Selain melanda wilayah Jabodetabek, hujan dengan intensitas tinggi juga terjadi di beberapa kota di Indonesia. Kondisi ini juga memberikan dampak terhadap pasokan serta harga bahan kebutuhan pokok, holtikultura dan perikanan di daerah tersebut.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengeluarkan data terbaru tentang kondisi bahan pokok di beberapa kota besar di Indonesia.
Seperti Kota Surabaya. Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, mengaku pasokan bahan kebutuhan pokok dan sayuran relatif stabil. Namun dari segi harga untuk beberapa produk holtikultural mengalami kenaikan sekitar 3%-5%.
"Ini khususnya untuk produk hortikultura yang mudah busuk seperti cabai dan telur. Tetapi Pemprov Jawa Timur telah memberikan dukungan distribusi untuk kebutuhan pokok termasuk penyediaan alat angkut. Pemprov menyediakn truk jika diperlukan," ujar Bayu, Senin (20/1/2014).
Kemudian di Medan, kenaikan harga produk hortikultura lebih banyak bukan disebabkan curah hujan atau banjir melainkan akibat erupsi Gunung Sinabung sehingga menyebabkan kenaikan harga sayuran rata-rata sebesar 30%-40%.
"Terjadi penurunan pasokan dari wilayah Karo ke Medan, tetapi kota ini masih mendapat pasokan dari daerah lain seperti dari Langkat, Riau dan Sumatera Barat sehingga harga naik tapi tidak setinggi di Karo, yaitu sebesar 7%," lanjut dia.
Selain pada produk Hortikultura, di Medan juga terjadi pergerakan harga pada ikan yang naik sebesar 8%. Hal ini akibat gelombang laut membuat nelayan sementara berhenti melaut sehingga pasokan ikan berkurang.
"Namun produk lain seperti air minum, susu, makanan olah, semua tersedia cukup kekurangan pasokan tidak menyebabkan kenaikan harga yang berarti," tutur Bayu.
Untuk kota Manado, ditengah suasana yang masih memprihatikan akibat akibat banjir bandang, tanah longsor, jalan terputus yang terjadi beberapa hari lalu, hari ini sejumlah pasar tradisional mulai kembali beroperasi kembali khususnya Pasar Bersehati dan Pasar Pina Sungkulan.
Namun bahan kebutuhan pokok yang sifatnya segar mengalami kenaikan harga akibat jalan penghubung sentra produksi di wilayah Tomohon terputus.
"Untuk ikan di wilayah Bitung juga mengalami kenaikan harga karena gelombang tinggi sehingga nelaya tidak melaut. Namun untuk air kemasan, minyak goreng dan kebutuhan lain masih tersedia dan belum mengalami gejolak," kata Bayu.
Di Makassar, sebagai hub yang penting karena menjadi penyuplai bahan kebutuhan pokok dan produk hortikultura untuk wilayah Indonesia bagian timur, harga kebutuhan masyarakat masih dalam kategori normal. Begitu juga dengan kota Ambon di mana kebutuhan pokok dan produk holtikultura juga masih cukup tersedia.
"Pemda dan para distributor sudah antisipasi, mereka harus bertahan dalam jangka panjang karena menurut BMKG, hujan deras msih akan terjadi berlangsung hingga akhir Januari," ungkap dia.
Untuk Kupang, terjadi kenaikan harga ikan sebesar 5% karena cuaca buruk dan ombak besar, namun secara umum tidak terjadi banjir dan sehingga tidak ada hambatan distribusi didalamnya.
Untuk 2 kota di Pulau Kalimantan yaitu Pontianak dan Samarinda, harga-harga masih cenderung stabil karena 85% pasokan bahan kebutuhan pokok dan sayuran berasal dari Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
"Posisi stok masih sangat aman, bahan kebutuhan pokok seperti terigu, beras minyak goreng masih mencukupi untuk 4-6 bulan kedepan," terangnya.
Namun, hal berbeda terjadi di kota Palembang, di mana justru terjadi penurunan harga produk-produk hortikultura dan daging sapi sekitar 10%-15%.
