Hasil audit Kebun Binatang Surabaya (KBS) yang dilakukan Universitas Airlangga Surabaya menemukan adanya masalah keuangan pada kepengurusan lama tempat wisata. Ada dana Rp 4 miliar lebih yang 'nyangkut' pada 12 rekening milik perorangan dari 3 pengurus lama KBS.
"Dana itu sampai kini belum bisa 'dikuasai' kepengurusan KBS yang baru. Selain itu ada juga brankas kantor KBS yang masih dipegang pengurus lama," kata Direktur Utama Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya, Ratna Achjuningrum di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (21/1/2014).
Selain keuangan, kata Ratna, tim audit Universitas Airlangga juga menemukan 400 satwa yang berpindah tangan dari pengelolaan KBS. Satwa itu ditukar dengan pihak lain, di antaranya melalui MoU pada lembaga konservasi dan penangkaran. Dan ada pula yang diserahkan ke lembaga penelitian serta Pemprov Jawa Timur.
Ratna menyebutkan, pertukaran satwa itu beberapa di antaranya ada yang menyalahi peraturan. Yaitu di antaranya PP Nomor 8 tahun 1999 tentang Pemanfaatan Satwa dan Tumbuhan Liar.
Dalam Pasal 33 PP tersebut disebutkan, pertukaran satwa hanya boleh dilakukan antarlembaga konservasi. Pertukaran satwa liar hanya diperbolehkan dengan satwa liar, bukan dengan kandang atau satwa awetan.
"Dalam Pasal 34 juga ditentukan tentang kesetaraan pertukaran satwa. Tidak boleh terjadi, pertukaran satwa dilakukan tidak seimbang. Misalnya 5 ekor jalak Bali, setara dengan seekor badak," ujar Ratna.
Ratna menegaskan, dalam aturan yang sama juga dijelaskan kalau ada 11 jenis satwa yang hanya boleh ditukar atas izin presiden, di antaranya komodo dan babi rusa. Dua satwa ini, pada masa kepengurusan yang lama sempat ditukar dengan satwa lain yang tidak setara nilai konservasinya. (Ali/Ism)
Baca juga:
Menhut: Utamakan Kesejahteraan Satwa KBS
Risma: Ada yang Saya Laporkan ke KPK, Besok Ambil Alih KBS
Walikota Risma: Hewan KBS Tak Bisa Ditukar Mobil Innova
"Dana itu sampai kini belum bisa 'dikuasai' kepengurusan KBS yang baru. Selain itu ada juga brankas kantor KBS yang masih dipegang pengurus lama," kata Direktur Utama Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya, Ratna Achjuningrum di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (21/1/2014).
Selain keuangan, kata Ratna, tim audit Universitas Airlangga juga menemukan 400 satwa yang berpindah tangan dari pengelolaan KBS. Satwa itu ditukar dengan pihak lain, di antaranya melalui MoU pada lembaga konservasi dan penangkaran. Dan ada pula yang diserahkan ke lembaga penelitian serta Pemprov Jawa Timur.
Ratna menyebutkan, pertukaran satwa itu beberapa di antaranya ada yang menyalahi peraturan. Yaitu di antaranya PP Nomor 8 tahun 1999 tentang Pemanfaatan Satwa dan Tumbuhan Liar.
Dalam Pasal 33 PP tersebut disebutkan, pertukaran satwa hanya boleh dilakukan antarlembaga konservasi. Pertukaran satwa liar hanya diperbolehkan dengan satwa liar, bukan dengan kandang atau satwa awetan.
"Dalam Pasal 34 juga ditentukan tentang kesetaraan pertukaran satwa. Tidak boleh terjadi, pertukaran satwa dilakukan tidak seimbang. Misalnya 5 ekor jalak Bali, setara dengan seekor badak," ujar Ratna.
Ratna menegaskan, dalam aturan yang sama juga dijelaskan kalau ada 11 jenis satwa yang hanya boleh ditukar atas izin presiden, di antaranya komodo dan babi rusa. Dua satwa ini, pada masa kepengurusan yang lama sempat ditukar dengan satwa lain yang tidak setara nilai konservasinya. (Ali/Ism)
Baca juga:
Menhut: Utamakan Kesejahteraan Satwa KBS
Risma: Ada yang Saya Laporkan ke KPK, Besok Ambil Alih KBS
Walikota Risma: Hewan KBS Tak Bisa Ditukar Mobil Innova
