Perusahaan telekomunikasi pelat merah, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mengaku siap melepas bisnis menara yang selama ini dijalaninya. Rencana monetisasi ini akan dijalankan dengan penuh kehati-hatian.
"Paling cepat pada 2015 rencana tersebut dapat direalisasikan mengingat penyelesaian kajian dan prosedur yang harus dilewati," ujar Vice Presiden Public Relation Telkom, Arif Prabowo dalam keterangan tertulisnya, Minggu (19/1/2014).
Telkom mengaku pihaknya masih terus melakukan kajian dan mendengarkan masukan dari berbagai pihak.
Menurut Arif, bisnis menara telekomunikai memang harus dijalankan secara independen. Harapannya, bisnis yang tak dikelola independen justru membuat tenancy ratio menjadi sangat rendah.
"Value dari bisnis menara itu ada pada tenancy ratio," jelas Arif.
Dari kajian Telkom, rencana monetisasi bisnis menara yang selama ini dijalankan anak usahanya, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) merupakan aksi korporasi yang tepat. Perusahaan juga berkeinginan meningkatkan nilai aset menara.
Telkom memastikan monetisasi bisnis non inti ini bukan alat untuk mencari dana segar. Perusahaan justru ingin menjaga keberlangsungan bisnisnya di masa mendatang seiring berkurangnya operator.
Disis lain, penyedia menara akan mengalami kelebihan pasokan dengan asetnya. Selama ini, bisnis menara memang tengah memasuki tahap hiper kompetisi.
"Kalau tak monetisasi sekarang, justru akan menimbulkan kerugian. Bisnis ini ada tekanan regulasi dan perkembangan teknologi yang menjadikannya memang harus di-unlock valuenya," ujar Arif. (Shd)
Baca Juga
"Paling cepat pada 2015 rencana tersebut dapat direalisasikan mengingat penyelesaian kajian dan prosedur yang harus dilewati," ujar Vice Presiden Public Relation Telkom, Arif Prabowo dalam keterangan tertulisnya, Minggu (19/1/2014).
Telkom mengaku pihaknya masih terus melakukan kajian dan mendengarkan masukan dari berbagai pihak.
Menurut Arif, bisnis menara telekomunikai memang harus dijalankan secara independen. Harapannya, bisnis yang tak dikelola independen justru membuat tenancy ratio menjadi sangat rendah.
"Value dari bisnis menara itu ada pada tenancy ratio," jelas Arif.
Dari kajian Telkom, rencana monetisasi bisnis menara yang selama ini dijalankan anak usahanya, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) merupakan aksi korporasi yang tepat. Perusahaan juga berkeinginan meningkatkan nilai aset menara.
Telkom memastikan monetisasi bisnis non inti ini bukan alat untuk mencari dana segar. Perusahaan justru ingin menjaga keberlangsungan bisnisnya di masa mendatang seiring berkurangnya operator.
Disis lain, penyedia menara akan mengalami kelebihan pasokan dengan asetnya. Selama ini, bisnis menara memang tengah memasuki tahap hiper kompetisi.
"Kalau tak monetisasi sekarang, justru akan menimbulkan kerugian. Bisnis ini ada tekanan regulasi dan perkembangan teknologi yang menjadikannya memang harus di-unlock valuenya," ujar Arif. (Shd)
Baca Juga
Telkom Fasilitasi Internet di Bandara Halim
Astra Rebut Tahta Penguasa Pasar Modal RI di Penghujung 2013
Advertisement
Bos Telkom Terpilih Jadi Marketeer Terbaik 2013
Baca Juga