PT Perkebunan Nusantara (PTPN) siap mengelola aset milik Asian Agri, jika Kejaksaan Agung menyerahkan ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengaku telah berkordinasi dengan perusahaan BUMN sektor perkebunan, yaitu PTPN 3, PTPN 4, PTPN 5 dan PTPN 6 untuk meminta kesiapannya jika diminta untuk mengelola aset Asian Agri.
"Mereka sudah saya kumpulkan untuk mengelola aset Asian Agri dan mereka sudah siap," kata Dahlan, di hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (29/1/2013).
Menurut dia, perusahaan BUMN sektro perkebunan tersebut sudah menyatakan kesiapannya untuk mengelola aset Asian Agri. Namun, jika diminta untuk membayar aset Asian Agri perusahaan tersebut tidak mau.
"Kalau diserahkan kebunnya, BUMN siap membantu Kejagung untuk mengelolanya. Tapi kalau misalnya bener-bener dibayar BUMN tidak jadi mengelolanya. Intinya dari kita siap," jelasnya.
Namun saat ini Dahlan masih menunggu kepastian tersebut, pasalnya terdengar kabar kalau Asian Agri akan membayar utang-utangnya.
"Inikan belum jatuh tempo, jadi kita tunggu saja jatuh temponya. Ituuu yang saya denger," pungkasnya. (Pew/Ndw)
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengaku telah berkordinasi dengan perusahaan BUMN sektor perkebunan, yaitu PTPN 3, PTPN 4, PTPN 5 dan PTPN 6 untuk meminta kesiapannya jika diminta untuk mengelola aset Asian Agri.
"Mereka sudah saya kumpulkan untuk mengelola aset Asian Agri dan mereka sudah siap," kata Dahlan, di hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (29/1/2013).
Menurut dia, perusahaan BUMN sektro perkebunan tersebut sudah menyatakan kesiapannya untuk mengelola aset Asian Agri. Namun, jika diminta untuk membayar aset Asian Agri perusahaan tersebut tidak mau.
"Kalau diserahkan kebunnya, BUMN siap membantu Kejagung untuk mengelolanya. Tapi kalau misalnya bener-bener dibayar BUMN tidak jadi mengelolanya. Intinya dari kita siap," jelasnya.
Namun saat ini Dahlan masih menunggu kepastian tersebut, pasalnya terdengar kabar kalau Asian Agri akan membayar utang-utangnya.
"Inikan belum jatuh tempo, jadi kita tunggu saja jatuh temponya. Ituuu yang saya denger," pungkasnya. (Pew/Ndw)
