Lembaga pemeringkat internasional, Standard & Poor's (S&P) menegaskan peringkat PT Indosat Tbk (ISAT) pada level BB+ dengan prospek perseroan stabil.
Peringkat itu juga berlaku untuk obligasi jangka panjang perseroan. Selain itu, peringkat jangka panjang PT Indosat Tbk di axBB+ untuk skala ASEAN. Pihaknya juga menghapus semua peringkat dari creditwatch.
"Kami menegaskan rating BB+ karena kami melihat Indosat menjadi strategi penting untuk induknya Ooredoo QSC. Dengan metodologi penilaian kelompok kami, perusahaan ini sangat strategis sehingga kami menilai profil kredit Indosat di bb+," tutur Analis S&P Mehul Sukkawala, seperti dikutip dari situs S&P, Kamis (23/1/2014).
Dalam laporan S&P itu menyebutkan, Indosat begitu penting bagi Ooredoo mengingat perusahaan asal Qatar ini memiliki ketertarikan kuat dengan mendukung pendanaan stabil bagi Indosat. Indosat juga telah memberikan kontribusi terbesar untuk pendapatan Ooredoo mencapai sekitar 25% dan Ebitda sekitar 27%.
Meski demikian, Indosat bukan menjadi sangat strategis bagi induk usahanya. Hal itu mengingat pihaknya tidak memperhitungkan sebagian besar pendapatan Ooredoo dan Ebitda. Wilayah operasi Indosat berbeda dengan induk usaha juga turut mempengaruhi.
"Kami berharap Indosat untuk mempertahankan pangsa pasarnya di Indonesia setelah masalah terkait dengan modernisasi jaringan diselesaikan," kata Sukkawala.
Lembaga pemeringkat internasional ini dapat ditingkatkan dengan beberapa catatan. Pertama, Indosat dapat menjadi sangat strategis bagi Ooredoo. Selain itu, manajemen Indosat dapat meningkatkan kinerja operasi dan mengurangi belanja modal secaar signifikan.
"Kami juga dapat menurunkan peringkat Indosat jika peringkat utang di Indonesia melemah, dan kinerja keuangan dan operasi yang lebih lemah," kata Sukkawala.
Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan perseroan naik menjadi Rp 17,79 triliun hingga kuartal III 2013 dari periode sama tahun 2012 sebesar Rp 16,27 triliun. Perseroan mengalami rugi yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp 1,76 triliun hingga kuartal III 2013. (Ahm)
Peringkat itu juga berlaku untuk obligasi jangka panjang perseroan. Selain itu, peringkat jangka panjang PT Indosat Tbk di axBB+ untuk skala ASEAN. Pihaknya juga menghapus semua peringkat dari creditwatch.
"Kami menegaskan rating BB+ karena kami melihat Indosat menjadi strategi penting untuk induknya Ooredoo QSC. Dengan metodologi penilaian kelompok kami, perusahaan ini sangat strategis sehingga kami menilai profil kredit Indosat di bb+," tutur Analis S&P Mehul Sukkawala, seperti dikutip dari situs S&P, Kamis (23/1/2014).
Dalam laporan S&P itu menyebutkan, Indosat begitu penting bagi Ooredoo mengingat perusahaan asal Qatar ini memiliki ketertarikan kuat dengan mendukung pendanaan stabil bagi Indosat. Indosat juga telah memberikan kontribusi terbesar untuk pendapatan Ooredoo mencapai sekitar 25% dan Ebitda sekitar 27%.
Meski demikian, Indosat bukan menjadi sangat strategis bagi induk usahanya. Hal itu mengingat pihaknya tidak memperhitungkan sebagian besar pendapatan Ooredoo dan Ebitda. Wilayah operasi Indosat berbeda dengan induk usaha juga turut mempengaruhi.
"Kami berharap Indosat untuk mempertahankan pangsa pasarnya di Indonesia setelah masalah terkait dengan modernisasi jaringan diselesaikan," kata Sukkawala.
Lembaga pemeringkat internasional ini dapat ditingkatkan dengan beberapa catatan. Pertama, Indosat dapat menjadi sangat strategis bagi Ooredoo. Selain itu, manajemen Indosat dapat meningkatkan kinerja operasi dan mengurangi belanja modal secaar signifikan.
"Kami juga dapat menurunkan peringkat Indosat jika peringkat utang di Indonesia melemah, dan kinerja keuangan dan operasi yang lebih lemah," kata Sukkawala.
Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan perseroan naik menjadi Rp 17,79 triliun hingga kuartal III 2013 dari periode sama tahun 2012 sebesar Rp 16,27 triliun. Perseroan mengalami rugi yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp 1,76 triliun hingga kuartal III 2013. (Ahm)