Musim Hujan, Pemulung TPA Bantargebang Takut Kena Longsor Sampah

Sejumlah pemulung di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Bantargebang takut terkena longsoran sampah di musim hujan. Berikut ini keluhan mereka.

oleh Tan diperbarui 05 Feb 2014, 02:36 WIB
Sejumlah pemulung di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Sumurbatu, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, mengaku khawatir dengan ancaman longsor yang dapat terjadi sepanjang musim hujan.

"Banyak pemulung yang sekarang takut mendaki gundukan sampah. Mereka sekarang memilah sampah di sisi bawah karena khawatir longsor datang sewaktu-waktu dan menimbun mereka," kata salah satu pemulung setempat, Nali (30), di Bekasi, Selasa 4 Februari 2014.
 
Menurut dia, selama musim hujan sejak Januari 2014 membuat tumpukan sampah basah dan berongga, sehingga mudah longsor.
     
Longsor sampah yang terjadi 2012 lalu, lanjut Nali, pernah merenggut nyawa seorang pemulung yang tertimbun di Zona IV yang saat ini sudah ditutup karena penuh.

Ketika itu, bebernya, seorang pemulung bernama Amin (53) dinyatakan tewas setelah terimbun sampah sebanyak 50 meter persegi. Tubuh pemulung itu melepuh akibat terkena gas metan di bawah tumpukan sampah.

"Kejadian itu masih membuat sejumlah pemulung, termasuk saya  khawatir peristiwa itu terjadi lagi," ungkapnya.

Dikatakan Nali, bukit sampah yang saat ini masih beroperasi adalah Zona V di bagian selatan TPA dengan ketinggian sekitar 20 meter.

"Hampir setiap hari tumpukan sampah di zona itu longsor, khususnya saat hujan deras berlangsung," urai Nali.

Sejumlah pemulung mengaku tidak berani mendaki bukit sampah, karena ketinggian ideal tumpukan maksimal 15 meter.

"Pokoknya kalau ketinggian sampah sudah melebihi tiang listrik, saya tidak berani, apalagi saat hujan seperti ini," ucap Namin (33) pemulung lainnya.
     
Melihat kondisi tersebut, Namin pun berharap Pemerintah Kota Bekasi lebih serius dalam menata tumpukan sampah agar aman bagi para pemulung dalam mencari nafkah.

"Mudah-mudahan sampahnya bisa dirapikan, khususnya sampah yang longsor di Zona V," jelas Namin.

Namin mengaku, dirinya mengalami penurunan pendapatan hingga 50 persen selama mengais sampah di sisi bawah bukit akibat banyaknya pemulung serta sampah plastik yang sedikit.

"Memang yang banyak itu di bagian atas bukit, tapi kita takut terjadi longsor," tukas Namin. (Tnt/Edo)

Baca juga:

Jelang Natal, Pemulung Temukan Granat di Bandung

[VIDEO] Kreatif, Anak-anak Ini Buat Alat Musik dari Sampah

Pemulung Besi Raup Jutaan Rupiah di Bongkaran Waduk Pluit

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya