Manchester United bakal memecahkan rekor klub dalam pembelian pemain kalau gelandang Chelsea Juan Mata jadi mereka boyong. Pemain timnas Spanyol itu ditawar seharga 37 juta pound atau sekitar Rp 746 miliar untuk bisa bergabung di Old Trafford.
Namun terkait transfer tersebut, timbul pertanyaan baru. Apakah pemain berusia 25 tahun memang benar bisa menyelamatkan The Red Devils yang tengah terseok-seok?
Terlebih lagi, MU baru saja tersingkir dari Piala Liga setelah dikalahkan tim yang kini berada di peringkat ke-19 klasemen sementara Liga Premier, Sunderland.
Banyak yang menilai kalau kondisi MU sekarang ini merupakan gejolak dalam proses transisi. Yaitu perubahan era dari manajer sebelumnya Sir Alex Ferguson yang banyak memberikan gelar, kepada manajer baru David Moyes yang minim prestasi.
Selain itu, situasi buruk MU memang tidak bisa lepas dari cederanya dua penyerang andalan, Robin van Persie dan Wayne Rooney. Sehingga banyak juga yang menilai MU bakal membaik jika kedua pemain tersebut kembali merumput.
MU juga dinilai tidak perlu mengejar pemain seperti Mata atau Mesut Ozil karena telah memiliki Wayne Rooney, Adnan Januzaj atau Shinji Kagawa yang bisa berperan sebagai pemain "nomor 10". Oleh karena itu, kehadiran Mata sedikit diragukan bisa mengangkat performa.
Apalagi mantan pemain Valencia tersebut muncul tiba-tiba dalam daftar pemain incaran MU pada bursa transfer musim dingin. Jelas, bukan kebiasaan MU dalam hal memboyong pemain, di mana sebelumnya mereka selalu membuat rencana rapih dari jauh-jauh hari.
Jika melihat kekurangan yang ada, maka sebetulnya MU lebih baik mencari bek kiri, gelandang jangkar yang benar-benar dapat menjaga keseimbangan permainan dan bek tengah yang tangguh.
Ada yang menyebut kalau transfer Mata merupakan pembelian panik. Kendati demikian di sisi lain seorang pengamat sepakbola asal Inggris menilai kalau transfer tersebut memang pembelian panik, namun pembelian panik yang bagus.
Jika demikian, maka kuncinya adalah bagaimana Moyes bisa menempatkan Mata di posisi yang benar. Mata bukan pemain sayap atau gelandang jangkar. Oleh karenanya bakalan tetap menjadi masalah jika Mata tidak ditempatkan pada posisi idealnya.
Jika Mata bermain pada posisi yang dia harapkan maka MU bisa saja keluar dari masalah. Sebab tidak dipungkiri kalau Mata adalah pemain hebat yang pernah menyabet gelar pemain terbaik Chelsea selama dua tahun berturut-turut (2012, 2013).
Permasalahan yang jelas adalah Moyes harus menemukan pemain untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Roy Keane dan Paul Scholes selama bertahun tahun.
Kedatangan Mata tetap menambah kualitas tim, namun cacat utama MU masih ada sebelum mendapatkan pengganti Keane dan Scholes.
Keane merupakan gelandang jangkar yang menjadi jenderal lapangan bagi MU. Kekuatannya dalam bertahan dan membantu serangan, menjadi kekosongan yang dimiliki MU sejak pemain asal Republik Irlandia itu pensiun pada 2005.
Lebih dari itu, sifat tempramental yang dimiliki Keane memberikan kekuatan tersendiri untuk MU. Sebagai penggantinya, Moyes mencoba menempatkan Marouane Fellaini sebagai gelandang jangkar.
Namun mantan pemain Everton tersebut belum dapat menunjukan kemampuannya menggantikan peran Keane. Sebab beberapa musim terakhirnya bersama Everton ia lebih sering diturunkan sebagai penyerang.
Scholes sendiri memiliki karakter yang hampir mirip dengan Keane, di mana keduanya dikenal sebagai pemain keras. Artinya, tidak ragu dalam melakukan tekel dan tendangan-tendangan keras dari luar kotak penalti saat tim menemui kebuntuan dalam mencetak gol.
Namun apapun yang dilakukan Moyes, suporter MU kini hanya bisa berharap hal tersebut bisa membawa perubahan positif. Terlebih lagi saat ini mereka sulit mempertahankan gelar juara Liga Premier mengingat posisi yang kini ada di peringkat ke-7 dan selisih 14 poin dengan Arsenal yang berada di puncak. (lul)
Baca Juga:
Ini Rincian Kontrak Juan Mata di MU
Tanda-tanda Mata Segera Gabung MU
Mantan Bintang Persib Jagokan Arema Juara ISL
Kalah Adu Penalti, MU Gagal ke Final Capital One
KOI Dukung Timnas Sepakbola Tampil di Ajang Asian Games
Namun terkait transfer tersebut, timbul pertanyaan baru. Apakah pemain berusia 25 tahun memang benar bisa menyelamatkan The Red Devils yang tengah terseok-seok?
