisa diperbaiki dan belakangan malah tenggelam. Apuk berhasil selamat sedangkan Kupik tenggelam bersama kapal. Sementara itu, keluarga korban yang mendatangi tempat kejadian hanya bisa menangisi Kupik yang belum ditemukan. Mereka berharap perusahaan pemilik gula dan minyak sayur serta nakhoda bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Aparat Kepolisian Sektor Gandus bersama warga setempat berusaha mengurangi gula yang ada di dalam kapal untuk menyelamatkan korban. Namun hingga siang tadi Kupik belum ditemukan. Selain itu, tim penyelamat juga mengerahkan buldoser untuk menarik kapal yang tenggelam, meski belum berbuah hasil. Tim penyelamat hanya berhasil mengangkut gula sebanyak tiga ton dari dalam kapal.
Musibah yang dialami sejumlah kapal motor di negeri ini memang beragam. Terakhir, KM Putera Prima Ekspres dan Kapal Kargo Setia Usaha bertabrakan di Perairan Selat Air Hitam, Kabupaten Bengkalis, Riau [baca: Kapal Tabrakan di Riau, Lima Penumpang Tewas]. Akibatnya, lima orang penumpang tewas dan 17 orang luka-luka dalam kejadian tersebut.(YAN/Ajmal Rokian dan Yanuar Ichrom)
