Uang Indonesia Masih Andalkan Kertas Impor

Nilai importasi kertas untuk bahan baku uang dikabarkan mencapai triliunan rupiah.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 06 Feb 2014, 14:45 WIB
Sebagai salah perusahaan milik pemerintah, Perum Peruri diimbau untuk tidak lagi mengimpor kertas sebagai hal bahan dasar pembuatan uang.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan meminta jajaran direksi Perum Peruri untuk menginvestigasi negara penghasil kertas terbaik. Selanjutnya, perusahaan diminta untuk belajar dari negara tersebut.

"Saya minta Peruri cari info, sekarang ini Indonesia masih impor kertas apa saja, kalau bisa Peruri membuat kertas yang selama ini impor, karena Peruri SDM punya, lahan punya, uang punya, tinggal tekhnologi, itu kan bisa beli," kata Dahlan saat ditemui di Kantor Pusat Perum Peruri, Jakarta, Kamis (6/2/2014).

Dahlan menambahkan pengembangan pabrik kertas bisa dilakukan perseroan karena dana internal perusahaan yang saat ini 'menganggur' mencapai hampir Rp 1 triliun.

Dengan berdirinya pabrik kertas khusus bahan dasar pembuatan mata uang, Indonesia dipastikan bisa menghemat pengeluaran negara hingga triliunan rupiah.

"Saya dengar karena nilai impornya mencapai triliunan, itu kan lebih berharga kalau dibuat di dalam negeri, kalau swasta kan agak sulit," kata mantan direktur utama PLN ini.

Pada bagian lain, Dahlan berpesan agar Peruri agar lebih berhati-hati dalam menjalin kerjasama proyek pengembangan gedung (tower) yang sebelumnya pernah direncanakannya.(Yas/Shd)

Baca juga

RI Lebih Dulu Punya Uang Plastik Dibanding Negara Lain

Peruri Sanggup Cetak Emas 1 Ton

Cetak Uang Rupiah Lebih Susah Ketimbang Rupee & Peso

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya