Mayoritas Investor Dunia Yakin Ekonomi Global Membaik Tahun Ini

Sejak krisis finansial 2008, serangkaian gejolak ekonomi di beberapa negara maju melahirkan berbagai sentimen negatif di kalangan investor.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 24 Jan 2014, 11:16 WIB
Sejak krisis finansial 2008, serangkaian gejolak ekonomi di beberapa negara maju melahirkan berbagai sentimen negatif di kalangan investor dalam memandang perekonomian dunia di masa depan.

Tetapi tampaknya tidak untuk tahun ini, melihat mayoritas investor global meyakini adanya pertumbuhan ekonomi dunia yang lebih baik.

Seperti melansir hasil survei Bloomberg, Jumat (24/1/2014), sebanyak 66% investor global yang menjadi partisipan menyatakan dirinya jauh lebih percaya diri terhadap pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini.

Sementara 23% partisipan lainnya mengaku pergerakan ekonomi global tahun ini tak akan berbeda dengan apa yang terjadi di 2013.

Dengan pemulihan data tenaga kerja dan perbaikan laju inflasi di beberapa negara maju, hanya 10% investor global yang meragukan pertumbuhan ekonomi dunia sepanjang 2014.

Sementara 1% responden dalam survei Bloomberg tersebut menyatakan tak mau menerka-nerka tentang apa yang akan terjadi pada roda perekonomian dunia tahun ini.

Alasan utama yang memicu mayoritas investor yakin dengan adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi global tahun ini adalah karena pemulihan yang terjadi di negara-negara maju.

Sementara 10% lainnya mengaku rendahnya gangguan fiskal dari pemerintah menjadi landasan yang kuat untuk perekonomian dunia yang lebih baik.

Beberapa faktor lain yang memicu tumbuhnya ekonomi global tahun ini diantaranya kebijakan perekonomian China, aksi tapering Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), serta penguatan di pasar-pasar saham.

Hal senada sebelumnya telah dikeluarkan lembaga keuangan Dana Moneter Intenasional (IMF) yang meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,7% di 2014, naik 0,1% dari prediksi pada Oktober 2013.

IMF menyebutkan, menurunnya gangguan ekonomi global dapat mendorong pemulihan di berbagai negara, termasuk negara berkembang. (Sis/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya