Letusan Sinabung Diprediksi Reda Awal Maret

"Pastinya tanggal berapa belum bisa kami pastikan," kata Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo.

oleh Edward Panggabean diperbarui 02 Feb 2014, 14:53 WIB
Gunung Sinabung di kabupaten Karo, Sumatera Utara, berstatus Awas. Belum bisa dipastikan kapan gunung yang meletus sejak Agustus 2010 ini akan kembali normal. Namun diprediksi aktivitas Gunung Sinabung akan mereda pada awal Maret nanti.

"Belum bisa dipastikan sampai kapan, tapi kalau melihat tren dari gunungnya perkiraan akhir Februari atau awal Maret. Pastinya tanggal berapa belum bisa kami pastikan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantornya, Jakarta, Minggu (2/1/2014).

Menurut Sutopo, Gunung Sinabung tidak erupsi selama 1.200 tahun. Erupsi kemudian terjadi di abad XXI, pada Agustus 2010. Gunung ini kemudian kembali meletus pada Juni dan September 2013, dan puncaknya pada Januari 2014 yang menelan 15 korban jiwa.

"Tipikal Gunung Sinabung mirip dengan Gunung Merapi. Tapi dari analisa, letusan Sinabung tidak sedahsyat Merapi," ujar Sutopo.

Sutopo menambahkan, hingga saat ini pemerintah belum memasukkan letusan Gunung Sinabung ini dalam kategori bencana nasional. Sebab pemerintah daerah setempat masih mampu menanganinya.

"BNPB juga terus melakukan pendampingan kepada Pemda. Jadi, sejak 2004 bencana nasional baru sekali terjadi yakni tsunami Aceh," ungkap dia.

Karena Gunung Sinabubung berstatus Awas, maka BNPB mengimbau agar warga tidak mendekati gunung dalam radius 3 kilometer. Ia menjelaskan sejak 29 Januari lalu imbauan melalui spanduk, dan sosialisasi telah dilakukan.

"Bahkan, penjagaan di radius 5 kilometer dengan patroli juga dilakukan. Tapi masih ada warga yang masuk radius 5 kilometer, bahkan hingga 3 kilometer, masuk lewat jalan-jalan tikus," kata Sutopo. (Eks/Yus)

Baca juga:
Awan Panas Sinabung, Suhu 700 Derajat Celcius, Melaju 100 Km/jam
BNPB Akan Relokasi Warga 5 Desa Korban Erupsi Sinabung
Kronologi Tewasnya 7 Anggota GMKI di Gunung Sinabung

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya