Seiring melambatnya ekonomi domestik, pertumbuhan utang luar negeri Indonesia hingga November 2013 juga mengalami perlambatan. Utang luar negeri tercatat tumbuh 3,7% year on year (YoY), lebih rendah dari posisi bulan sebelumnya sebesar 5,9%.
Data Bank Indonesia (BI) melaporkan perlambatan pertumbuhan utang luar negeri terutama dipengaruhi turunnya posisi utang sektor publik sebesar 2,7% menjadi US$ 123 miliar.
Sementara utang luar negeri sektor swasta tercatat mencapai US$ 137,1 miliar, tumbuh melambat sebesar 10,2% dibandingkan bulan sebelumnya 11,5%.
"Melambatnya aktivitas ekonomi pada gilirannya menurunkan kebutuhan pembiayaan termasuk melalui utang luar negeri," ujar BI dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/1/2014).
Berdasarkan jangka waktu, perlambatan pertumbuhan utang luar negeri terjadi baik pada utang berjangka panjang maupun pendek. ULN berjangka panjang pada November 2013 tumbuh 3,2% (YoY), lebih lambat dari pertumbuhan bulan sebelumnya 5,5% (yoy).
Sementara utang luar negeri berjangka pendek tercatat hanya tumbuh 6,0%, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada Oktober 2013 sebesar 8,3% yoy.
Pada November 2013, utang luar negeri berjangka panjang tercatat sebesar US$ 214,4 miliar, atau 82,4% dari total utang luar negeri. Dari jumlah tersebut, utang luar negeri jangka panjang sektor publik mencapai US$ 116,6 miliar dan sisanya berasal dari sektor swasta sebesar US$ 97,8 miliar.
Perlambatan pertumbuhan di sektor swasta terjadi pada hampir semua sektor ekonomi. Pinjaman dari luar negeri terutama terarah pada tiga sektor ekonomi, yaitu sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, sektor industri pengolahan, serta sektor pertambangan dan penggalian. (Shd)
Baca Juga
Data Bank Indonesia (BI) melaporkan perlambatan pertumbuhan utang luar negeri terutama dipengaruhi turunnya posisi utang sektor publik sebesar 2,7% menjadi US$ 123 miliar.
Sementara utang luar negeri sektor swasta tercatat mencapai US$ 137,1 miliar, tumbuh melambat sebesar 10,2% dibandingkan bulan sebelumnya 11,5%.
"Melambatnya aktivitas ekonomi pada gilirannya menurunkan kebutuhan pembiayaan termasuk melalui utang luar negeri," ujar BI dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/1/2014).
Berdasarkan jangka waktu, perlambatan pertumbuhan utang luar negeri terjadi baik pada utang berjangka panjang maupun pendek. ULN berjangka panjang pada November 2013 tumbuh 3,2% (YoY), lebih lambat dari pertumbuhan bulan sebelumnya 5,5% (yoy).
Sementara utang luar negeri berjangka pendek tercatat hanya tumbuh 6,0%, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada Oktober 2013 sebesar 8,3% yoy.
Pada November 2013, utang luar negeri berjangka panjang tercatat sebesar US$ 214,4 miliar, atau 82,4% dari total utang luar negeri. Dari jumlah tersebut, utang luar negeri jangka panjang sektor publik mencapai US$ 116,6 miliar dan sisanya berasal dari sektor swasta sebesar US$ 97,8 miliar.
Perlambatan pertumbuhan di sektor swasta terjadi pada hampir semua sektor ekonomi. Pinjaman dari luar negeri terutama terarah pada tiga sektor ekonomi, yaitu sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, sektor industri pengolahan, serta sektor pertambangan dan penggalian. (Shd)
Baca Juga
Fitch Ratings Beri Prospek Stabil untuk Obligasi Global RI
Indonesia Butuh US$ 1 Miliar Buat Tambal Utang
Advertisement
9 Negara Berkembang Paling Doyan Berutang