Mahasiswi di sebuah perguruan tinggi wanita Wellesley College, Ameriksa Serikat resah gara-gara penampakan
pria yang hanya bercelana dalam di tengah jalanan bersalju menuju kampus. Sosok pria sleepwalker --berjalan dalam tidur-- yang tak berbusana lengkap itu dianggap menggangu pemandangan.
Penampakan itu yang sebuah patung berukuran manusia itu, akhirnya memicu protes beberapa mahasiswi. Namun, pihak kampus tak sependapat. Justru menanggap patung sleepwalker itu merupakan bagian dari proses intelektual.
Seperti dikutip Liputan6.com dari News.com.au, Kamis (6/2/2014), patung ini merupakan bagian dari sebuah pameran, karya pematung Tony Matelli di Wellesley College. Penempatannya di daerah sibuk kampus pada hari Senin 3 Februari, 'berbuah' petisi untuk menyingkirkan patung itu secara online.
Patung itu disebut sebagai sumber kecemasan, ketakutan, dan memicu pemikiran mengenai kekerasan seksual bagi banyak orang. Begitu bunyi petisi yang memiliki hampir 300 tanda tangan pada hari Rabu 5 Februari 2014.
Sementara Rektor H Kim Bottomly dan Direktur Museum Lisa Fischman, justru mengeluarkan pernyataan berseberangan, menentang petisi.
"Karya-karya terbaik seni memiliki kekuatan untuk merangsang emosi yang sangat pribadi, dan untuk memprovokasi ide-ide baru yang tak terduga, tidak terkecuali patung ini," ungkap Kim dan Lisa.
Patung itu "telah memulai percakapan berapi-api tentang seni, gender, seksualitas dan pengalaman individu, baik di kampus dan di media sosial," tambah mereka.
"Patung ini ditempatkan di luar ruangan untuk mendapatkan reaksi, dan untuk menghubungkan pameran indoor dengan dunia luar," jelas Lisa.
Seorang siswa mengatakan kepada The Boston Globe, bahwa ia panik saat pertama kalinya melihat patung telanjang itu. Dan sempat berpikir bahwa itu adalah pria asli bukan patung pameran.
"Ini bisa menjadi pemicu bagi siswa mengalami kekerasan seksual," ungkap Bridget Schreiner. (Tnt/Ein)
Baca juga:
pria yang hanya bercelana dalam di tengah jalanan bersalju menuju kampus. Sosok pria sleepwalker --berjalan dalam tidur-- yang tak berbusana lengkap itu dianggap menggangu pemandangan.
Penampakan itu yang sebuah patung berukuran manusia itu, akhirnya memicu protes beberapa mahasiswi. Namun, pihak kampus tak sependapat. Justru menanggap patung sleepwalker itu merupakan bagian dari proses intelektual.
Seperti dikutip Liputan6.com dari News.com.au, Kamis (6/2/2014), patung ini merupakan bagian dari sebuah pameran, karya pematung Tony Matelli di Wellesley College. Penempatannya di daerah sibuk kampus pada hari Senin 3 Februari, 'berbuah' petisi untuk menyingkirkan patung itu secara online.
Patung itu disebut sebagai sumber kecemasan, ketakutan, dan memicu pemikiran mengenai kekerasan seksual bagi banyak orang. Begitu bunyi petisi yang memiliki hampir 300 tanda tangan pada hari Rabu 5 Februari 2014.
Sementara Rektor H Kim Bottomly dan Direktur Museum Lisa Fischman, justru mengeluarkan pernyataan berseberangan, menentang petisi.
"Karya-karya terbaik seni memiliki kekuatan untuk merangsang emosi yang sangat pribadi, dan untuk memprovokasi ide-ide baru yang tak terduga, tidak terkecuali patung ini," ungkap Kim dan Lisa.
Patung itu "telah memulai percakapan berapi-api tentang seni, gender, seksualitas dan pengalaman individu, baik di kampus dan di media sosial," tambah mereka.
"Patung ini ditempatkan di luar ruangan untuk mendapatkan reaksi, dan untuk menghubungkan pameran indoor dengan dunia luar," jelas Lisa.
Seorang siswa mengatakan kepada The Boston Globe, bahwa ia panik saat pertama kalinya melihat patung telanjang itu. Dan sempat berpikir bahwa itu adalah pria asli bukan patung pameran.
"Ini bisa menjadi pemicu bagi siswa mengalami kekerasan seksual," ungkap Bridget Schreiner. (Tnt/Ein)
Baca juga:
Remaja 19 Tahun Terjebak di Tubuh Anak 2 Tahun
Heboh `Kelinci` Tersembunyi di Lubang Telinga Patung Mandela
Advertisement
Replika Janin Dalam Kandungan Kini Bisa Anda Dapatkan
Baca Juga