Terlebih lagi, MU baru saja tersingkir dari Piala Liga setelah dikalahkan tim yang kini berada di peringkat ke-19 klasemen sementara Liga Premier, Sunderland.
Banyak yang menilai kalau kondisi MU sekarang ini merupakan gejolak dalam proses transisi. Yaitu perubahan era dari manajer sebelumnya Sir Alex Ferguson yang banyak memberikan gelar, kepada manajer baru David Moyes yang minim prestasi.
Selain itu, situasi buruk MU memang tidak bisa lepas dari cederanya dua penyerang andalan, Robin van Persie dan Wayne Rooney. Sehingga banyak juga yang menilai MU bakal membaik jika kedua pemain tersebut kembali merumput.
MU juga dinilai tidak perlu mengejar pemain seperti Mata atau Mesut Ozil karena telah memiliki Wayne Rooney, Adnan Januzaj atau Shinji Kagawa yang bisa berperan sebagai pemain "nomor 10". Oleh karena itu, kehadiran Mata sedikit diragukan bisa mengangkat performa.
Apalagi mantan pemain Valencia tersebut muncul tiba-tiba dalam daftar pemain incaran MU pada bursa transfer musim dingin. Jelas, bukan kebiasaan MU dalam hal memboyong pemain, di mana sebelumnya mereka selalu membuat rencana rapih dari jauh-jauh hari.
Jika melihat kekurangan yang ada, maka sebetulnya MU lebih baik mencari bek kiri, gelandang jangkar yang benar-benar dapat menjaga keseimbangan permainan dan bek tengah yang tangguh.
Ada yang menyebut kalau transfer Mata merupakan pembelian panik. Kendati demikian di sisi lain seorang pengamat sepakbola asal Inggris menilai kalau transfer tersebut memang pembelian panik, namun pembelian panik yang bagus.
Jika demikian, maka kuncinya adalah bagaimana Moyes bisa menempatkan Mata di posisi yang benar. Mata bukan pemain sayap atau gelandang jangkar. Oleh karenanya bakalan tetap menjadi masalah jika Mata tidak ditempatkan pada posisi idealnya.
Jika Mata bermain pada posisi yang dia harapkan maka MU bisa saja keluar dari masalah. Sebab tidak dipungkiri kalau Mata adalah pemain hebat yang pernah menyabet gelar pemain terbaik Chelsea selama dua tahun berturut-turut (2012, 2013).
Permasalahan yang jelas adalah Moyes harus menemukan pemain untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Roy Keane dan Paul Scholes selama bertahun tahun.
Kedatangan Mata tetap menambah kualitas tim, namun cacat utama MU masih ada sebelum mendapatkan pengganti Keane dan Scholes.
Keane merupakan gelandang jangkar yang menjadi jenderal lapangan bagi MU. Kekuatannya dalam bertahan dan membantu serangan, menjadi kekosongan yang dimiliki MU sejak pemain asal Republik Irlandia itu pensiun pada 2005.
Lebih dari itu, sifat tempramental yang dimiliki Keane memberikan kekuatan tersendiri untuk MU. Sebagai penggantinya, Moyes mencoba menempatkan Marouane Fellaini sebagai gelandang jangkar.
Namun mantan pemain Everton tersebut belum dapat menunjukan kemampuannya menggantikan peran Keane. Sebab beberapa musim terakhirnya bersama Everton ia lebih sering diturunkan sebagai penyerang.
Scholes sendiri memiliki karakter yang hampir mirip dengan Keane, di mana keduanya dikenal sebagai pemain keras. Artinya, tidak ragu dalam melakukan tekel dan tendangan-tendangan keras dari luar kotak penalti saat tim menemui kebuntuan dalam mencetak gol.
Namun apapun yang dilakukan Moyes, suporter MU kini hanya bisa berharap hal tersebut bisa membawa perubahan positif. Terlebih lagi saat ini mereka sulit mempertahankan gelar juara Liga Premier mengingat posisi yang kini ada di peringkat ke-7 dan selisih 14 poin dengan Arsenal yang berada di puncak. (lul)
Baca Juga:
Ini Rincian Kontrak Juan Mata di MU
Tanda-tanda Mata Segera Gabung MU
Mantan Bintang Persib Jagokan Arema Juara ISL
Kalah Adu Penalti, MU Gagal ke Final Capital One
KOI Dukung Timnas Sepakbola Tampil di Ajang Asian Games