Lokasi pengungsian warga korban erupsi Gunung Sinabung Kabupaten Tanah Karo di Desa Telagah, Kecamatan Sei Bingei, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, menyediakan dua bilik asmara untuk pasangan suami istri. Bukan dari papan ataupun tembok, bilik asmara itu dibangun dari tenda.
"Ya disediakan dua bilik asmara di lokasi pengungsian. Yang boleh masuk ke tenda tersebut hanya pasangan suami istri yang sah, selain itu tidak dibenarkan masuk," kata Koordinator Penampungan Pengungsi Suranta Sitepu di Sei Bingei, Rabu (5/2/2014).
Suranta mengaku tidak tahu siapa yang menginstruksikan pembangunan bilik asmara ini. Namun yang jelas dua tenda ini sering dipakai pengungsi untuk melakukan hubungan biologis.
Sebelumnya, kata Suranta, kedua tenda ini merupakan tenda oleh petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Langkat untuk memantau pengungsi yang masuk maupun pengungsi yang keluar.
Suranta menambahkan, kedua tenda berbentuk keong ini sudah dikenal warga pengungsi sebagai bilik asmara, dan kerap digunakan oleh pengungsi yang berstatus suami istri. "Pada intinya tidak sembarangan orang yang mempergunakannya," tegas Suranta.
Bilik asmara dari tenda ini dipakai secara bergiliran sesuai aturan posko. Setiap pasangan suami istri yang hendak memakai tenda harus melapor ke kordinator posko. "Setiap harinya kedua tenda ini dijaga relawan untuk tidak disalahgunakan," ujar dia.
Suranta juga menjelaskan bahwa sekarang ini ada 726 pengungsi yang berada dilokasi pengungsian yang terdiri dari 225 kepala keluarga. (Ant/Eks)
"Ya disediakan dua bilik asmara di lokasi pengungsian. Yang boleh masuk ke tenda tersebut hanya pasangan suami istri yang sah, selain itu tidak dibenarkan masuk," kata Koordinator Penampungan Pengungsi Suranta Sitepu di Sei Bingei, Rabu (5/2/2014).
Suranta mengaku tidak tahu siapa yang menginstruksikan pembangunan bilik asmara ini. Namun yang jelas dua tenda ini sering dipakai pengungsi untuk melakukan hubungan biologis.
Sebelumnya, kata Suranta, kedua tenda ini merupakan tenda oleh petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Langkat untuk memantau pengungsi yang masuk maupun pengungsi yang keluar.
Suranta menambahkan, kedua tenda berbentuk keong ini sudah dikenal warga pengungsi sebagai bilik asmara, dan kerap digunakan oleh pengungsi yang berstatus suami istri. "Pada intinya tidak sembarangan orang yang mempergunakannya," tegas Suranta.
Bilik asmara dari tenda ini dipakai secara bergiliran sesuai aturan posko. Setiap pasangan suami istri yang hendak memakai tenda harus melapor ke kordinator posko. "Setiap harinya kedua tenda ini dijaga relawan untuk tidak disalahgunakan," ujar dia.
Suranta juga menjelaskan bahwa sekarang ini ada 726 pengungsi yang berada dilokasi pengungsian yang terdiri dari 225 kepala keluarga. (Ant/Eks)