Ratusan Rumah Dihantam Banjir Rob, Warga Donggala Mengungsi

Banjir rob yang menimpa warga Donggala kali ini yang terparah dibanding sebelumnya.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Feb 2014, 00:46 WIB
Ratusan rumah warga di Dusun I dan Dusun II, Desa Lembasada, Kecamatan Banawa Selatan, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng), kembali dihantam banjir air laut atau rob, Senin dini hari sekitar pukul 05.30 WITA.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Hanya saja sebagian besar warga yang berprofesi sebagai nelayan, terpaksa mengungsi ke tempat aman, karena tempat tinggal mereka terendam air laut setinggi lutut orang dewasa atau sekitar 70 centimeter.

Muslimin (49) warga Lembasa mengaku, rob yang disertai angin kencang dan ombak dengan ketinggian mencapai 2 meter lebih itu, merupakan kedua kalinya terjadi di awal bulan ini. Selain mengenangi lantai rumah, rob juga memporak-porandakan dinding rumah lainnya yang berdiri tepat di bibir pantai.

"Sabtu (1 Februari) sore lalu terjadi (rob) pertama dan subuh tadi kembali terjadi. Akibatnya ratusan rumah tertimpa," ujar Muslimin kepada Liputan6.com, Donggala, Sulawesi Tengah, Senin (3/2/2014).

Meskipun rob sudah terlihat surut, warga tetap mengungsi dengan membawa beberapa barang berharganya, karena takut rob susulan akan menimpa kembali. "Ijazah, perhiasan, dan beberapa pakaian ganti saja yang kami bawa. Sedangkan barang-barang lainnya diamankan di tempat yang tinggi agar tidak terkena air," kata Fendi (34) warga Lembasada lainnya.

Sementara itu, Camat Banawa Selatan Abas Mansur menyebutkan data sementara ada sekitar 104 rumah yang tertimpa rob, di antaranya 30 rusak berat, 25 rusak ringan, dan 49 terendam air laut. "Ini jumlah rumah yang sempat kami data hingga sore ini, dari Dusun I dan Dusun II," katanya.

Menurut Abas, selain warga mengungsi di rumah kerabat, pemerintah kecamatan bersama pemerintah desa juga menyediakan tempat pengungsian sementara di Puskesmas desa dan kantor desa. "Sebagian warga yang tidak mempunyai kerabat dekat sini, kami tampung di puskesmas desa dan kantor desa dengan diberikan beberapa bantuan makanan," terangnya.

Abas mengatakan kejadian ini sudah beberapa kali terjadi di wilayah kerjanya, tapi kejadian kali ini terbilang sangat parah. "Tahun 2001 dan 2004 lalu pernah juga terjadi namun tidak parah seperti ini. Dan pemerintah juga sudah sempat membuat larangan kepada warga untuk tidak membangun rumah di bibir pantai, namun tidak diindahkan. Ya begini sudah risikonya," tandas Abas. (Alv/Rmn)

Baca juga:

Diduga Tanggul Kali Sekretaris Jebol, Lalu Lintas Macet
Depan Mangga Dua Square Banjir 20 Cm, Motor Tak Bisa Melintas
Jakarta Barat Terkepung Genangan Air, Akibat Hujan Senin Malam

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya