Banjir Bandang, Manado Krisis Air Bersih

Sejak banjir bandang menerjang pada Rabu 15 Januari 2014, warga Kota Manado mengalami krisis air bersih. Mereka sangat kesulitan air.

oleh Tan diperbarui 21 Jan 2014, 09:38 WIB
Sejak banjir bandang menerjang pada Rabu 15 Januari 2014, warga Kota Manado, Sulawesi Utara, mengalami krisis air bersih. Sebab PDAM Kota Manado saat ini, tidak berfungsi akibat terendam banjir. Sementara listrik pun masih padam.

"Bahkan beberapa warga terpaksa harus mencuci pakaian dengan air sungai yang keruh kecoklatan. Karena memang tidak ada pilihan lain," kata Koordinator Lapangan Tim Disaster Emergency and Relief Management-Aksi Cepat Tanggap (DERM ACT), Muardi Rahmola, dalam keterangan tertulis, Selasa (21/1/2014).

Menurut dia, di Kelurahan Ternate Tanjung, warga saat ini mengandalkan kebutuhan air bersih dari sebuah sumur kecil. Itu pun harus rela mengantre karena banyaknya warga yang hendak mengonsumsi air dari sumur tersebut.

Muardi melanjutkan saat ini kantor dan instalasi PDAM Kota Manado tergenang lebih dari 1 meter. Hingga saat ini masih dalam perbaikan. Pemkot sudah mendatangkan tangki air bantuan dari PDAM Kota Bitung, namun hanya satu Armada.

"Melihat jangkauan dampak bencana yang sangat luas, bantuan tersebut sangat minim tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan korban banjir," kata dia.

Untuk itu, kata dia, lembaga kemanusiaan ACT berusaha saling melengkapi dengan pihak-pihak terkait untuk secepat mungkin merespon bencana ini. Sesuai kebutuhan yang sangat mendesak di lapangan, dua tanki air dengan kapasitas 2.000 liter ditempatkan di pengungsian.

Satu tangki ditempatkan di gereja Kanaan Jalan Arie Lasut 194, Ternate Tanjung, Kecamatan Singkil, Kota Manado dan satu tangki lainnya di Posko Pengungsian Masjid Nurul Huda Jalan Beringin 1 Ternate Baru Kecamatan Singkil Kota Manado.

"Puji Tuhan, ini sangat membantu Patorang," ujar Pendeta Jatwiko Loke yang diamini oleh Jemaatnya yang hadir saat acara serah terima.

Rencananya, ACT akan mensuplai kebutuhan air bersih di kedua tempat itu. Pengadaan airnya sendiri akan didatangkan langsung dari Kota Bitung sekitar satu jam perjalanan dari Kota Manado.

Sampai saat ini, kerugian banjir Manado diperkirakan mencapai Rp 1,8 triliun. Sekitar 3.611 rumah rusak ringan, 1.966 rumah rusak sedang, 4.789 rumah rusak berat, 38 masjid rusak, 28 gereja, dan empat klenteng juga rusak. Adapun jumlah korban meninggal mencapai 19 orang. (Tnt/Ism)

Baca juga:

Sampah Menumpuk, Relawan Banjir Manado Minim
Banjir Bandang Manado, 72 Sekolah Luluh Lantak
JK Pakai Boot, Pengungsi Banjir Manado Teriak `Hidup Pak Wapres!`

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya