Elang, Raja Burung Padang Pasir

Di tanah Arab, burung elang menjadi simbol kesetiaan sekaligus kegagahan. Pangeran Dubai Sheikh Mohammad Al Maktoum memiliki beberapa burung elang, termasuk spesies Hubara seharga US$ 40 ribu per ekor.

oleh Liputan6 diperbarui 30 Jun 2004, 08:03 WIB
Liputan6.com, Dubai: Burung elang dikenal sebagai salah satu jenis unggas pemakan daging yang kuat. Tapi untuk menjadi yang terkuat, sejumlah elang harus diasah dan dilatih. Di Timur Tengah, melatih elang sudah menjadi tradisi. Pelatihan menjadi makin istimewa bila pemiliknya adalah keluarga kerajaan seperti, kepunyaan Pangeran Dubai Sheikh Mohammad Al Maktoum.

Hingga kini, beberapa burung elang milik Pangeran Dubai diasuh amat baik. Namun lepas dari statusnya sebagai harta kekayaan sang pangeran, burung-burung ini juga berasal dari spesies Hubara yang istimewa dan berharga US$ 40 ribu per ekor. Berabad-abad silam, burung elang jenis tersebut biasa ditangkap kaum Badui Arab. Pada musim dingin, elang-elang ini biasa digunakan untuk memangsa burung lain.

Di tanah Arab, burung elang menjadi simbol kesetiaan sekaligus kegagahan. Sudah tradisi pula melatih burung elang secara khusus agar terampil memangsa di tengah padang pasir sepanas atau sedingin apapun. Kebiasaan ini telah menjadi semacam rekreasi bagi masyarakat kelas menengah atas. Supaya tak hilang, biasanya cakar elang dipasangi alat transmisi radio.

Burung elang dapat terbang dengan kecepatan sangat tinggi, baik melesat ke angkasa maupun menukik ke tanah. Mangsanya sebagian besar adalah burung kecil yang sedang terbang berkelompok. Dari mangsa itu pula seekor burung elang memperoleh protein yang penting bagi tubuhnya. Karena itu elang sering mendapat julukan raja burung padang pasir.(ICH/Nlg)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya