Akuisisi PT Pertamina (Persero) terhadap PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) memberikan keuntungan bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor minyak dan gas (migas) tersebut. Pertamina melalui anak usahanya PT Pertagas (Persero) akan memperoleh tambahan suplai gas dari dalam negeri guna terus menekuni bisnis gas di Tanah Air.
Direktur Utama PT Pertagas Niaga (Persero), Jugi Prajogio mengungkapkan, PGN mempunyai volume distribusi gas yang cukup besar dibanding Pertamina yaitu sekitar 600 juta kaki kubik per hari (mmscfd)-700 mmscfd.
"Pertamina grup di luar PGN menghasilkan gas sebesar 500 mmscfd Sehingga jika Pertagas dan PGN digabung bisa mendistribusikan gas dengan volume 1.200 mmscfd," ungkap dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Medan, seperti ditulis Jumat (17/1/2014).
Dengan peningkatan pasokan gas tersebut, kata Jugi akan mengurangi beban kebutuhan bahan bakar minya (BBM) non subsidi yang mencapai 20 juta kiloliter (kl) per tahun. Jika disetarakan dengan gas, tambahnya, sekitar 2.800 mmscfd.
"Memang lebih besar jumlah produksi gas PGN karena gas mereka juga dari kami. Kebutuhan gas sangat besar sekali ," ucapnya.
Di samping itu, Jugi mengakui, penggabungan antara Pertagas dan PGN akan semakin membuat harmonisasi pipa gas keduanya menjadi lebih baik. Maklum, kedua perusahaan ini dikabarkan tidak akur karena jalur pipa gas Pertagas dan PGN kerap bersinggungan di banyak daerah.
"Saya melihat kalau keduanya bergabung, harmonisasi pipa gas akan saling terkoneksi dan terbuka (open access). Itu enak sekali. Sebab selama ini pipa gas PGN masih tertutup (close access)," jelasnya.
Dia mencontohkan, persinggungan pipa terjadi di daerah Jawa Barat dan Jawa Timur sehingga penataan pipa di kedua wilayah tersebut amburadul.
"Ada daerah yang (penataan pipa) acak kadut, misalnya Jabar dan Jatim. Coba kalau di taruh pipa PGN, kemudian Pertagas dan pipa non PGN dan Pertagas jika bisa open access maka punya kemampuan daya serap tinggi. Ini sangat menguntungkan bagi kita semua," pungkas Jugi. (Fik/Ndw)
Baca juga:
Beri Opsi, Dahlan Beberkan Kronologi Rapat Pertamina-PGN
Dahlan Iskan Pastikan Pertamina Akuisisi PGN
Direktur Utama PT Pertagas Niaga (Persero), Jugi Prajogio mengungkapkan, PGN mempunyai volume distribusi gas yang cukup besar dibanding Pertamina yaitu sekitar 600 juta kaki kubik per hari (mmscfd)-700 mmscfd.
"Pertamina grup di luar PGN menghasilkan gas sebesar 500 mmscfd Sehingga jika Pertagas dan PGN digabung bisa mendistribusikan gas dengan volume 1.200 mmscfd," ungkap dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Medan, seperti ditulis Jumat (17/1/2014).
Dengan peningkatan pasokan gas tersebut, kata Jugi akan mengurangi beban kebutuhan bahan bakar minya (BBM) non subsidi yang mencapai 20 juta kiloliter (kl) per tahun. Jika disetarakan dengan gas, tambahnya, sekitar 2.800 mmscfd.
"Memang lebih besar jumlah produksi gas PGN karena gas mereka juga dari kami. Kebutuhan gas sangat besar sekali ," ucapnya.
Di samping itu, Jugi mengakui, penggabungan antara Pertagas dan PGN akan semakin membuat harmonisasi pipa gas keduanya menjadi lebih baik. Maklum, kedua perusahaan ini dikabarkan tidak akur karena jalur pipa gas Pertagas dan PGN kerap bersinggungan di banyak daerah.
"Saya melihat kalau keduanya bergabung, harmonisasi pipa gas akan saling terkoneksi dan terbuka (open access). Itu enak sekali. Sebab selama ini pipa gas PGN masih tertutup (close access)," jelasnya.
Dia mencontohkan, persinggungan pipa terjadi di daerah Jawa Barat dan Jawa Timur sehingga penataan pipa di kedua wilayah tersebut amburadul.
"Ada daerah yang (penataan pipa) acak kadut, misalnya Jabar dan Jatim. Coba kalau di taruh pipa PGN, kemudian Pertagas dan pipa non PGN dan Pertagas jika bisa open access maka punya kemampuan daya serap tinggi. Ini sangat menguntungkan bagi kita semua," pungkas Jugi. (Fik/Ndw)
Baca juga:
Beri Opsi, Dahlan Beberkan Kronologi Rapat Pertamina-PGN
Dahlan Iskan Pastikan Pertamina Akuisisi PGN