Sudah Berkeluarga? Hati-hati Berinvestasi di Tahun Politik

Masyarakat berkeluarga disarankan berhati-hati dalam memilih investasi dan mengelola keuangan pada tahun politik.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 29 Jan 2014, 10:26 WIB
Masyarakat berkeluarga disarankan berhati-hati dalam memilih investasi dan mengelola keuangan pada tahun politik. Indonesia dalam waktu dekat akan menggelar Pemilihan Umum Presiden dan Legislatif.

Manajer Portfolio Ekuitas Schroders Indonesia Irwanti mengatakan masyarakat berkeluarga membutuhkan perhitungan yang sangat hati-hati terutama berkaitan dengan kebutuhan sehari-hari, biaya pendidikan anak-anak, simpanan uang tunai, dana pensiun dan investasi.

"Pengambil keputusan dalam keluarga dapat memenuhi target finansial dengan mengetahui prioritas tujuan finansial mereka dan melihat produk yang paling tepat dengan kinerja yang konsisten," ujar dia, seperti ditulis Rabu (29/1/2014).

Menurut dia, seiring bertambahnya jumlah populasi kaum menengah di Indonesia dan tingkat urbanisasi yang tinggi, kebutuhan masa kini menjadi sangat beragam jika dibandingkan satu dekade yang lalu.

Setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan yang berbeda. Hal ini dapat diakomodasi dengan pengambilan keputusan yang bijaksana tentang investasi.

Menurut dia, pemberdayaan para wanita sebagai ibu untuk semakin mengerti kondisi perekonomian dapat menjadi masukan berguna terhadap pengambilan keputusan di keluarga.

Dia mengingatkan, sebagai orang tua, masa depan anak adalah hal yang sangat penting. Kebanyakan orang tua ingin melihat anak mereka hidup dalam kondisi yang semakin baik dengan stabilitas finansial.

Untuk mewujudkan hal ini, para ibu dapat mempertimbangkan pilihan-pilihan yang ada seperti berinvestasi dalam produk-produk yang dapat memberikan hasil yang baik yang dapat digunakan sebagai modal awal usaha atau bisnis baru yang dapat diwariskan ke anak-anak mereka saat mereka dewasa.

 “Schroders memiliki berbagai macam produk yang dapat melayani kebutuhan investasi jangka pendek dan jangka panjang sesuai dengan kebutuhan para investor. Simpanan dana tunai atau deposito tidaklah cukup untuk membiayai pendidikan masa depan anak-anak, biaya liburan keluarga ke tujuan wisata dan untuk membeli properti tambahan," tutup dia. (Pew/Nrm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya