Masyarakat RI Paling Percaya Produk Jepang

Produk asal Jepang masih mendapatkan kepercayaan tertinggi dari masyarakat Indonesia.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 05 Feb 2014, 20:40 WIB
Masyarakat Indonesia masih memiliki kepercayaan tinggi terhadap produk asal negara maju dibandingkan negara berkembang. Jepang menjadi salah satu negara yang produknya mendapatkan kepercayaan tertinggi dari masyarakat Indonesia.

"Masyarakat Indonesia masih lebih mempercayai perusahaan-perusahaan yang berasal dari negara maju daripada perusahaan berasal dari negara berkembang," ungkap CEO lembaga survey Internasional Edelman Trust Barometer, Stephen Lock saat ditemui di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Rabu (5/2/2014).

Dari hasil survei tersebut mencatat perusahaan multinasional asal Jepang merupakan yang paling dipercaya sebesar 96%, diikuti dengan perusahaan dari Jerman sebesar 93%, dan Inggris 92%.

Stephen menegaskan, ada satu negara yang di sisi lain menjadi negara investor masuk lima besar di Indonesia namun produknya kurang dipercayai oleh masyarakat Indonesia yaitu Korea Selatan.

Menurut Stephen, kurangnya kepercayaan terhadap produk negara ginseng itu bukan karena buruknya kualitas produk. Akan tetapi persepsi salah dari masyarakat Indonesia terhadap produk-produk asal Korea Selatan.

"Masyarakat Indonesia itu lebih salah persepsikan saja, jadi mereka mengira produk-produk yang sebenarnya asli Korea itu mereka persepsikan produk dari Jepang," kata Stephen.

Stephen menambahkan, bila sebuah bisnis ingin membangun kepercayaannya di Indonesia, isu-isu sosial masih menjadi poin-poin utama pembicaraan.

Variabel yang paling banyak diharapkan terkait kepercayaan publik adalah ‘Mendengarkan Pelanggan’, ‘Bertindak secara etis’, serta ‘Memperhatikan karyawan’ menduduki peringkat teratas untuk membangun kepercayaan.

Hal ini bertolak belakang dengan temuan rata-rata global, yang menyebutkan variabel utama kepercayaan publik adalah ‘Produk dan Jasa Berkualitas’ dan ‘Mendengarkan Pelanggan’ sebagai pendorong kepercayaan yang paling penting. (Yas/Ahm)

Baca juga:

Masyarakat Paling Tak Percaya Perusahaan BUMN

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya