Masalah sampah di Jakarta hingga masih menjadi permasalahan yang belum tuntas. Apalagi pada saat banjir melanda Ibukota, sampah terlihat melimpah di permukaan kali.
Banyaknya sampah itu membuat Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Unu Nurdin mengaku aneh. Dia heran dengan perilaku warga Jakarta yang gemar membuang sampah sembarangan.
"14 Juta jiwa penduduk DKI dengan kelakuan lucu. Buang sampah sembarang," kata Unu kepada Liputan6.com, di Jakarta, Rabu (22/1/2014).
Unu menjelaskan, berbagai sampah dari perabotan rumah tangga hingga berbagai pakaian kerap muncul, apalagi masa-masa pasca banjir. Menurutnya, perilaku masyarakat turut mempengaruhi melimpahnya sampah pasca-banjir.
"Yang jadi masalah itu sampah pasca-banjir, sampah kayak jok, lemari, daster, celana, dan lainnya. Masalahnya masyarakat mungkin stres dan panik akhirnya dibuang di sungai dan pinggir jalan," terang Unu.
Untuk mengatasi masalah sampah pasca banjir tersebut, Unu mengatakan pihaknya telah mengantisipasi masalah buang sampah sembarangan. Salah satunya dengan menaruh truk atau kontainer di dekat lokasi banjir untuk lebih mudah membersihkan sampah sisa banjir. Tapi, langkah itu berhalangan dengan sistem yang berlaku.
"Sekarang kita coba ubah sistem. Truk dan kontainer mau ditaruh dekat pengungsian. Eh nggak boleh dari polisi, karena tidak bisa parkir di tengah jalan," ucap Unu.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta mencatat sebanyak 332 ton sampah dari banjir diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi per tanggal 20 Januari 2014 kemarin. (Alv/Ndy)
Baca juga:
3 Wilayah Jakarta Timur dengan Sampah Banjir Terbanyak
Jokowi: Tahun Depan Buang Sampah Sembarangan Didenda
Sampah Banjir Jakarta Capai 5.000 Ton Kubik
Banyaknya sampah itu membuat Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Unu Nurdin mengaku aneh. Dia heran dengan perilaku warga Jakarta yang gemar membuang sampah sembarangan.
"14 Juta jiwa penduduk DKI dengan kelakuan lucu. Buang sampah sembarang," kata Unu kepada Liputan6.com, di Jakarta, Rabu (22/1/2014).
Unu menjelaskan, berbagai sampah dari perabotan rumah tangga hingga berbagai pakaian kerap muncul, apalagi masa-masa pasca banjir. Menurutnya, perilaku masyarakat turut mempengaruhi melimpahnya sampah pasca-banjir.
"Yang jadi masalah itu sampah pasca-banjir, sampah kayak jok, lemari, daster, celana, dan lainnya. Masalahnya masyarakat mungkin stres dan panik akhirnya dibuang di sungai dan pinggir jalan," terang Unu.
Untuk mengatasi masalah sampah pasca banjir tersebut, Unu mengatakan pihaknya telah mengantisipasi masalah buang sampah sembarangan. Salah satunya dengan menaruh truk atau kontainer di dekat lokasi banjir untuk lebih mudah membersihkan sampah sisa banjir. Tapi, langkah itu berhalangan dengan sistem yang berlaku.
"Sekarang kita coba ubah sistem. Truk dan kontainer mau ditaruh dekat pengungsian. Eh nggak boleh dari polisi, karena tidak bisa parkir di tengah jalan," ucap Unu.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta mencatat sebanyak 332 ton sampah dari banjir diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi per tanggal 20 Januari 2014 kemarin. (Alv/Ndy)
Baca juga:
3 Wilayah Jakarta Timur dengan Sampah Banjir Terbanyak
Jokowi: Tahun Depan Buang Sampah Sembarangan Didenda
Sampah Banjir Jakarta Capai 5.000 Ton Kubik