Kepolisian Hong Kong berhasil menjinakkan bom seberat 900 kilogram, sisa Perang Dunia II. Ini adalah bahan peledak terbesar dari masa perang yang ditemukan di kota tersebut.
Temuan bom tersebut sempat memicu panik. Lebih dari 2.000 orang dievakuasi saat bom ditemukan di situs konstruksi di Distrik Happy Valley, Kamis petang.
Bom berjenis AN-M66 tersebut mengandung 450 kilogram bahan material peledak -- di luar cangkang bom.
Bom tersebut diduga dijatuhkan Angkatan Laut Amerika Serikat atau US Navy selama Perang Dunia II, ketika Jepang menduduki wilayah yang dulu merupakan koloni Inggris itu.
Petugas penjinak bom senior, Jimmy Yuen mengatakan, proses penjinakan butuh waktu lama. Sebab, ada masalah teknis saat mengebor bom tersebut. Juga karena banyaknya bahan peledak yang ada di dalamnya.
"Karena bahan peledak di dalamnya sangat sensitif, kami harus memotong cangkang bom di lingkungan bersuhu rendah, sehingga prosesnya membutuhkan waktu lebih lama dari yang diharapkan," kata dia, seperti dimuat BBC, Jumat (7/2/2014).
Tim juga menggunakan karung berisi pasir dalam jumlah besar, juga menggali lubang di tanah untuk melindungi bangunan di dekatnya. Akhirnya, bahan peledak dalam bom habis dibakar selama 2 jam dan 20 menit.
Bagaimana jika bom itu sampai meledak? Apa yang akan terjadi?
Jimmy Yuen mengatakan, jika sampai terjadi dampak mematikan bisa terjadi dalam radius lebih dari 10 meter. Gedung-gedung di dekatnya niscaya bisa rusak.
Normal Jumat Pagi
Setelah bom dipastikan jinak, sejumlah hotel dan fasilitas lain di Happy Valley dibuka kembali Jumat pagi. Demikian Liputan6.com kutip dari situs South China Morning Post.
Namun sebelumnya, lebih dari 2.000 orang, termasuk tamu di Cosmopolitan Hotel dan Cosmo Hotel, dievakuasi pada Kamis malam setelah bom itu ditemukan di lokasi konstruksi di Hau Tak Lane.
Hotel dan bangunan, serta Terowongan Aberdeen, juga dibuka kembali sekitar pukul 07.30 pada hari Jumat. (Ein/Tnt)
Baca juga:
Gadis Cantik Indonesia di Balik Tenggelamnya Kapal Nazi di Jawa?
Akhir Hidup `Prajurit Jepang Terakhir yang Menolak Menyerah`
PM Jepang Kunjungi Kuil Kontroversial Arwah `Penjahat Perang`
Temuan bom tersebut sempat memicu panik. Lebih dari 2.000 orang dievakuasi saat bom ditemukan di situs konstruksi di Distrik Happy Valley, Kamis petang.
Bom berjenis AN-M66 tersebut mengandung 450 kilogram bahan material peledak -- di luar cangkang bom.
Bom tersebut diduga dijatuhkan Angkatan Laut Amerika Serikat atau US Navy selama Perang Dunia II, ketika Jepang menduduki wilayah yang dulu merupakan koloni Inggris itu.
Petugas penjinak bom senior, Jimmy Yuen mengatakan, proses penjinakan butuh waktu lama. Sebab, ada masalah teknis saat mengebor bom tersebut. Juga karena banyaknya bahan peledak yang ada di dalamnya.
"Karena bahan peledak di dalamnya sangat sensitif, kami harus memotong cangkang bom di lingkungan bersuhu rendah, sehingga prosesnya membutuhkan waktu lebih lama dari yang diharapkan," kata dia, seperti dimuat BBC, Jumat (7/2/2014).
Tim juga menggunakan karung berisi pasir dalam jumlah besar, juga menggali lubang di tanah untuk melindungi bangunan di dekatnya. Akhirnya, bahan peledak dalam bom habis dibakar selama 2 jam dan 20 menit.
Bagaimana jika bom itu sampai meledak? Apa yang akan terjadi?
Jimmy Yuen mengatakan, jika sampai terjadi dampak mematikan bisa terjadi dalam radius lebih dari 10 meter. Gedung-gedung di dekatnya niscaya bisa rusak.
Normal Jumat Pagi
Setelah bom dipastikan jinak, sejumlah hotel dan fasilitas lain di Happy Valley dibuka kembali Jumat pagi. Demikian Liputan6.com kutip dari situs South China Morning Post.
Namun sebelumnya, lebih dari 2.000 orang, termasuk tamu di Cosmopolitan Hotel dan Cosmo Hotel, dievakuasi pada Kamis malam setelah bom itu ditemukan di lokasi konstruksi di Hau Tak Lane.
Hotel dan bangunan, serta Terowongan Aberdeen, juga dibuka kembali sekitar pukul 07.30 pada hari Jumat. (Ein/Tnt)
Baca juga:
Gadis Cantik Indonesia di Balik Tenggelamnya Kapal Nazi di Jawa?
Akhir Hidup `Prajurit Jepang Terakhir yang Menolak Menyerah`
PM Jepang Kunjungi Kuil Kontroversial Arwah `Penjahat Perang`