Presiden Filipina Benigno S. Aquino III meminta dunia mendukung negaranya untuk melawan China yang terus berusaha mengklaim wilayah di Laut China Selatan. Aquino bahkan memberikan gambaran kegagalan negara Barat untuk mendukung Cekoslowakia melawan Hitler yang meminta tanah Ceko pada 1938.
Menurut Aquino, kondisi seperti Cekoslowakia itulah yang saat ini dihadapi oleh negaranya. Saat ini Filipina dipaksa menyerahkan wilayahnya sedikit demi sedikit kepada pihak asing yang jauh lebih kuat. Sehingga Filipina memerlukan dukungan asing yang lebih kuat untuk menegakkan hukum internasional untuk melawan China.
"Jika kita mengiyakan sesuatu yang kita yakini salah, apa ada jaminan bahwa kekeliruan itu tidak akan bertambah buruk dan melewati batas?" kata Aquino dikutip The New York Time, Rabu (15/2/2014).
"Pada titik mana Anda mengatakan sudah cukup? Dunia harus mengatakannya-ingat bahwa Sudetenland diserahkan untuk menenangkan Hitler untuk mencegah Perang Dunia II," tambah Aquino dalam wawancara yang dilakukan Selasa yang lalu itu.
Pemerintah China bereaksi keras atas pernyataan Aquini itu. Kantor berita Xinhua bahkan mengunggah tanggapan pemerintah China yang menyayangkan pernyataan Aquino itu. Klaim China atas wilayah di Laut China Selatan yang diperebutkan itu disebut memiliki dasar sejarah.
Tanggapan dari China itu juga menyatakan pemimpin Filipina yang matang dan profesional harusnya bisa berbuat lebih baik untuk negaranya untuk mencari solusi sengketa wilayah dengan China melalui dialog dan konsultasi.
Pernyataan Aquino ini disampaikan dua minggu setelah Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe membandingkan hubungan China-Jepang dengan situasi di Eropa menjelang Perang Dunia I. China dan Jepang memang sedang berebut wilayah kepulauan di Laut China Timur. Dalam beberapa kesempatan kapal militer keduanya pernah berhadap-hadapan di wilayah itu.
Seperti di Laut China Timur, China juga mengklaim wilayah Laut China Selatan yang diyakini kaya minyak dan gas alam. Klaim ini ditentang oleh Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Taiwan.
Dalam beberapa tahun terakhir China memang terus meningkatkan kekuatan militernya di wilayah laut China Selatan. Ketegangan diplomatik dengan sejumlah negara di Asia Tenggara pun terjadi. Filipina sebenarnya telah menggugat China ke PBB atas konflik Laut China Selatan itu. Namun China menolak terlibat dalam proses itu.
Aquino mengakui kemampuan militer negaranya memang paling lemah di antara negara-negara di Asia Tenggara. Namun dia menegaskan tidak akan menyerahkan sejengkal pun wilayahnya kepada China. Oleh sebab itu, Aquino berharap bantuan dunia internasional untuk menghadapi China.
"Anda mungkin punya kekuatan, tapi itu tidak lantas membuat Anda benar," tutur Aquino. (Eks)
Baca juga:
SBY: Peran Jepang Harus Sinergi dengan Stabilitas Kawasan
Penerbit Malaysia Tolak Perpanjangan Anti Dumping Kertas Koran
Banjir Filipina Terjang Korban Topan Haiyan, 42 Tewas 65 Terluka
Menurut Aquino, kondisi seperti Cekoslowakia itulah yang saat ini dihadapi oleh negaranya. Saat ini Filipina dipaksa menyerahkan wilayahnya sedikit demi sedikit kepada pihak asing yang jauh lebih kuat. Sehingga Filipina memerlukan dukungan asing yang lebih kuat untuk menegakkan hukum internasional untuk melawan China.
"Jika kita mengiyakan sesuatu yang kita yakini salah, apa ada jaminan bahwa kekeliruan itu tidak akan bertambah buruk dan melewati batas?" kata Aquino dikutip The New York Time, Rabu (15/2/2014).
"Pada titik mana Anda mengatakan sudah cukup? Dunia harus mengatakannya-ingat bahwa Sudetenland diserahkan untuk menenangkan Hitler untuk mencegah Perang Dunia II," tambah Aquino dalam wawancara yang dilakukan Selasa yang lalu itu.
Pemerintah China bereaksi keras atas pernyataan Aquini itu. Kantor berita Xinhua bahkan mengunggah tanggapan pemerintah China yang menyayangkan pernyataan Aquino itu. Klaim China atas wilayah di Laut China Selatan yang diperebutkan itu disebut memiliki dasar sejarah.
Tanggapan dari China itu juga menyatakan pemimpin Filipina yang matang dan profesional harusnya bisa berbuat lebih baik untuk negaranya untuk mencari solusi sengketa wilayah dengan China melalui dialog dan konsultasi.
Pernyataan Aquino ini disampaikan dua minggu setelah Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe membandingkan hubungan China-Jepang dengan situasi di Eropa menjelang Perang Dunia I. China dan Jepang memang sedang berebut wilayah kepulauan di Laut China Timur. Dalam beberapa kesempatan kapal militer keduanya pernah berhadap-hadapan di wilayah itu.
Seperti di Laut China Timur, China juga mengklaim wilayah Laut China Selatan yang diyakini kaya minyak dan gas alam. Klaim ini ditentang oleh Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Taiwan.
Dalam beberapa tahun terakhir China memang terus meningkatkan kekuatan militernya di wilayah laut China Selatan. Ketegangan diplomatik dengan sejumlah negara di Asia Tenggara pun terjadi. Filipina sebenarnya telah menggugat China ke PBB atas konflik Laut China Selatan itu. Namun China menolak terlibat dalam proses itu.
Aquino mengakui kemampuan militer negaranya memang paling lemah di antara negara-negara di Asia Tenggara. Namun dia menegaskan tidak akan menyerahkan sejengkal pun wilayahnya kepada China. Oleh sebab itu, Aquino berharap bantuan dunia internasional untuk menghadapi China.
"Anda mungkin punya kekuatan, tapi itu tidak lantas membuat Anda benar," tutur Aquino. (Eks)
Baca juga:
SBY: Peran Jepang Harus Sinergi dengan Stabilitas Kawasan
Penerbit Malaysia Tolak Perpanjangan Anti Dumping Kertas Koran
Banjir Filipina Terjang Korban Topan Haiyan, 42 Tewas 65 Terluka