Banjir besar yang menerjang Kota Manado, Sulawesi Utara, membuat sebuah jembatan di pusat kota ambles. Warga kini juga kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak.
Tayangan Liputan 6 SCTV, Sabtu (18/1/2014) dini hari memberitakan, sebuah truk pengangkut semen Jumat 17 Januari 2014 sore terperosok di Jembatan Boulevard, Manado, yang ambles akibat terjangan banjir besar beberapa hari lalu.
Saat melintas, truk terjebak macet di atas jembatan. Tiba-tiba jembatan jebol dan membuat bagian depan truk terperosok.
Mengantisipasi makin besarnya lubang yang amblas, polisi langsung menutup akses jalan jembatan dan mengalihkan arus lalu lintas ke Jalan Samratulangi.
Selain membuat ambles jembatan, 3 SPBU di kota tersebut juga terendam banjir. Akibatnya, BBM menjadi langka di kota ini. Dibutuhkan beberapa hari untuk membenahi SPBU dan membuat pasokannya kembali normal.
Hal ini lantaran, semua minyak yang ada di tangki penampungan akan dibuang dan dilakukan pencucian ulang.
Pascaterjangan banjir, upaya membersihkan kota terus dilakukan. Di berbagai tempat, rumah tampak porak poranda. Mobil habis terendam banjir dan lumpur.
Tapi warga mulai membersihkan lumpur di harta benda mereka yang masih bisa terselamatkan.
Tak terbayang berapa banyak kerugian dan penderitaan yang ditimbulkan banjir ini. Mobil-mobil habis terbalik dan bangunan-bangunan rusak. Namun, yang lebih menyedihkan 18 nyawa melayang. Sekitar 40 ribu keluarga merasakan dahsyatnya dampak banjir ini.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara mengeluarkan data terakhir. Akibat banjir, 9 ribu rumah rusak yang tersebar di Manado, Minahasa, Minahasa Utara, Minahasa Selata, dan Tomohon.
Di Jakarta, Menko Kesra Agung Laksono meminta pemda setempat untuk menata ruang kota Manado agar peristiwa serupa tak terulang.
Hingga kini, sejumlah titik di Kota Manado masih digenangi lumpur. Walau banjir surut, hujan beberapa kali masih mengguyur. (Ali)
Baca juga:
BNPB: 18 Tewas, 2 Hilang Akibat Banjir di Sulut
Usai Diterjang Banjir, Warga Manado Mulai Bersihkan Rumah
Koban Banjir Manado Meningkat Jadi 79.621 Warga
Tayangan Liputan 6 SCTV, Sabtu (18/1/2014) dini hari memberitakan, sebuah truk pengangkut semen Jumat 17 Januari 2014 sore terperosok di Jembatan Boulevard, Manado, yang ambles akibat terjangan banjir besar beberapa hari lalu.
Saat melintas, truk terjebak macet di atas jembatan. Tiba-tiba jembatan jebol dan membuat bagian depan truk terperosok.
Mengantisipasi makin besarnya lubang yang amblas, polisi langsung menutup akses jalan jembatan dan mengalihkan arus lalu lintas ke Jalan Samratulangi.
Selain membuat ambles jembatan, 3 SPBU di kota tersebut juga terendam banjir. Akibatnya, BBM menjadi langka di kota ini. Dibutuhkan beberapa hari untuk membenahi SPBU dan membuat pasokannya kembali normal.
Hal ini lantaran, semua minyak yang ada di tangki penampungan akan dibuang dan dilakukan pencucian ulang.
Pascaterjangan banjir, upaya membersihkan kota terus dilakukan. Di berbagai tempat, rumah tampak porak poranda. Mobil habis terendam banjir dan lumpur.
Tapi warga mulai membersihkan lumpur di harta benda mereka yang masih bisa terselamatkan.
Tak terbayang berapa banyak kerugian dan penderitaan yang ditimbulkan banjir ini. Mobil-mobil habis terbalik dan bangunan-bangunan rusak. Namun, yang lebih menyedihkan 18 nyawa melayang. Sekitar 40 ribu keluarga merasakan dahsyatnya dampak banjir ini.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara mengeluarkan data terakhir. Akibat banjir, 9 ribu rumah rusak yang tersebar di Manado, Minahasa, Minahasa Utara, Minahasa Selata, dan Tomohon.
Di Jakarta, Menko Kesra Agung Laksono meminta pemda setempat untuk menata ruang kota Manado agar peristiwa serupa tak terulang.
Hingga kini, sejumlah titik di Kota Manado masih digenangi lumpur. Walau banjir surut, hujan beberapa kali masih mengguyur. (Ali)
Baca juga:
BNPB: 18 Tewas, 2 Hilang Akibat Banjir di Sulut
Usai Diterjang Banjir, Warga Manado Mulai Bersihkan Rumah
Koban Banjir Manado Meningkat Jadi 79.621 Warga