Seiring dengan perkembangan teknologi yang kian pesat, sejumlah perusahaan kabarnya tengah mengembangkan sebuah pola baru dalam proses perekrutan karyawan.
Jika selama ini sebuah perusahaan akan memanggil calon karyawan untuk melalui proses wawancara dan psikotes, maka hal tersebut nampaknya akan segera tergantikan.
Beberapa perusahaan, seperti Xerox dan Shell, kabarnya tengah mempertimbangkan penggunaan video game untuk menggantikan proses wawancara dan psikotes.
Game yang dapat mengkompilasi dan menganalisis kemampuan calon karyawan disebut akan menjadi cara baru dalam memilah data pelamar kerja. Konsep ini kabarnya mampu menekan biaya perekrutan yang relatif tinggi dan proses pengolahan data yang lebih singkat.
Meski begitu, jangan bayangkan judul video game seperti Dead Rising 3 atau Gran Theft Auto yang akan dimainkan oleh seorang calon karyawan.
Diwartakan The Huffington Post, Minggu (26/1/2014), game tersebut akan menggunakan sistem pelacakan, sehingga memungkinkan pelamar memainkan game di manapun. Sebuah software bernama ATS akan memindai data pelamar dan menganalisa kemampuan untuk menentukan tingkat kesulitan sebuah game.
Times melaporkan sebuah game berjudul `Wasabi Waiter` yang dikembangkan oleh Knack - mampu mengukur seberapa jauh tingkat konsentrasi seseorang. Game ini akan meminta sang pemain berperan sebagai pelayan yang merekomendasikan sushi kepada pelanggan.
Dalam kurun waktu tertentu, sang pelayan harus menyiapkan sebanyak piring dari beragam bahan sushi yang dipesan oleh para tamu. Selain Knack, sejumlah startup kabarnya juga tengah mengembangkan sebuah aplikasi dan game yang dapat menguji kemampuan analisa dan ketepatan strategi sang pemain.
"Game merupakan sebuah sistem yang kompleks dimana di setiap milidetik permainan mampu menerjemahkan ratusan variabel data. Hal-hal yang mungkin dicari oleh perusahaan dalam menemukan karakteristik calon karyawan kemungkinan dapat dideteksi dari caranya bermain game," ucap Guy Halfteck, CEO Knack saat diwawancara oleh TechTarget.
John Sumser, seorang analis dari HRxAnalyst menyebut jika perilaku seseorang dalam bermain game ternyata berkaitan dengan kinerja mereka di kehidupan nyata. Terlebih bagi generasi Y yang dalam kesehariannya akrab dengan koneksi internet dan game. (vin/isk)
Baca juga
Gunakan Smartphone di Malam Hari Bisa Bikin 'Kepala Pecah'?
Paus Fransiskus Puji Peran Internet
Fokus Kembangkan OS 10, BlackBerry Tidak 'Anak Tirikan' BB OS7
Keren, Video Game Bakal Gantikan Proses Wawancara Kerja
Xerox dan Shell kabarnya tengah mempertimbangkan penggunaan video game untuk menggantikan proses wawancara dan psikotes.
diperbarui 26 Jan 2014, 14:10 WIBAdvertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 Energi & TambangShell Dikabarkan Tutup Seluruh SPBU di Indonesia, Kenapa?
7 8 9 10
Berita Terbaru
Perbuatan AKP Dadang Tembak Rekannya Turunkan Marwah Kepolisian
Danau Sentani, Jejak Wisata Papua yang Tersembunyi
Jelang Masa Tenang, Ini Momen Pamungkas Kampanye Akbar Pasangan RIDO di Pilkada Jakarta 2024
Ingin Dapat Penghasilan Tambahan? Habib Novel Bagikan Kiat Rezeki Lancar dan Mudah
Putri Ariani Rilis Album Perdana Bertajuk “Evolve”, Peluncuran Eksklusif di Amerika Serikat
Intip, Jadwal Masa Tenang Pilkada 2024 dan Aturannya
Rekomendasi Destinasi Wisata di Pohuwato yang Kaya Sumber Daya Bawah Laut
Berawal dari Benturan Kendaraan, Lansia ini Tewas Dianiaya di Jakarta Timur
Penampilan Serba Hitam Song Hye Kyo dan Jennie BLACKPINK di Acara Pernikahan Picu Perdebatan Budaya
Simak, Tata Cara Mencoblos Pilkada 2024 dan Urutannya
Sholat Taubat Jangan Asal-asalan, Ini Tata Caranya agar Tobatnya Diterima
DPR Tunggu Pembahasan RUU Pemilu Terkait Usul KPU Jadi Ad Hoc