Dua minggu terakhir, sebagian wilayah Jakarta terendam banjir. Tak hanya perkampungan di bantaran kali, sejumlah ruas jalan utama Ibukota pun terendam. Saat banjir mulai surut, kerusakan jalanan kini terlihat.
Kerusakan jalan cukup bervariasi. Mulai bergelombang, kerikil yang bertebaran, hingga lubang besar menganga di tengah jalan. Diameter lubang di jalanan Jakarta pun beragam, mulai 2 cm hingga 30 cm.
Kondisi jalan berlubang tampak di Jalan Abdullah Syafei. Jalan yang menghubungkan Kampung Melayu-Tebet itu memang sudah tak tergenang lagi. Namun, pengendara harus 'menikmati' jalan bergelombang yang licin akibat kerikil aspal yang mengelupas.
Kondisi ini membuat pengendara harus lebih berhati-hati. Jika biasanya dapat memacu kendaraan antara 20-60 kilometer per jam, kini pengendara terpaksa menyusuri jalan sepanjang 300 meter itu dengan kecepatan maksimal 15 kilometer per jam.
Kondisi ini tentu sangat membahayakan. Belum lagi arus lalu lintas yang tersendat lantaran buruknya aspal jalan. Salah seorang warga, Adi (35) mengatakan, sebelum banjir, jalan itu memang sedikit bergelombang, tapi warga masih bisa mengendarai kendaraan seperti biasa.
"Nah, pas habis banjir kemarin itu makin parah. Ya kaya gitu jadinya. Gelombang, kerikil, licin banget pasti," katanya saat ditemui di lokasi, Minggu 26 Januari 2014.
Pria yang menggelar dagangan kaki lima itu menambahkan, kecelakaan memang kerap terjadi. Tapi tidak sampai menimbulkan korban jiwa. "Ada saja yang jatuh di sini. Kan habis flyover pada kenceng. Untungnya nggak ada yang sampai meninggal. Tapi, setelah banjir alhamdulillah belum ada," lanjutnya.
Pemandangan berbeda tampak di Jalan Otista, tepatnya di Bidaracina, Jakarta Timur. Jalan yang sempat terputus lantaran banjir itu tidak terlihat lubang atau jalan bergelombang. Kondisi ini disebabkan jalan terbuat dari beton.
Namun selepas jalan beton itu, terlihatlah lubang menganga, tepatnya jelang pintu masuk Terminal Kampung Melayu. Bahkan, saking besarnya lubang, warga harus menutup dengan ban mobil bekas.
Lain halnya dengan Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur. Salah satu jalan utama Jakarta itu memang kerap dilalui mobil-mobil besar. Meski dilapisi beton jalan itu tetap saja bergelombang dan berlubang.
Hal itu terjadi lantaran lubang yang ada pada beton justru ditambal menggunakan aspal. Alhasil, saat hujan dan banjir mengegenang, aspal itu pun terkikis dan membuat lubang baru.
"Kalau di jalan ini lumayan bahaya juga. Apalagi di depan Samsat Kebon Nanas sama Terowongan Halim Lama," ungkap Gian (24) salah seorang pengendara motor.
Terowongan Halim itu dianggap bahaya karena penerangan di dalam sangat minim. Belum lagi saat hujan, banyak pengendara yang berteduh di terowongan.
"Kalau penuh kita harus ke jalan agak ke tengah. Sedangkan, di ujung terowongan ada lubang juga. Kalau kita yang sudah sering lewat sini sih hafal, kalau yang baru sekali-kali," lanjut dia.
Karena itu, dirinya berharap pemerintah dapat segera memperbaiki jalan-jalan yang rusak. Sebab, hal itu dapat menyebabkan kecelakaan. "Ya harus cepat diperbaiki lah. Sebelum ada korban, apalagi sampai ada yang meninggal," tutur Gian. (Dji/Eks)
Kerusakan jalan cukup bervariasi. Mulai bergelombang, kerikil yang bertebaran, hingga lubang besar menganga di tengah jalan. Diameter lubang di jalanan Jakarta pun beragam, mulai 2 cm hingga 30 cm.
Kondisi jalan berlubang tampak di Jalan Abdullah Syafei. Jalan yang menghubungkan Kampung Melayu-Tebet itu memang sudah tak tergenang lagi. Namun, pengendara harus 'menikmati' jalan bergelombang yang licin akibat kerikil aspal yang mengelupas.
Kondisi ini membuat pengendara harus lebih berhati-hati. Jika biasanya dapat memacu kendaraan antara 20-60 kilometer per jam, kini pengendara terpaksa menyusuri jalan sepanjang 300 meter itu dengan kecepatan maksimal 15 kilometer per jam.
Kondisi ini tentu sangat membahayakan. Belum lagi arus lalu lintas yang tersendat lantaran buruknya aspal jalan. Salah seorang warga, Adi (35) mengatakan, sebelum banjir, jalan itu memang sedikit bergelombang, tapi warga masih bisa mengendarai kendaraan seperti biasa.
"Nah, pas habis banjir kemarin itu makin parah. Ya kaya gitu jadinya. Gelombang, kerikil, licin banget pasti," katanya saat ditemui di lokasi, Minggu 26 Januari 2014.
Pria yang menggelar dagangan kaki lima itu menambahkan, kecelakaan memang kerap terjadi. Tapi tidak sampai menimbulkan korban jiwa. "Ada saja yang jatuh di sini. Kan habis flyover pada kenceng. Untungnya nggak ada yang sampai meninggal. Tapi, setelah banjir alhamdulillah belum ada," lanjutnya.
Pemandangan berbeda tampak di Jalan Otista, tepatnya di Bidaracina, Jakarta Timur. Jalan yang sempat terputus lantaran banjir itu tidak terlihat lubang atau jalan bergelombang. Kondisi ini disebabkan jalan terbuat dari beton.
Namun selepas jalan beton itu, terlihatlah lubang menganga, tepatnya jelang pintu masuk Terminal Kampung Melayu. Bahkan, saking besarnya lubang, warga harus menutup dengan ban mobil bekas.
Lain halnya dengan Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur. Salah satu jalan utama Jakarta itu memang kerap dilalui mobil-mobil besar. Meski dilapisi beton jalan itu tetap saja bergelombang dan berlubang.
Hal itu terjadi lantaran lubang yang ada pada beton justru ditambal menggunakan aspal. Alhasil, saat hujan dan banjir mengegenang, aspal itu pun terkikis dan membuat lubang baru.
"Kalau di jalan ini lumayan bahaya juga. Apalagi di depan Samsat Kebon Nanas sama Terowongan Halim Lama," ungkap Gian (24) salah seorang pengendara motor.
Terowongan Halim itu dianggap bahaya karena penerangan di dalam sangat minim. Belum lagi saat hujan, banyak pengendara yang berteduh di terowongan.
"Kalau penuh kita harus ke jalan agak ke tengah. Sedangkan, di ujung terowongan ada lubang juga. Kalau kita yang sudah sering lewat sini sih hafal, kalau yang baru sekali-kali," lanjut dia.
Karena itu, dirinya berharap pemerintah dapat segera memperbaiki jalan-jalan yang rusak. Sebab, hal itu dapat menyebabkan kecelakaan. "Ya harus cepat diperbaiki lah. Sebelum ada korban, apalagi sampai ada yang meninggal," tutur Gian. (Dji/Eks)
Baca juga:
Banjir Surut, Jalan di Depan RSJ Grogol Berlubang dan Rusak
Jokowi : Masih Hujan, Benerin Jalan Nggak Ada Artinya
Macet Parah, Cek Jalan Berlubang Usai Banjir di Jakarta Utara
Advertisement
Baca Juga