Kementerian Pekerjaan Umum mendesak Pemprov DKI Jakarta yang dibawahi Gubernur Jokowi untuk segera merelokasi warga di bantaran Sungai Ciliwung. Selama masih diduduki warga, program normalisasi kali akan sulit dikerjakan.
Kepala Badan Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) T Iskandar mengaku, walau telah melakukan groundbreaking atau pemasangan tiang pancang pada 23 Desember 2013 lalu, namun pekerjaan normalisasi di Ciliwung baru dapat menyelesaikan 150 sampai 200 meter saja.
"Kita sudah groundbreaking pada 23 Desember lalu, tapi memang masih ada warga yang harus direlokasi. Kita minta secepatnya direlokasi," kata Iskandar di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (28/1/2014).
Menurutnya, salah satu lokasi pemukiman warga yang harus segera direlokasi adalah kawasan Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur. Relokasi warga adalah kewenangan Pemprov DKI. Sementara, kewenangan pemerintah pusat adalah melakukan pekerjaan fisik, dalam hal ini oleh BBWSCC.
"Pemprov yang akan lakukan teknis relokasi, sedangkan kami hanya mengerjakan pembangunan fisik saja," ujarnya.
Ia mengatakan, saat ini sungai yang menjadi target normalisasi hanya selebar 20-30 meter saja. Dengan normalisasi ini, maka lebar sungai nantinya diharapkan akan bertambah menjadi 50 meter. Selain sungai semakin melebar, di sisi kanan dan kiri juga akan dibangun jalan inspeksi yang masing-masing selebar 7,5 meter.
"Jadi totalnya akan selebar 65 meter, tapi ini semua belum bisa diwujudkan kalau lahannya masih diduduki warga, harus direlokasi dulu," ungkap Iskandar.
Sungai ini bakal dinormalisasi sepanjang 19 kilometer, mulai dari Tol TB Simatupang hingga pintu air Manggarai, Jakarta Selatan.
"Kita sekarang lakukan pengerukan dan pembangunan turap di lokasi yang bisa dikerjakan dulu. Baru satu bulan pelaksanaan, di hulu jembatan Casablanca sekitar 150-200 meter sudah dipasang turap. Kemudian lokasi lain yang sedang dikerjakan juga di sekitar belakang Rindam Condet," pungkas Iskandar. (Ndy/mut)
Baca juga:
Katulampa Siaga IV, Warga Bantaran Ciliwung Diharap Waspada
Hujan Deras di Jakarta, Pintu Air Manggarai Siaga IV
Cegah Tol Merak Tenggelam, Rano Karno Bangun Waduk di Banten
Kepala Badan Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) T Iskandar mengaku, walau telah melakukan groundbreaking atau pemasangan tiang pancang pada 23 Desember 2013 lalu, namun pekerjaan normalisasi di Ciliwung baru dapat menyelesaikan 150 sampai 200 meter saja.
"Kita sudah groundbreaking pada 23 Desember lalu, tapi memang masih ada warga yang harus direlokasi. Kita minta secepatnya direlokasi," kata Iskandar di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (28/1/2014).
Menurutnya, salah satu lokasi pemukiman warga yang harus segera direlokasi adalah kawasan Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur. Relokasi warga adalah kewenangan Pemprov DKI. Sementara, kewenangan pemerintah pusat adalah melakukan pekerjaan fisik, dalam hal ini oleh BBWSCC.
"Pemprov yang akan lakukan teknis relokasi, sedangkan kami hanya mengerjakan pembangunan fisik saja," ujarnya.
Ia mengatakan, saat ini sungai yang menjadi target normalisasi hanya selebar 20-30 meter saja. Dengan normalisasi ini, maka lebar sungai nantinya diharapkan akan bertambah menjadi 50 meter. Selain sungai semakin melebar, di sisi kanan dan kiri juga akan dibangun jalan inspeksi yang masing-masing selebar 7,5 meter.
"Jadi totalnya akan selebar 65 meter, tapi ini semua belum bisa diwujudkan kalau lahannya masih diduduki warga, harus direlokasi dulu," ungkap Iskandar.
Sungai ini bakal dinormalisasi sepanjang 19 kilometer, mulai dari Tol TB Simatupang hingga pintu air Manggarai, Jakarta Selatan.
"Kita sekarang lakukan pengerukan dan pembangunan turap di lokasi yang bisa dikerjakan dulu. Baru satu bulan pelaksanaan, di hulu jembatan Casablanca sekitar 150-200 meter sudah dipasang turap. Kemudian lokasi lain yang sedang dikerjakan juga di sekitar belakang Rindam Condet," pungkas Iskandar. (Ndy/mut)
Baca juga:
Katulampa Siaga IV, Warga Bantaran Ciliwung Diharap Waspada
Hujan Deras di Jakarta, Pintu Air Manggarai Siaga IV
Cegah Tol Merak Tenggelam, Rano Karno Bangun Waduk di Banten
