Citizen6, Jakarta: Dzara Rizqi Syahadah merupakan mahasiswa semeseter 5 di salah satu universitas swasta di Jakarta yang mendapatkan bantuan beasiswa dari badan amal, zakat, dan sodaqoh.
Sebagai persyaratan, ia harus melengkapi pernyataan-pernyataan yang terkait dengan data diri. Antara lain meminta surat rujukan ke RW, lalu ke kelurahan, dan kecamatan.
Setelah mendapatkan tanda tangan dari RT dan RW setempat, segera dibawanya kertas PM1 tersebut ke kelurahan.
"Sewaktu saya meminta tanda tangan lurah setempat, petugas di sana tiba-tiba meminta saya dengan paksa dan sambil marah-marah untuk membayar 5 buah kertas yang bertuliskan badan amal zakat sodaqoh tersebut. Yang kami herankan, mengapa dia begitu marah dan memaksa untuk membayar? Padahal, kami ke situ minta tanda tangan untuk mengikuti hal tersebut," jelas Dzara warga Cilandak Barat, Jakarta Selatan ini.
Masih sedikit bingung dengan kejadian tersebut, tiba-tiba saja petugas kelurahan itu memanggilnya lagi. Kali ini, ia seolah-olah menganggapnya seperti maling atau pencuri yang akan kabur.
"Hei dek bayar dulu! Mau kemana kamu, main kabur saja," ucapnya dengan nada yang keras dan tidak sopan.
Sontak Dzara pun kaget mendengarnya. Seorang ibu yang melihat kejadian itu, langsung berkata ke petugas tersebut,"Nanti pak, nanti juga dibayar! Dia lagi ngambil uang, bukan kabur," jawabnya membela.
Tanpa merasa bersalah karena sikapnya yang kurang sopan tersebut, petugas itu masuk ke dalam ruangannya tanpa meminta maaf.
Karena merasa sakit hati terhadap petugas tersebut, Dzara pun membuang kertas sobekan dari uang amal yang telah ia berikan ke petugas itu. "Sayangnya, saya lupa melihat nama yang ada di bet seragamnya," ujarnya. (mar)
Penulis
Dzara Rizqi Syahadah
Jakarta, rizqi.syahaxxx@yahoo.com
Baca juga:
[Warga mengadu] TKI Nasibmu Kini
Cilamaya, Satu-satunya Taman yang Punya Kotak Sampah Cuma Satu
Kalimantan, Bagai Anak Ayam Kelaparan di Lumbung Padi
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Mulai 7 Januari sampai 7 Februari 2014 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Warga Mengadu". Ada hadiah dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Caranya bisa disimak di sini.
Sebagai persyaratan, ia harus melengkapi pernyataan-pernyataan yang terkait dengan data diri. Antara lain meminta surat rujukan ke RW, lalu ke kelurahan, dan kecamatan.
Setelah mendapatkan tanda tangan dari RT dan RW setempat, segera dibawanya kertas PM1 tersebut ke kelurahan.
"Sewaktu saya meminta tanda tangan lurah setempat, petugas di sana tiba-tiba meminta saya dengan paksa dan sambil marah-marah untuk membayar 5 buah kertas yang bertuliskan badan amal zakat sodaqoh tersebut. Yang kami herankan, mengapa dia begitu marah dan memaksa untuk membayar? Padahal, kami ke situ minta tanda tangan untuk mengikuti hal tersebut," jelas Dzara warga Cilandak Barat, Jakarta Selatan ini.
Masih sedikit bingung dengan kejadian tersebut, tiba-tiba saja petugas kelurahan itu memanggilnya lagi. Kali ini, ia seolah-olah menganggapnya seperti maling atau pencuri yang akan kabur.
"Hei dek bayar dulu! Mau kemana kamu, main kabur saja," ucapnya dengan nada yang keras dan tidak sopan.
Sontak Dzara pun kaget mendengarnya. Seorang ibu yang melihat kejadian itu, langsung berkata ke petugas tersebut,"Nanti pak, nanti juga dibayar! Dia lagi ngambil uang, bukan kabur," jawabnya membela.
Tanpa merasa bersalah karena sikapnya yang kurang sopan tersebut, petugas itu masuk ke dalam ruangannya tanpa meminta maaf.
Karena merasa sakit hati terhadap petugas tersebut, Dzara pun membuang kertas sobekan dari uang amal yang telah ia berikan ke petugas itu. "Sayangnya, saya lupa melihat nama yang ada di bet seragamnya," ujarnya. (mar)
Penulis
Dzara Rizqi Syahadah
Jakarta, rizqi.syahaxxx@yahoo.com
Baca juga:
[Warga mengadu] TKI Nasibmu Kini
Cilamaya, Satu-satunya Taman yang Punya Kotak Sampah Cuma Satu
Kalimantan, Bagai Anak Ayam Kelaparan di Lumbung Padi
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Mulai 7 Januari sampai 7 Februari 2014 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Warga Mengadu". Ada hadiah dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Caranya bisa disimak di sini.