Klaim swasembada garam yang berhasil dicapai Indonesia diragukan sejumlah kalangan. Kalangan produsen garam yang tergabung dalam Aliansi Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (A2PGRI) justru menganggap Indonesia masih menjadi importir produk garam dari berbagai negara.
Sebagai informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan mengklaim produksi garam konsumsi pada 2012 mencapai 2,02 juta ton. Pasokan tersebut melebihi kebutuhan garam dalam negeri yang ditaksir sebanyak 1,5 juta ton.
Ketua A2PGRI Jakfar Sodikin mengatakan impor garam yang dilakukan Indonesia masih sangat besar. Data impor hingga Juni 2013 mencatat garam produksi luar negeri yang masuk ke Indonesia mencapai 158 ribu ton setara US$ 7,4 juta. Sementara pada Juli tercatat sebanyak 186 ribu ton (US$ 8,6 juta), Agustus 82 ribu ton (US$ 3,5 juta) dan September 172 ribu ton atau US$ 7,9 juta.
"Kalau secara kumulatif Januari-September 2013 itu sebesar 1,2 juta ton atau US$ 56,2 juta," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Minggu (2/2/2014).
Selama ini, pasokan garam impor Indonesia terutama dipenuhi dari Australia. pemasok lain adalah India, Jerman, Selandia Baru, Denmark bahkan Singapura.
A2PGRI menyayangkan masih tingginya impor garam karena Indonesia memiliki laut dan pantai yang sangat luas. Kedua kekayaan alam ini seharusnya bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi garam nasional.
Kalangan pengusaha justru mendesak pemerintah untuk memacu produksi garam nasional dengan mendorong potensi daerah. Pemerintah selama ini dinilai gagal dalam menjaga ketersediaan lahan garam.
"Belum lagi muncul indikasi terjadinya rembesan garam impor yang masuk ke pasar lokal. Ini juga menjadi penyebab turunnya harga garam dari petani," tandasnya.(Dny/Shd)
Baca juga
Sebagai informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan mengklaim produksi garam konsumsi pada 2012 mencapai 2,02 juta ton. Pasokan tersebut melebihi kebutuhan garam dalam negeri yang ditaksir sebanyak 1,5 juta ton.
Ketua A2PGRI Jakfar Sodikin mengatakan impor garam yang dilakukan Indonesia masih sangat besar. Data impor hingga Juni 2013 mencatat garam produksi luar negeri yang masuk ke Indonesia mencapai 158 ribu ton setara US$ 7,4 juta. Sementara pada Juli tercatat sebanyak 186 ribu ton (US$ 8,6 juta), Agustus 82 ribu ton (US$ 3,5 juta) dan September 172 ribu ton atau US$ 7,9 juta.
"Kalau secara kumulatif Januari-September 2013 itu sebesar 1,2 juta ton atau US$ 56,2 juta," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Minggu (2/2/2014).
Selama ini, pasokan garam impor Indonesia terutama dipenuhi dari Australia. pemasok lain adalah India, Jerman, Selandia Baru, Denmark bahkan Singapura.
A2PGRI menyayangkan masih tingginya impor garam karena Indonesia memiliki laut dan pantai yang sangat luas. Kedua kekayaan alam ini seharusnya bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi garam nasional.
Kalangan pengusaha justru mendesak pemerintah untuk memacu produksi garam nasional dengan mendorong potensi daerah. Pemerintah selama ini dinilai gagal dalam menjaga ketersediaan lahan garam.
"Belum lagi muncul indikasi terjadinya rembesan garam impor yang masuk ke pasar lokal. Ini juga menjadi penyebab turunnya harga garam dari petani," tandasnya.(Dny/Shd)
Baca juga
Produksi Menurun, Harga Garam Melonjak di Palu
Setelah 40 Tahun, Akhirnya RI Bisa Swasembada Garam
Advertisement
Pemerintah Yakin Bisa Swasembada Garam di 2014
Baca Juga