Demi menciptakan efisiensi dalam pengadaan benih bagi para petani, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan menunjuk PT Shang Hyang Sri (SHS) sebagai perusahaan penyedia benih satu-satunya dari pemerintah.
Dahlan mengungkapkan, selama ini sering terjadi persaingan antara kedua perusahaan BUMN yang menyediakan benih yaitu SHS dan PT Pertani (Persero). Hal itu yang mengakibatkan terjadinya perbedaan harga dalam setiap pengadaannya.
"Pengadaan benih dari SHS, karena itu kalau ditunjuk SHS dan Pertani, nanti ada masalah harga, makanya kami tunjuk satu," kata Dahlan usai Rapim di Kantor Perum Damri, Jakarta, Kamis (23/1/2014).
Namun untuk tahap pertama Dahlan mengungkapkan SHS belum mampu menyerap secara maksimal benih yang mayoritas diambil dari hasil penangkaran para petani. Hal itu mengingat lahan yang dimiliki SHS masih terbatas.
Belum mampunya itu menurut Dahlan dikarenakan masih tingginya beban hutang yang ditanggung SHS dari program pengadaan benih tahun sebelumnya.
"Utang SHS sama penangkar itu besar karena PSO SHS belum dibayar, tahun lalu Rp 200 miliar baru di bayar Rp 17 miliar, sehingga posisi SHS sangat lemah dari pendanaan. Jadi tidak bisa beli benih dari penangkar, setelah utang dilunasi baru bisa membeli," kata Dahlan.
Dahlan menekankan dalam pengadaan benih tersebut SHS untuk segera menandatangani kontrak kerjasama dengan para penangkar demi meminimalisir risiko saat pengadaan ke depannya.
Hal itu diungkapkan Dahlan karena berdasarkan pengalaman sebelumnya Direktur Utama SHS melakukan pembelian benih tanpa melakukan konfirmasi terlebih dahulu.
"Karena selama ini, SHS melakukan by phone saja, dan SHS pasti bayar, tapi jenis benihnya juga berubah, sehingga uangnya habis, saya menyalahkan direksi SHS kenapa mau beli benih dasarnya telepon, uangnya habis di sana," tutupnya. (Yas/Ahm)
Baca juga:
Kelola Sistem Informasi, BUMN Teken MoU dengan BPK
BUMN Dirikan Perusahaan Reasuransi Terbesar di Indonesia
Berdikari Buka Bisnis Ritel untuk Produk Daging dan Olahannya
Dahlan mengungkapkan, selama ini sering terjadi persaingan antara kedua perusahaan BUMN yang menyediakan benih yaitu SHS dan PT Pertani (Persero). Hal itu yang mengakibatkan terjadinya perbedaan harga dalam setiap pengadaannya.
"Pengadaan benih dari SHS, karena itu kalau ditunjuk SHS dan Pertani, nanti ada masalah harga, makanya kami tunjuk satu," kata Dahlan usai Rapim di Kantor Perum Damri, Jakarta, Kamis (23/1/2014).
Namun untuk tahap pertama Dahlan mengungkapkan SHS belum mampu menyerap secara maksimal benih yang mayoritas diambil dari hasil penangkaran para petani. Hal itu mengingat lahan yang dimiliki SHS masih terbatas.
Belum mampunya itu menurut Dahlan dikarenakan masih tingginya beban hutang yang ditanggung SHS dari program pengadaan benih tahun sebelumnya.
"Utang SHS sama penangkar itu besar karena PSO SHS belum dibayar, tahun lalu Rp 200 miliar baru di bayar Rp 17 miliar, sehingga posisi SHS sangat lemah dari pendanaan. Jadi tidak bisa beli benih dari penangkar, setelah utang dilunasi baru bisa membeli," kata Dahlan.
Dahlan menekankan dalam pengadaan benih tersebut SHS untuk segera menandatangani kontrak kerjasama dengan para penangkar demi meminimalisir risiko saat pengadaan ke depannya.
Hal itu diungkapkan Dahlan karena berdasarkan pengalaman sebelumnya Direktur Utama SHS melakukan pembelian benih tanpa melakukan konfirmasi terlebih dahulu.
"Karena selama ini, SHS melakukan by phone saja, dan SHS pasti bayar, tapi jenis benihnya juga berubah, sehingga uangnya habis, saya menyalahkan direksi SHS kenapa mau beli benih dasarnya telepon, uangnya habis di sana," tutupnya. (Yas/Ahm)
Baca juga:
Kelola Sistem Informasi, BUMN Teken MoU dengan BPK
BUMN Dirikan Perusahaan Reasuransi Terbesar di Indonesia
Berdikari Buka Bisnis Ritel untuk Produk Daging dan Olahannya