Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin mengaku kaget dengan mundurnya Gita Wirjawan sebagai Menteri Perdagangan. Gita seyogyanya, menjelaskan persoalan perdagangan terutama impor beras asal Vietnam yang diduga mengandung pelanggaran.
"Jangan sampai kemunduran Mendag lari dari tanggung jawab. Karena ada kesan muncul termasuk impor beras, termasuk defisitnya neraca perdagangan di negara-negara tertentu dan ini harus diselesaikan," kata Din Syamsuddin di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (31/1/2014).
Ia menambahkan, Gita atau pemangku jabatan lain seharusnya menyelesaikan terlebih dahulu persoalan yang ada di lembaganya masing-masing sebelum berhenti untuk mencari posisi yang lebih tinggi lagi.
"Jangan jabatan-jabatan itu batu loncatan di posisi yang lebih tinggi, selesaikan dulu atas kewajiban dan tanggung jawab sesuai amanat sekarang baru kemudian rakyat yang memilih. Jangan belum selesai sekarang kemudian menyusahkan pekerjaan. Ini kesan kurang baik," papar dia.
Din mengatakan, seharusnya bila sedari awal Gita ada keinginan maju menjadi Capres, dia menolak ditunjuk sebagai menteri.
"Jadi prinsip yang saya pahami dan sarankan, janganlah jabatan itu terkesan dimanfaatkan untuk jabatan lebih lanjut dan belum selesai tugas kewajiban pada jabatan sekarang ini. Apalagi menyusahkan," tegas dia.
"Namun pada sisi lain, karena sudah maju sebagai capres meski dalam tingkat konvensi, memang jangan kemudian terhimpit tugas dan kewenangan pejabat. Karena ini potensial memanfaatkan jabatannya," tandas Din.
Gita Wirjawan mengundurkan diri sebagai Menteri Perdagangan mulai 1 Februari 2014. Keputusan itu diambil untuk fokus pada konvensi calon presiden Partai Demokrat. (Mvi/Yus)
Baca juga:
Ketua Komisi VI DPR: Jika Gita Tak Mundur, Muncul Persepsi Buruk
Wakil Mendag: Pengganti Gita Wirjawan Tunggu Presiden
Mundur Sebagai Menteri, Gita Fokus ke Konvensi Partai Demokrat
"Jangan sampai kemunduran Mendag lari dari tanggung jawab. Karena ada kesan muncul termasuk impor beras, termasuk defisitnya neraca perdagangan di negara-negara tertentu dan ini harus diselesaikan," kata Din Syamsuddin di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (31/1/2014).
Ia menambahkan, Gita atau pemangku jabatan lain seharusnya menyelesaikan terlebih dahulu persoalan yang ada di lembaganya masing-masing sebelum berhenti untuk mencari posisi yang lebih tinggi lagi.
"Jangan jabatan-jabatan itu batu loncatan di posisi yang lebih tinggi, selesaikan dulu atas kewajiban dan tanggung jawab sesuai amanat sekarang baru kemudian rakyat yang memilih. Jangan belum selesai sekarang kemudian menyusahkan pekerjaan. Ini kesan kurang baik," papar dia.
Din mengatakan, seharusnya bila sedari awal Gita ada keinginan maju menjadi Capres, dia menolak ditunjuk sebagai menteri.
"Jadi prinsip yang saya pahami dan sarankan, janganlah jabatan itu terkesan dimanfaatkan untuk jabatan lebih lanjut dan belum selesai tugas kewajiban pada jabatan sekarang ini. Apalagi menyusahkan," tegas dia.
"Namun pada sisi lain, karena sudah maju sebagai capres meski dalam tingkat konvensi, memang jangan kemudian terhimpit tugas dan kewenangan pejabat. Karena ini potensial memanfaatkan jabatannya," tandas Din.
Gita Wirjawan mengundurkan diri sebagai Menteri Perdagangan mulai 1 Februari 2014. Keputusan itu diambil untuk fokus pada konvensi calon presiden Partai Demokrat. (Mvi/Yus)
Baca juga:
Ketua Komisi VI DPR: Jika Gita Tak Mundur, Muncul Persepsi Buruk
Wakil Mendag: Pengganti Gita Wirjawan Tunggu Presiden
Mundur Sebagai Menteri, Gita Fokus ke Konvensi Partai Demokrat
