Ditahan KPK, Anas Tetap `Hadiri` Peluncuran Buku Terbarunya

Anas 'hadir' melalui surat yang berisi nasihat pergerakan kepada anggota Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI).

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 17 Jan 2014, 17:56 WIB
Meski berada di tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tersangka kasus dugaan gratifikasi proyek Hambalang Anas Urbaningrum, tak mau ketinggalan ambil bagian dalam peluncuran buku ke-11 yang ditulisnya. Anas 'hadir' dalam bentuk surat.

Surat perjuangan itu dibacakan fungsionaris Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) I Gede Pasek Suardika. Dalam suratnya, Anas meminta seluruh aktivis PPI untuk tetap semangat bergerak, meski diawali dengan susah payah.

Mantan Ketua Komisi III DPR itu mengatakan, surat-surat yang dikirmkan Anas merupakan bukti mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu tetap memberi kontribusi, meski berada di tahanan.

"Itu bagian daripada bahwa beliau tetap bergerak, seperti dia katakan dulu, 'raga saya di bui, tapi pikiran dan jiwa saya tidak bisa'. Dan itu yang dilakukan Mas Anas sekarang," tandas Pasek.

Berikut isi surat Anas;

Kepada yang terhormat:
Para sahabat aktivis PPI dan kaum pergerakan.

Assalamu'alaikum Wr, Wb.
Salam sejahtera untuk kita semua

Alhamdulillah, kondsi saya sehat dan tidak kurang apa pun juga. Yang berkurang adalah kebebasan ruang, dan kebebasan lain. Meski dalam kondisi kesempitan, tidak dianggap sebagai suatu hal yang serius.

Tidak ada yang berkurang pada keyakinan dan optimisme pada masa depan yang lebih baik. Saat jadi saya mundur dari Partai Demokrat, itu halaman terakhir di Partai Demokrat yang saya cintai. Tapi itu bukan halaman akhir bagi negara ini, masih ada halaman berikutnya.

Maka sebuah buku kehidupan seluas perjuangan kehidupan itu sendiri. Salah satu hal yang kita lakukan, menggali, menghidupkan dan mengembangkan semangat pergerakan Indonesia yang lebih baik. Ini yang kita sepakati sebagai PPI. PPI sebagai cara untuk terus mencintai, bekontribusi, bekerja, dan beramal untuk Indoensia.

Sejak awal, PPI kiat buat sebagai sebuah organisasi sesungguhnya dengan modal semangat, tekad, keyakinan, dan juga nekad. Kita sepakat PPI itu bagian dari kita untuk menjadikan bangsa Indonesia lebih baik. Kita berharap PPI go public jadi milik masyarakat Indonesia.

Sejak awal, saya tegaskan bahwa PPI tidak boleh identik dengan Anas dan Anas tidak identik dengan PPI. PPI tidak boleh jadi properti Anas dan keluarga Anas. PPI tidak boleh jadi properti bagi perintis, pendiri, dan penggaasnya.

Semoga kelak, PPI jadi bayi sehat yang terus tumbuh menjadi energi bagi bangsa Indonesia lebih baik. PPI tidak boleh tergantung Anas, nasib PPI bukan nasib Anas. Anas hanya bagian kecil PPI dan kerja-kerja yang harus dilakukan.

Saya berharap nasib PPI adalah nasib Indonesia bermasa depan. Pergerakan ini adalah ikhtiar politik meski berat dan sulit bertujuan untuk membuka sejarah untuk kemudahan bersama. Jika kita mulai dari kesulitan, Insyallah hasilnya kemudahan untuk orang banyak.

Dalam perjuangan itu, saya tidak pernah surut semangat. Tidak ada argumentasi saya untuk ke belakang, dan lempar handuk. Saya tetap bersama teman-teman untuk memajukan PPI, meski kita dibatasi ruang dan jarak. Jika sejarah menghendaki, kelak apa yang kita kerjakan akan jadi monumen hidup, dan menghidupkan Indonesia.

Saya berpesan PPI harus:
1. Menjaga motivasi, idealisme untuk majukan pergerskan
2. Menjaga terus soliditas, kekompakan rasa saling percaya, rasa saling menolong di antara aktivis perubahan
3. Menjaga terus sikap, hindari permusuhan dan kebencian. Sikap kritis harus jauh lebih dikedepankan daripada kebencian
4. Teruskan konsolidasi dengan teman-teman di daearh agar pemikiran dan gagasan bisa tersebar
luas
5. Lanjutkan tradisi memajukan tindakan, amal pikiran bagi masyarakat yang dibutuhkan

Apa yang kita rawat bersama, akan jadi bibit yang sehat dan meyehatkan Indonesia. Kita tidak perlu memikirkan siapa yang menikmatinya seperti petani yang tak peduli siapa yang menikmati berasnya. Yakinlah pula, bahwa kita mendapat amanat, nikmat, dalam merintis bayi kecil bermama PPI. Ini tanggung jawab bersama agar kelak jadi manusia dewasa yang kaya akan amal.

Terus bergerak!
Salam pergerakan.
16 Januari 2014,
Sahabatmu,
Anas Urbaningrum

(Rmn/Sss)

Baca juga:

Gede Pasek Dipecat, Loyalis Anas: Demokrat Khianati Demokrasi
Meski Dibui, Anas Urbaningrum `Luncurkan` Buku
Pria Ini yang Larang Anas ke KPK 7 Januari

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya