Di atas jembatan inilah, salah satu tempat yang dianggap aman untuk mengungsi. Kondisi pengungsi korban banjir warga Desa Telukbango, Kecamatan Batujaya, Karawang makin memprihatinkan.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (23/1/2014), minimnya bantuan serta perhatian pemerintah, memaksa sejumlah korban banjir mengonsumsi nasi aking atau nasi sisa yang dikeringkan.
Kondisi ini sudah berlangsung selama 1 pekan. Selama mengungsi, belum ada sedikit pun perhatian maupun bantuan dari pemerintah setempat.
Nasib korban banjir warga Desa Karyamakmur pun tak jauh berbeda. Hingga hari ini, mereka masih menghuni pengungsian yang mereka bangun sendiri dari terpal bekas. Korban banjir kini mulai terserang penyakit.
Sementara itu, siswa dan guru SDN Rengasdengklok Selatan 5 Karawang bekerja sama membersihkan sampah dan sisa lumpur yang ditinggalkan banjir.
Bebekal peralatan seadanya, semangat untuk belajar memicu mereka giat membersihkan kelas. Selama sepekan, seluruh ruang kelas terendam banjir setinggi lebih dari setengah meter.
Kini banjir berangsur surut. Air tak lagi masuk ke kelas meski halaman sekolah masih terendam banjir.
Para orangtua murid yang khawatir akan banjir susulan memilih menemani anak-anak mereka di sekolah. Mereka berharap banjir segera surut, agar aktivitas belajar tidak ketinggalan. (Nfs/Sss)
Baca juga:
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (23/1/2014), minimnya bantuan serta perhatian pemerintah, memaksa sejumlah korban banjir mengonsumsi nasi aking atau nasi sisa yang dikeringkan.
Kondisi ini sudah berlangsung selama 1 pekan. Selama mengungsi, belum ada sedikit pun perhatian maupun bantuan dari pemerintah setempat.
Nasib korban banjir warga Desa Karyamakmur pun tak jauh berbeda. Hingga hari ini, mereka masih menghuni pengungsian yang mereka bangun sendiri dari terpal bekas. Korban banjir kini mulai terserang penyakit.
Sementara itu, siswa dan guru SDN Rengasdengklok Selatan 5 Karawang bekerja sama membersihkan sampah dan sisa lumpur yang ditinggalkan banjir.
Bebekal peralatan seadanya, semangat untuk belajar memicu mereka giat membersihkan kelas. Selama sepekan, seluruh ruang kelas terendam banjir setinggi lebih dari setengah meter.
Kini banjir berangsur surut. Air tak lagi masuk ke kelas meski halaman sekolah masih terendam banjir.
Para orangtua murid yang khawatir akan banjir susulan memilih menemani anak-anak mereka di sekolah. Mereka berharap banjir segera surut, agar aktivitas belajar tidak ketinggalan. (Nfs/Sss)
Baca juga: