Sudah bukan perkara aneh lagi jika setiap kali Imlek tiba, ribuan pengemis bakal menyerbu Vihara Dharma Bakti Petak 9, Glodok, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat. Salah satunya, Rohmani (30).
Rohmani datang jauh-jauh dari Desa Sukawali, Kecamatan Paku Aji, Kabupaten Tangerang, Banten, bersama adiknya, Rohmah (28) dan ketiga anaknya yang masing-masing berumur 2, 4, dan 5 tahun. Bersama 10 tetangga lain, mereka berangkat ke Jakarta dengan menumpang kereta ekonomi Kamis pagi, 30 Januari 2014 kemarin.
Untuk bisa ke Jakarta, Rohmani bermodalkan Rp 20 ribu. Uang itu pun didapatkannya dari berhutang. Namun begitu belum banyak yang didapatkannya setelah 1 harian kemarin mengemis.
"Dari pagi dateng ke sini, naik mikrolet sama kereta, tapi baru dapet seribu sama nasi bungkus saja," kata Rohmani kepada Liputan6.com di lokasi, Jakarta, Kamis (30/1/2014).
Bersama 'rekan seperjuangannya', dia memutuskan bermalam di kompleks vihara dengan bekal kain sarung seadanya. Sudah 4 tahun belakangan ini mereka selalu datang ke sana setiap kali perayaan Tahun Baru Imlek.
Nasi Bungkus
Rohmani mengungkapkan, pada tahun-tahun sebelumnya ia biasanya mendapatkan angpau yang jika ditotal-total berisi Rp 60-100 ribu, bantuan beras, minyak goreng, dan mie instan.
"Kalau tahun ini kayaknya dapet minyak goreng doang. Untuk amplop kita belum tahu, syukur ini sudah dapet nasi bungkus," ujarnya.
"Ya siapa kali tahun ini bagus, kalau memang dapet dikit juga maunya kita sendiri, kalau banyak ya alhamdulillah," imbuhnya.
Pantauan Liputan6.com, ribuan pengemis sudah memadati halaman depan vihara sekitar Kamis malam pukul 20.30 WIB. Mereka duduk bersila dengan dibatasi garis polisi. Para pengemis ini datang dari berbagai macam lokasi, ada yang datang dari Ancol, Tanjung Priok, Tangerang, bahkan adapula yang sengaja datang dari Merak.
Semua pengemis tersebut akan bermalam di depan Wihara hingga besok malam. Diperkirakan akan ada sekitar 6 ribu pengemis yang mendatangi kompleks vihara tersebut untuk mendapatkan angpau. (Ndy)
JK Dapat `Angpau` dari KPK
Ahok: Hujan Saat Imlek Bukan Berkah, Malah Repot
Ahok Imlek Bersama Prabowo, Dapat Bunga Ucapan dari PDIP
Rohmani datang jauh-jauh dari Desa Sukawali, Kecamatan Paku Aji, Kabupaten Tangerang, Banten, bersama adiknya, Rohmah (28) dan ketiga anaknya yang masing-masing berumur 2, 4, dan 5 tahun. Bersama 10 tetangga lain, mereka berangkat ke Jakarta dengan menumpang kereta ekonomi Kamis pagi, 30 Januari 2014 kemarin.
Untuk bisa ke Jakarta, Rohmani bermodalkan Rp 20 ribu. Uang itu pun didapatkannya dari berhutang. Namun begitu belum banyak yang didapatkannya setelah 1 harian kemarin mengemis.
"Dari pagi dateng ke sini, naik mikrolet sama kereta, tapi baru dapet seribu sama nasi bungkus saja," kata Rohmani kepada Liputan6.com di lokasi, Jakarta, Kamis (30/1/2014).
Bersama 'rekan seperjuangannya', dia memutuskan bermalam di kompleks vihara dengan bekal kain sarung seadanya. Sudah 4 tahun belakangan ini mereka selalu datang ke sana setiap kali perayaan Tahun Baru Imlek.
Nasi Bungkus
Rohmani mengungkapkan, pada tahun-tahun sebelumnya ia biasanya mendapatkan angpau yang jika ditotal-total berisi Rp 60-100 ribu, bantuan beras, minyak goreng, dan mie instan.
"Kalau tahun ini kayaknya dapet minyak goreng doang. Untuk amplop kita belum tahu, syukur ini sudah dapet nasi bungkus," ujarnya.
"Ya siapa kali tahun ini bagus, kalau memang dapet dikit juga maunya kita sendiri, kalau banyak ya alhamdulillah," imbuhnya.
Pantauan Liputan6.com, ribuan pengemis sudah memadati halaman depan vihara sekitar Kamis malam pukul 20.30 WIB. Mereka duduk bersila dengan dibatasi garis polisi. Para pengemis ini datang dari berbagai macam lokasi, ada yang datang dari Ancol, Tanjung Priok, Tangerang, bahkan adapula yang sengaja datang dari Merak.
Semua pengemis tersebut akan bermalam di depan Wihara hingga besok malam. Diperkirakan akan ada sekitar 6 ribu pengemis yang mendatangi kompleks vihara tersebut untuk mendapatkan angpau. (Ndy)
JK Dapat `Angpau` dari KPK
Ahok: Hujan Saat Imlek Bukan Berkah, Malah Repot
Ahok Imlek Bersama Prabowo, Dapat Bunga Ucapan dari PDIP
