Sejumlah pebulu tangkis muda tampil luar biasa dalam ajang Djarum Superliga 2014 yang berlangsung di Surabaya, Jawa Timur, 3 sampai 9 Februari. Salah satu yang menonjol adalah Setyaldi Putra Wibowo. Pemain Guna Dharma Bandung ini membuat kejutan dengan mengalahkan lawan-lawan yang di atas kertas jauh lebih dijagokan darinya.
Di laga penyisihan, pemain kelahiran Semarang, 29 Desember 1944, yang berada di peringkat 225 dunia ini menang atas Robin Gonansa dari Koh Bros Singapore (ranking 119 dunia), Alamsyah Yunus dari Musica Flypower Champion (ranking 51 dunia), dan Takuma Ueda dari Unisys Japan (ranking 17 dunia).
"Penampilan pemain-pemain muda, seperti Setyaldi memang luar biasa. Dia bisa menang dari pemain-pemain yang lebih diunggulkan. Kami berharap ada perhatian dari PBSI kepada pemain-pemain muda untuk dipertimbangkan kembali bergabung ke tim nasional," kata manajer tim Guna Dharma Bandung Yudi Iskandar seperti dikutip Badminton Indonesia, Jumat (7/2/2014).
Di ganda putri ada Rosyita Eka Putri Sari dan Melati Daeva Oktavianti dari Djarum Kudus yang berduet dengan pemain kawakan seperti Vita Marissa dan Liliyana Natsir. Buat Rosyita, berpasangan dengan Vita seperti mimpi yang jadi kenyataan.
"Dulu saat masih kecil, saya suka menonton pertandingan Cik Vita di televisi. Waktu di Djarum Sirkuit Nasional, saya juga sering berharap untuk bisa bertanding melawan Cik Vita. Eh sekarang malah dapat kesempatan jadi pasangannya. Rasanya kaget, saya pikir Cik Vita akan bermain dengan Cik Butet (Liliyana Natsir)," kata Rosyita, pemain kelahiran Sleman, 6 Juli 1996.
"Cik Vita kayaknya sadar kalau saya sempat kagok di awal-awal. Dia minta saya untuk konsentrasi satu demi satu poin. Kata Cik Vita, satu poin itu mahal harganya."
Senada dengan Rosyita, Melati juga tak menyangka dirinya akan dipartnerkan dengan pemain sekelas Liliyana Natsir. Begitu banyak ilmu yang didapat pemain kelahiran Serang, 26 Oktober 1994, ini dari seorang Liliyana.
"Cik Butet banyak kasih tahu cara main dan cara mengembalikan bola yang tidak menyusahkan pasangan. Pemain senior seperti dia kan punya akurasi pukulan yang lebih matang. Cik Butet juga tidak jarang memuji kalau pukulan saya menghasilkan poin. Katanya "bagus, siap terus ya!'" ujar Melati.
Duet Vita/Rosyita menghasilkan poin bagi tim Djarum Kudus saat menghadapi Taiwan Cooperative Bank dan Gifu Tricky Panders. Sementara Liliyana/Melati membungkam ganda putri Jepang dari tim Renesas.
Meski petualangan Setyaldi, Rosyita, dan Melati harus terhenti karena tim mereka gagal melaju ke semifinal, para pemain muda ini telah mendapat pelajaran berharga dari ajang Djarum Superliga Badminton 2014.(Bog)
Baca Juga:
Musica Flypower Champion Lolos ke Semifinal Djarum Superliga
Nadal Mundur dari Turnamen ATP di Buenos Aires
Muenchen Bersedia Lepas Pemain Buruan MU, Asalkan...
Tak Mau Kalah dari Beckham, Giggs-Neville Patungan Tawar Klub
Saksikan Nobar Liverpool Vs Arsenal Bersama Liputan6.com
Di laga penyisihan, pemain kelahiran Semarang, 29 Desember 1944, yang berada di peringkat 225 dunia ini menang atas Robin Gonansa dari Koh Bros Singapore (ranking 119 dunia), Alamsyah Yunus dari Musica Flypower Champion (ranking 51 dunia), dan Takuma Ueda dari Unisys Japan (ranking 17 dunia).
"Penampilan pemain-pemain muda, seperti Setyaldi memang luar biasa. Dia bisa menang dari pemain-pemain yang lebih diunggulkan. Kami berharap ada perhatian dari PBSI kepada pemain-pemain muda untuk dipertimbangkan kembali bergabung ke tim nasional," kata manajer tim Guna Dharma Bandung Yudi Iskandar seperti dikutip Badminton Indonesia, Jumat (7/2/2014).
Di ganda putri ada Rosyita Eka Putri Sari dan Melati Daeva Oktavianti dari Djarum Kudus yang berduet dengan pemain kawakan seperti Vita Marissa dan Liliyana Natsir. Buat Rosyita, berpasangan dengan Vita seperti mimpi yang jadi kenyataan.
"Dulu saat masih kecil, saya suka menonton pertandingan Cik Vita di televisi. Waktu di Djarum Sirkuit Nasional, saya juga sering berharap untuk bisa bertanding melawan Cik Vita. Eh sekarang malah dapat kesempatan jadi pasangannya. Rasanya kaget, saya pikir Cik Vita akan bermain dengan Cik Butet (Liliyana Natsir)," kata Rosyita, pemain kelahiran Sleman, 6 Juli 1996.
"Cik Vita kayaknya sadar kalau saya sempat kagok di awal-awal. Dia minta saya untuk konsentrasi satu demi satu poin. Kata Cik Vita, satu poin itu mahal harganya."
Senada dengan Rosyita, Melati juga tak menyangka dirinya akan dipartnerkan dengan pemain sekelas Liliyana Natsir. Begitu banyak ilmu yang didapat pemain kelahiran Serang, 26 Oktober 1994, ini dari seorang Liliyana.
"Cik Butet banyak kasih tahu cara main dan cara mengembalikan bola yang tidak menyusahkan pasangan. Pemain senior seperti dia kan punya akurasi pukulan yang lebih matang. Cik Butet juga tidak jarang memuji kalau pukulan saya menghasilkan poin. Katanya "bagus, siap terus ya!'" ujar Melati.
Duet Vita/Rosyita menghasilkan poin bagi tim Djarum Kudus saat menghadapi Taiwan Cooperative Bank dan Gifu Tricky Panders. Sementara Liliyana/Melati membungkam ganda putri Jepang dari tim Renesas.
Meski petualangan Setyaldi, Rosyita, dan Melati harus terhenti karena tim mereka gagal melaju ke semifinal, para pemain muda ini telah mendapat pelajaran berharga dari ajang Djarum Superliga Badminton 2014.(Bog)
Baca Juga:
Musica Flypower Champion Lolos ke Semifinal Djarum Superliga
Nadal Mundur dari Turnamen ATP di Buenos Aires
Muenchen Bersedia Lepas Pemain Buruan MU, Asalkan...
Tak Mau Kalah dari Beckham, Giggs-Neville Patungan Tawar Klub
Saksikan Nobar Liverpool Vs Arsenal Bersama Liputan6.com