"Ini agak anomali karena justru terjadi penurunan harga. Pasokan lain seperti susu, minyak goreng dan lain-lain dalam keadaan stabil. Penyebabnya kita juga belum tahu dan ini sedang kita cari tahu sehingga belum ada penjelasan," tandas Bayu. (Dny/Nrm)
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengeluarkan data terbaru tentang kondisi bahan pokok di beberapa kota besar di Indonesia.
Seperti Kota Surabaya. Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, mengaku pasokan bahan kebutuhan pokok dan sayuran relatif stabil. Namun dari segi harga untuk beberapa produk holtikultural mengalami kenaikan sekitar 3%-5%.
"Ini khususnya untuk produk hortikultura yang mudah busuk seperti cabai dan telur. Tetapi Pemprov Jawa Timur telah memberikan dukungan distribusi untuk kebutuhan pokok termasuk penyediaan alat angkut. Pemprov menyediakn truk jika diperlukan," ujar Bayu, Senin (20/1/2014).
Kemudian di Medan, kenaikan harga produk hortikultura lebih banyak bukan disebabkan curah hujan atau banjir melainkan akibat erupsi Gunung Sinabung sehingga menyebabkan kenaikan harga sayuran rata-rata sebesar 30%-40%.
"Terjadi penurunan pasokan dari wilayah Karo ke Medan, tetapi kota ini masih mendapat pasokan dari daerah lain seperti dari Langkat, Riau dan Sumatera Barat sehingga harga naik tapi tidak setinggi di Karo, yaitu sebesar 7%," lanjut dia.
Selain pada produk Hortikultura, di Medan juga terjadi pergerakan harga pada ikan yang naik sebesar 8%. Hal ini akibat gelombang laut membuat nelayan sementara berhenti melaut sehingga pasokan ikan berkurang.
"Namun produk lain seperti air minum, susu, makanan olah, semua tersedia cukup kekurangan pasokan tidak menyebabkan kenaikan harga yang berarti," tutur Bayu.
Untuk kota Manado, ditengah suasana yang masih memprihatikan akibat akibat banjir bandang, tanah longsor, jalan terputus yang terjadi beberapa hari lalu, hari ini sejumlah pasar tradisional mulai kembali beroperasi kembali khususnya Pasar Bersehati dan Pasar Pina Sungkulan.
Namun bahan kebutuhan pokok yang sifatnya segar mengalami kenaikan harga akibat jalan penghubung sentra produksi di wilayah Tomohon terputus.
"Untuk ikan di wilayah Bitung juga mengalami kenaikan harga karena gelombang tinggi sehingga nelaya tidak melaut. Namun untuk air kemasan, minyak goreng dan kebutuhan lain masih tersedia dan belum mengalami gejolak," kata Bayu.
Di Makassar, sebagai hub yang penting karena menjadi penyuplai bahan kebutuhan pokok dan produk hortikultura untuk wilayah Indonesia bagian timur, harga kebutuhan masyarakat masih dalam kategori normal. Begitu juga dengan kota Ambon di mana kebutuhan pokok dan produk holtikultura juga masih cukup tersedia.
"Pemda dan para distributor sudah antisipasi, mereka harus bertahan dalam jangka panjang karena menurut BMKG, hujan deras msih akan terjadi berlangsung hingga akhir Januari," ungkap dia.
Untuk Kupang, terjadi kenaikan harga ikan sebesar 5% karena cuaca buruk dan ombak besar, namun secara umum tidak terjadi banjir dan sehingga tidak ada hambatan distribusi didalamnya.
Untuk 2 kota di Pulau Kalimantan yaitu Pontianak dan Samarinda, harga-harga masih cenderung stabil karena 85% pasokan bahan kebutuhan pokok dan sayuran berasal dari Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
"Posisi stok masih sangat aman, bahan kebutuhan pokok seperti terigu, beras minyak goreng masih mencukupi untuk 4-6 bulan kedepan," terangnya.
Namun, hal berbeda terjadi di kota Palembang, di mana justru terjadi penurunan harga produk-produk hortikultura dan daging sapi sekitar 10%-15%.
"Ini agak anomali karena justru terjadi penurunan harga. Pasokan lain seperti susu, minyak goreng dan lain-lain dalam keadaan stabil. Penyebabnya kita juga belum tahu dan ini sedang kita cari tahu sehingga belum ada penjelasan," tandas Bayu. (Dny/Nrm)